Chereads / Peace Hunter / Chapter 231 - Chapter 231 : Divine Water Elemental Spirits, Undine

Chapter 231 - Chapter 231 : Divine Water Elemental Spirits, Undine

Nona Violetta terus menatap kedua tangannya yang terluka setelah diserang oleh Rid. Kedua tangan itu nampak gemetar dengan cukup hebat dan tatapan mata nona Violetta pun nampak kosong saat menatap kedua tangannya itu. Apa yang dialami nona Violetta saat ini sama seperti seseorang yang sedang mengalami trauma. Benar, nona Violetta memang mengalami trauma saat ini. Dia mendapatkan trauma sejak pergi dia berada di Holy Kingdom. Karena trauma inilah yang membuat dia memutuskan untuk kembali ke kerajaan San Fulgen. Alasan dia mendapatkan trauma ini ada hubungannya dengan pertarungan terakhir yang dia lakukan dengan seorang 'makhluk' yang sangat kuat.

-

~Flashback~

Sekitar 3 minggu yang lalu, di sebuah kota kecil yang berada di wilayah Holy Kingdom, Svetais.

Terlihat hampir sebagian besar bagian kota itu sudah hancur. Kota itu juga dibanjiri oleh air yang sangat tinggi yang membuat beberapa bangunan di kota itu tenggelam. Terlihat ada banyak orang yang tewas dengan mengapung di air banjir itu bersama dengan puing-puing bangunan yang sudah hancur.

Air banjir yang membanjiri kota itu perlahan bergerak menuju sebuah sungai yang berada tidak jauh dari kota itu. Aliran air yang bergerak menuju sungai itu juga membawa orang-orang dan puing-puing bangunan yang hancur itu. Tidak hanya di air banjir itu saja, mayat orang-orang yang sudah tewas juga banyak tersebar di atas bangunan-bangunan yang rusak yang belum tenggelam karena air banjir itu.

Lalu dua orang yang mengenakan jubah panjang berwarna putih pun datang ke kota itu. Selain mengenakan jubah berwarna putih, seragam yang mereka berdua kenakan juga berwarna putih dan berpadu dengan sedikit warna emas. Di belakang jubah yang mereka kenakan terdapat sebuah gambar yang menyerupai huruf 'I' berukuran besar berwarna emas dengan dua pasang sayap berwarna putih di bagian kanan dan kiri huruf 'I' tersebut. Satu dari dua orang tersebut merupakan seorang Elf pria yang membawa sebuah pedang berukuran sedang di pinggangnya. Dia juga membawa sebuah busur panah di punggungnya. Sementara satu orang lagi merupakan seorang manusia perempuan yang membawa sebuah pedang yang sarung pedangnya dipenuhi oleh banyak motif bunga, orang itu merupakan nona Violetta.

"Parah sekali. Tidak hanya kota-kota yang lain, tapi kota ini juga bernasib sama. Siapa yang berani melakukan ini di wilayah Holy Kingdom ?," tanya pria Elf tersebut.

"Siapapun yang melakukan ini, kita akan langsung mengeksekusinya apabila kita menemukan pelakunya. Untuk sekarang, lebih baik kita periksa ke sekeliling kota terlebih dahulu, Lucas. Mungkin kita bisa menemukan ada orang yang selamat," ucap nona Violetta.

Nama Elf pria tersebut adalah Lucas.

"Baiklah," ucap Lucas.

Mereka berdua pun mulai memeriksa ke sekeliling kota dengan melompati bangunan dan reruntuhan bangunan yang masih belum tenggelam di air banjir tersebut. Namun mereka belum menemukan satu orang pun yang selamat di kota itu, mereka hanya menemukan banyak mayat yang ada di atas bangunan dan juga yang mengapung di air banjir itu. Mereka terus memeriksa kota itu sampai akhirnya mereka sampai di bagian tengah kota itu. Di bagian tengah kota itu, ada satu bangunan yang sangat tinggi dibandingkan bangunan yang lain. Bangunan itu masih kokoh berdiri meskipun mengalami kerusakan yang cukup berat. Nona Violetta dan Lucas pergi mendekati bangunan yang tinggi itu. Lalu mereka melihat ada seseorang yang sedang duduk di pinggir atap bangunan yang tinggi itu.

"Siapa itu ?," tanya nona Violetta.

"Ayo kita mendekatinya," ucap Lucas.

Mereka pun melompat ke atas bangunan yang tinggi itu, lalu mereka pun berhasil mendekati orang yang misterius itu. Nona Violetta dan Lucas saat ini tengah berdiri di belakang orang yang sedang duduk itu. Dilihat dari dekat, ternyata orang itu merupakan seorang wanita yang memakai pakaian dengan perpaduan putih dan biru tua. Rambut wanita itu juga berwarna biru tua.

"Siapa kalian ?," tanya wanita itu tanpa menengok ke belakang.

"Harusnya kami yang bertanya kepadamu. Siapa kamu ? Apa kamu yang menghancurkan kota ini dan membunuh para penduduknya ? Tidak hanya kota ini, tetapi juga dengan kota lain," ucap nona Violetta.

"Kalau aku jawab 'iya', kalian berdua mau apa ?," tanya wanita itu.

Tanpa menjawab pertanyaan wanita itu, nona Violetta dengan cepat langsung menebas kepala wanita itu.

Kepala wanita itu pun terpisah dari badannya.

"Bukankah tidak sopan langsung memotong kepalaku seperti ini tanpa peringatan apa-apa ?," tanya wanita itu.

Meskipun kepalanya sudah terpotong, kepala wanita itu masih dapat berbicara. Hal itu membuat nona Violetta dan Lucas terkejut.

"Apa-apaan itu ?," tanya nona Violetta yang terkejut.

Kepala wanita yang tertebas itu pun perlahan berubah menjadi sekumpulan air. Lalu pada tubuh wanita yang tertebas itu, sekumpulan air tiba-tiba muncul dari leher wanita yang tertebas itu. Sekumpulan air itu perlahan membentuk kembali kepala wanita itu. Setelah kepalanya mulai terbentuk kembali, wanita itu pun bangkit dari duduknya dan berbalik untuk melihat nona Violetta dan Lucas. Terlihat jelas wajah wanita itu setelah dia berbalik, wajahnya sangat cantik dan matanya juga sangat indah. Bola matanya berwarna biru tua sama seperti warna rambutnya.

"Siapa kamu sebenarnya ?," tanya nona Violetta.

"Sebelum aku menjawab pertanyaanmu, izinkan aku bertanya kepada kalian terlebih dahulu. Dilihat dari seragam yang kalian kenakan, kalian merupakan Holy Knights ya ?," tanya wanita itu.

"Itu benar, kami berdua merupakan Holy Knights. Kami datang kesini untuk mencari pelaku yang menghancurkan beberapa kota di Holy Kingdom. Sekarang katakan, siapa kamu sebenarnya ?," ucap nona Violetta.

Nona Violetta dan Lucas nampak waspada. Mereka terlihat sedang memegang pedang milik mereka masing-masing sambil memasang kuda-kusa untuk menyerang.

"Namaku adalah Undine, apa itu sudah cukup untuk menjawab pertanyaan kalian ?," tanya Undine.

"Undine ? Sepertinya aku pernah mendengar tentang nama itu," ucap Lucas.

"Apa tujuanmu datang kesini ?," tanya nona Violetta.

"Bukankah aku sudah bilang tadi kalau aku yang menghancurkan kota ini, jadi tentu saja tujuanku datang kes-," ucap Undine.

Belum sempat Undine selesai berbicara, tiba-tiba kepala dan pinggangnya terpotong karena ditebas oleh nona Violetta.

"Kamu benar-benar tidak sopan ya. Setidaknya biarkan aku menyelesaikan perkataanku terlebih dahulu. Dan setidaknya beritahu nama kalian berdua setelah aku sudah memberitahu namaku terlebih dahulu tadi," ucap Undine.

Tubuh Undine saat ini terpotong menjadi 3 bagian, meskipun begitu, dia masih bisa berbicara meskipun tubuhnya terpotong.

"Kami tidak perlu memberitahu nama kami kepada 'pendosa besar' sepertimu," ucap nona Violetta.

"Sayang sekali jika kalian tidak memberitahu nama kalian. Tapi yah, kalau dipikir-pikir sepertinya aku juga tidak perlu mengetahui nama kalian. Aku tidak perlu mengetahui nama orang yang sebentar lagi akan mati," ucap Undine.

Tiba-tiba kaki Undine yang tubuh utamanya sudah terpotong langsung menendang nona Violetta dengan cepat. Namun, sebelum kaki milik Undine mengenai tubuh nona Violetta, tiba-tiba kakinya berubah menjadi seekor Naga air dengan badan yang panjang.

~Water Spirit Magic : Water Dragon's Roar Smash~

Nona Violetta tidak sempat bereaksi dengan serangan itu dan membuat dirinya terkena serangan itu dengan telak hingga membuatnya terhempas dan menabrak beberapa bangunan yang ada hingga hancur. Nona Violetta pun memuntahkan sejumlah darah dari mulutnya. Naga air itu terus membawa nona Violetta menabrak beberapa bangunan sampai akhirnya Naga air tersebut tiba-tiba meledak ketika menabrak suatu bangunan. Ledakan itu cukup besar, bangunan yang terkena ledakan dari Naga air tersebut pun langsung hancur. Nona Violetta yang sejak awal terbawa oleh Naga air itu pun juga terkena ledakan itu.

Lucas yang melihat ledakan yang cukup besar itu pun terkejut.

"Violetta!," teriak Lucas.

Lalu kepala dan badan Undine yang terpisah karena terpotong pun mulai berubah menjadi sekumpulan air. Kakinya yang semula berubah menjadi Naga air pun mulai kembali seperti semula. Lalu tubuh utama Undine perlahan mulai pulih kembali mulai dari pinggang hingga kepala.

"Aku tidak terlalu suka orang yang tidak sopan, jadi aku memutuskan untuk menyingkarkannya secepatnya. Aku tidak menyingkarkanmu secepatnya karena kamu terlihat cukup sopan karena tidak berusaha menyerangku secara tiba-tiba," ucap Undine kepada Lucas.

"Aku tahu kalau menyerangmu secara tiba-tiba pun tidak akan ada gunanya. Karena apapun serangan yang mengenaimu, serangan itu tidak bisa melukaimu, bukan begitu, 'Divine Water Elemental Spirit, Undine' ?," tanya Lucas.

"Sepertinya kamu sudah tahu siapa aku yang sebenarnya," ucap Undine.

"Awalnya aku merasa pernah tahu sesuatu tentang nama 'Undine'. Lalu setelah melihat tubuhmu yang berubah menjadi air setiap terkena serangan atau tebasan, aku jadi menyadari sesuatu. Hanya satu makhluk yang sulit untuk diserang tubuhnya, yaitu Roh. Dan dengan penampilanmu yang menyerupai manusia, hanya Roh tingkat tinggi saja lah yang bisa menggunakan penampilan itu. Lalu akhirnya aku mengingat kalau kamu, Undine merupakan salah satu dari Roh tingkat tinggi. Aku mengetahui tentang itu dari sebuah buku tentang Roh yang aku baca," ucap Lucas.

"Begitu ya, selamat karena telah mengingat tentangku," ucap Undine sambil bertepuk tangan.

"Aku ada pertanyaan untukmu, Undine. Kenapa Roh tingkat tinggi sepertimu datang kesini dan menghancurkan kota-kota ini ?," tanya Lucas.

"Hmmmm, anggap saja kalau aku menghancurkan kota ini hanya untuk bersenang-senang," ucap Undine.

"Bersenang-senang katamu ? Apa menurutmu menghancurkan kota dan membunuh para penduduk yang menghuni kota yang kamu hancurkan merupakan kesenangan bagimu ?," tanya Lucas yang mulai marah.

"Itu benar. Aku tidak peduli dengan mereka yang aku bunuh selagi aku merasa senang. Aku hanya memperdulikan diriku sendiri, aku tidak peduli pada makhluk lemah seperti kalian," ucap Undine.

"Keparat kau, Undine!," ucap Lucas.

Lucas pun bersiap menyerang Undine, tapi tiba-tiba nona Violetta datang dan langsung menusuk Undine tepat di dada kirinya.

~Flower Sword Art : Chaenomeles Thorn Thrust~

Dada kiri Undine pun langsung berlubang setelah terkena serangan tusukan itu. Undine pun juga langsung terdorong mundur sampai hampir jatuh dari atap bangunan itu.

"Violetta, kamu tidak apa-apa ?," tanya Lucas yang terkejut dengan kehadiran nona Violetta.

"Untuk sekarang, aku tidak apa-apa. Tetapi tadi aku menggunakan 'Holy Potion' untuk menyembuhkan luka yang aku terima. Aku tidak menyangka hanya dengan satu serangan itu sudah cukup untuk membuatku terluka parah," ucap nona Violetta.

"Berapa banyak 'Holy Potion' yang masih kamu miliki ?," tanya Lucas.

"4 buah," ucap nona Violetta.

"Terlalu sedikit untuk persiapan melawannya," ucap Lucas.

"Melawan siapa ? bukankah wanita itu sudah berhasil aku bunuh ?," tanya nona Violetta.

"Tidak. Dia bukanlah makhluk yang bisa dibunuh hanya dengan membuat dadanya berlubang. Kamu pasti berpikir untuk menusuknya di dada kiri karena dada kiri merupakan lokasi jantung berada. Karena dia terlihat seperti manusia, makanya kamu berpikiran seperti itu. Tetapi dia bukanlah manusia, jadi jantungnya belum tentu berada di dada kirinya," ucap Lucas.

Dada kiri Undine yang berlubang perlahan mulai menutup kembali.

"Kamu kembali lagi ya, padahal aku sudah menghempaskanmu agar kamu tidak kembali lagi," ucap Undine.

Tapi nona Violetta tidak menanggapi perkataan Undine.

"Jadi apa yang harus kita lakukan ? Perintah 'Leader' adalah untuk membunuh pelaku penghancuran kota, tidak peduli siapapun itu," ucap nona Violetta.

Lucas berpikir sejenak lalu dia pun mulai berbicara.

"Aku punya rencana," ucap Lucas.

"Rencana apa itu ?," tanya nona Violetta.

"Aku mau kamu mengalihkan perhatiannya dan aku yang akan menebas dia. Aku punya suatu cara untuk mengalahkannya mengingat aku dulu juga pernah mengalahkan sebuah Roh," ucap Lucas.

"Baiklah," ucap nona Violetta.

"Kalau begitu aku serahkan kepadamu," ucap Lucas.

Nona Violetta pun melesat ke arah Undine dan langsung menebasnya kembali. Tetapi lagi-lagi Undine memulihkan tubuhnya kembali setelah ditebas oleh nona Violetta. Ketika tubuhnya sudah pulih kembali, Undine berniat menyerang nona Violetta dengan teknik yang sama dengan sebelumnya. Namun tiba-tiba sebuah panah melesat dengan cepat ke arah Undine. Undine tidak sempat menghindar dan membuatnya terkena panah itu dengan telak tepat di dadanya.

Panah itu menembus tubuh Undine secara perlahan. Lalu dada Undine tiba-tiba mulai membeku. Tidak hanya dadanya saja, seluruh tubuh Undine secara perlahan mulai membeku hingga akhirnya tubuh Undine membeku sepenuhnya.

"Bagaimana rasanya terkena ~Freezing Arrow~ milikku ? Tidak peduli kamu itu Roh tingkat tinggi atau bukan, jika tubuhmu berasal dari air, sudah pasti kamu akan membeku apabila bersentuhan dengan sihir es," ucap Lucas.

Lucas lalu memegang pedang berukuran sedang miliknya dan bersiap untuk menyerang Undine.

"Sekarang tinggal penyelesaian akhirnya. Mundur Violetta, biar aku yang menghabisinya," ucap Lucas.

Nona Violetta pun mundur dan Lucas langsung melesat ke arah tubuh Undine yang membeku. Lucas lalu melapisi pedang berukuran sedangnya itu dengan sihir angin yang sangat kuat.

~Wind Magic : Destructive Wind Blow~

Lucas berniat menghancurkan tubuh Undine yang membeku dengan serangan dari pedangnya itu. Tetapi sebelum serangan pedangnya itu mengenai tubuh Undine yang membeku, tubuh Undine yang membeku itu tiba-tiba mulai retak dan Undine pun terbebas dari pembekuan itu.

"Aku tahu pemikiranmu itu. Karena aku berasal dari air, maka kamu memutuskan untuk menggunakan sihir elemen yang merupakan kelemahanku yaitu sihir es. Tentu, pemikiran itu tidaklah salah. Tetapi...," ucap Undine.

Tiba-tiba Undine menciptakan banyak bola-bola air yang mengelilingi tubuhnya. Dari bola-bola air itu, muncul sebuah semburan air yang mengarah ke Lucas dengan cepat. Semburan-semburan air itu pun melubangi badan, kaki serta tangan Lucas dan membuatnya terjatuh sebelum berhasil menyerang Undine. Lucas pun tergeletak bersimbah darah setelah tubuhnya dilubangi oleh semburan-semburan air itu.

"...Jika kamu mau mengalahkanku dengan menggunakan sihir es, setidaknya gunakan sihir es yang kekuatannya setara dengan para 'Divine Elemental Spirits' atau di atasnya. Kekuatan sihir es yang berasal dari makhluk lemah seperti kalian tentu saja tidak akan bisa untuk mengalahkanku," ucap Undine.

-Bersambung