"Apakah kamu benar-benar bisa mengalahkan Naga ?," tanya komandan Asier.
"Mengalahkan seekor Naga ?," tanyaku yang bingung.
"Iya. Di pertandingan tadi, aku mendengar kamu menamakan teknikmu itu sebagai ~Dragon Slayer Technique~. Lalu kamu menggunakan teknik itu untuk mengalahkan lawanmu dan juga Naga ciptaannya. Itu membuatku berasumsi apakah kamu benar-benar bisa mengalahkan Naga, maksudku Naga yang asli. Dan juga, darimana kamu bisa mempelajari teknik itu ?," tanya komandan Asier.
"Ah tentang itu. Teknik ini memang dinamakan ~Dragon Slayer Technique~ karena di buku yang saya pelajari juga tertulis begitu. Jadi bukan saya yang asal menamakannya. Saya mempelajari teknik ini dari buku peninggalan kedua orang tua saya. Dan jika ditanya apakah saya bisa mengalahkan Naga yang asli atau tidak, saya belum tahu karena saya belum pernah melawan Naga yang asli. Jangankan melawannya, melihatnya saja belum pernah," ucapku.
"Begitu ya," ucap komandan Asier.
"Kakak tiba-tiba datang dan langsung menanyakan sesuatu kepada Rid. Bukankah kakak sedikit tidak sopan ?," tanya Irene.
"Kamu benar juga, harusnya kita saling berkenalan terlebih dahulu. Maafkan aku," ucap komandan Asier.
"Ah tidak apa-apa," ucapku.
"Biar kuperkenalkan diri sekali lagi. Namaku adalah Asier Emerald San Lucia. Aku adalah kakak kandung Irene," ucap komandan Asier.
"Nama saya Rid Archie. Seperti yang anda bilang tadi, saya merupakan pacar Irene," ucapku.
"Aku akan memperkenalkan satu orang lagi. Nama beliau adalah Irwin Emerald. Kamu mungkin sudah kenal dengan Nadine, beliau ini adalah ayah dari Nadine dan merupakan paman kami berdua," ucap komandan Asier sambil menoleh ke arah tuan Irwin.
"Salam kenal," ucap tuan Irwin.
"Salam kena juga, tuan," ucapku.
"Kami berdua melihat pertandinganmu tadi, pertandinganmu benar-benar menakjubkan. Dan selamat karena telah memenangkan turnamen ini," ucap komandan Asier.
"Terima kasih, komandan," ucapku.
"Komandan ? Sudah kubilang untuk tidak bersikap formal seperti itu kan ? Santai saja," ucap komandan Asier.
"Baiklah, say- maksudnya aku akan membiasakannya. Tapi aku tidak tahu harus memanggil anda dengan sebutan apa, jadi aku memanggil anda dengan sebutan komandan," ucapku.
"Benar juga. Hmmmm, karena kamu adalah pacarnya Irene dan Irene merupakan adikku. Bukankah kamu seharusnya memanggilku dengan sebutan 'kakak' juga ?," tanya komandan Asier.
"Kakak ?," tanyaku yang sedikit terkejut.
"Kakak serius tentang itu ?," tanya Irene yang juga sedikit terkejut.
"Tentu saja, lagipula kamu akan menjadi bagian dari keluarga San Lucia nantinya. Itu berarti mulai sekarang kamu harus memanggilku 'kakak'," ucap komandan Asier.
"Tunggu, apakah itu berarti kakak sudah merestui Rid sebagai pacarku ?," tanya Irene.
"Iya. Setelah melihat pertandingannya tadi, aku mengakui kalau dia itu sangat kuat, terlepas dari status sosialnya. Kamu hebat juga bisa menemukannya dan membuatnya menjadi pasanganmu sendiri, Irene," ucap komandan Asier.
".....Ya begitulah," ucap Irene.
"Aku tidak hanya merestui Rid sebagai pacarmu, tapi juga merestuinya untuk menjadi suamimu dan menjadi bagian dari keluarga San Lucia," ucap komandan Asier.
"Suami ?," ucapku yang terkejut.
"Masih terlalu jauh untuk membahas tentang itu, kakak," ucap Irene.
"Tidak apa-apa kan ?," tanya komandan Asier.
"Padahal aku hanya pura-pura berpacaran dengan Irene agar Irene batal berpartisipasi dalam ~Matchmaking Battle~. Sebagai timbal baliknya, Irene bisa membantuku untuk mendapatkan jabatan strategis di kerajaan ini, contohnya seperti komandan prajurit. Tapi kenapa aku malah direstui sebagai suami Irene nanti ? Padahal hubungan pura-pura ini hanya bertahan sampai ~Matchmaking Battle~ telah selesai diadakan,"
"Yah lebih baik aku pikirkan soal ini nanti saja," pikirku.
"Aku melihat di pertandingan tadi kalau Rid bisa menggunakan salah satu teknik ~San Lucia Art~, apakah itu kamu yang mengajarkannya, Irene ? Dengan mengajarkannya teknik keluarga San Lucia, sepertinya kamu ingin agar Rid secepatnya menjadi bagian dari keluarga kita ya ?," tanya komandan Asier.
"Tidak, bukan aku yang mengajarkannya," ucap Irene.
"Lalu siapa yang mengajarkannya jika bukan kamu ?," tanya komandan Asier.
"Irene benar, bukan dia yang mengajarkan teknik itu kepadaku. Mungkin ini sulit dipercaya untuk anda, tetapi aku bisa meniru teknik orang lain yang pernah kulawan. Karena aku dan Irene sering berlatih tanding, aku dapat meniru teknik ~San Lucia Art~ miliknya ketika dia menggunakan teknik itu saat melawanku," ucapku.
"Meniru teknik ? Aku baru pertama kali mendengar kemampuan ini. Apakah anda tau sesuatu, paman ?," tanya komandan Asier ke tuan Irwin.
"Aku pernah mendengar kalau meniru teknik itu adalah hal yang bisa dilakukan tetapi tidaklah mudah melakukan itu. Aku terkejut ketika dia bilang dia bisa meniru teknik. Kalau diingat-ingat, dia juga menggunakan teknik keluarga San Fulgen saat pertandingan tadi. Jadi kamu bisa menggunakan teknik itu juga karena pernah melawan penggunanya, makanya kamu bisa meniru teknik itu ?," tanya tuan Irwin.
"Iya, aku bisa meniru teknik itu karena pernah melawan Charles yang mana pengguna teknik itu," ucapku.
"Meniru teknik ya, benar-benar kemampuan yang luar biasa. Ditambah kamu juga bisa menggunakan teknik pembunuh Naga," ucap komandan Asier.
Kemudian komandan Asier nampak sedang berpikir. Beberapa saat kemudian, dia mulai berbicara.
"Dengan teknik pembunuh Nagamu itu, apa kamu mau mencoba untuk membunuh Naga sungguhan, Rid ?," tanya komandan Asier.
"Membunuh Naga sungguhan ?," tanyaku.
"Kakak, jangan bilang yang kamu maksud itu...," ucap Irene yang sedikit Irene.
"Iya. Naga yang ku maksud itu adalah Naga es yang tinggal di pegunungan Orokho yang berada di utara wilayah San Lucia. Apa kamu mau mencoba untuk membunuh Naga itu, Rid ?," tanya komandan Asier.
"Membunuh Naga ya, aku pernah mendengar tentang Naga es yang tinggal di pegunungan Orokho. Awalnya aku mengira kalau itu hanyalah rumor tapi Irene bilang padaku kalau itu adalah kenyataan. Naga es itulah yang membuat iklim di wilayah San Lucia menjadi dingin sampai saat ini. Dan Irene juga bilang kalau tujuannya adalah mencari dan membunuh Naga es itu agar iklim di wilayah San Lucia kembali seperti semula," ucapku.
"Aku yakin kalau tujuan Irene sebenarnya bukan karena hal itu,"
"Tujuanmu yang sebenarnya karena kamu ingin membalas dendam pada Naga itu kan, Irene ?," tanya komandan Asier.
Irene hanya terdiam ketika ditanya oleh kakaknya itu.
"Membalas dendam ?," tanyaku yang bingung.
"Sepertinya kamu belum diberitahu oleh Irene tentang ini ya, kalau begitu aku akan memberitahumu. Sebelum itu, apa kamu pernah menanyakan ke Irene tentang ibunya atau Irene sendiri yang menceritakan tentang ibunya ?," tanya komandan Asier.
"Dulu aku pernah menanyakannya ke Irene dan dia jawab kalau ibunya itu baik-baik saja," ucapku.
"Sepertinya kamu tidak ingin membuat pacarmu khawatir ya, Irene," ucap komandan Asier.
Irene tidak menanggapi dan memilih untuk tetap diam.
"Sebenarnya ibu kami dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Ibu kami dalam kondisi 'Frozen Sleep' yaitu kondisi yang terjadi ketika jantung atau inti Mana penderita 'Frozen Sleep' dalam kondisi diselimuti es yang membeku dan membuat tubuh tidak bisa mengaliri darah ataupun Mana. Kondisi itu akan membuat penderita tidak sadarkan diri sampai es yang menyelimuti inti Mana itu mencair,"
"Terkait penyebab ibu kami bisa terkena 'Frozen Sleep', kami berasumsi kalau ibu kami terkena 'Frozen Sleep' karena menggunakan salah satu dari teknik terlarang yang keluarga kami punya. Teknik terlarang itu bisa membuat penggunanya terkena 'Frozen Sleep' setelah memakainya," ucap komandan Asier.
"Lalu apa hubungannya dengan Irene yang ingin membalas dendam ?," tanyaku.
"Itu karena ibu kami ditemukan dalam kondisi itu saat melakukan ekspedisi di pegunungan Orokho. Setiap tahun, kami selalu melakukan ekspedisi untuk melakukan pencarian terhadap Naga es tersebut. Tapi berapa kalipun dicari, Naga es yang merupakan pemimpin sekawanan Naga es sebelumnya pernah tinggal di pegunungan Orokho itu tidak pernah ditemukan,"
"Namun beberapa tahun yang lalu, ketika ibu kami memutuskan untuk ikut dalam ekspedisi itu. Kelompok ekspedisi ibu kami mengalami hilang kontak di pegunungan Orokho. Lalu keluarga kami pun mengutus bala bantuan untuk mencari kelompok ekspedisi ibu kami. Dan setelah beberapa jam hilang kontak, kelompok ekspedisi itu pun berhasil ditemukan. Namun ketika ditemukan, Ibu kami sudah tidak sadarkan diri dengan banyak luka pada tubuhnya. Dan anggota yang lainnya, semuanya tewas dengan kondisi yang mengenaskan,"
"Mereka pun membawa ibu kami kembali ke kota San Lucia. Setelah dilakukan perawatan dan pemulihan, ibu kami tidak kunjung sadar. Setelah dilakukan pemeriksaan, barulah diketahui kalau ibu kami terkena 'Frozen Sleep',"
"Jika ibu kami terkena 'Frozen Sleep' karena memutuskan untuk menggunakan teknik terlarang milik keluarga kami, maka kami berasumsi kalau yang dilawan ibu kami di pegunungan itu adalah Naga es itu. Alasan kami berasumsi begitu, karena pegunungan Orokho adalah daerah yang dihindari oleh orang-orang. Selain iklimnya yang sangat dingin, pegunungan itu juga ditinggali oleh banyak monster. Bahkan kelompok bandit yang beranggotakan banyak orang juga tidak mau tinggal di pegunungan itu. Jika berbicara tentang monster, aku yakin kalau ibu kami dan kelompok ekspedisinya dapat mengatasi monster-monster. Tetapi sesuatu yang membuat ibu kami terluka dan sampai menggunakan teknik terlarang keluarga kami, juga membuat semua anggota kelompok ekspedisinya tewas, siapa lagi yang bisa melakukan itu kecuali Naga es yang selama ini bersembunyi di pegunungan itu,"
"Karena itulah Irene ingin membalas dendam kepada Naga itu atas apa yang menimpa ibu kami. Tidak hanya Irene, aku pun juga sama. Tapi aku tidak yakin kalau aku dan Irene akan mampu untuk mengalahkan Naga itu," ucap komandan Asier.
"Bahkan meski anda sendiri adalah komandan kerajaan ?," tanyaku.
"Naga itu bukanlah makhluk yang mudah dikalahkan, apalagi yang kita bicarakan adalah pemimpin Naga es yang sebelumnya memimpin kawanan Naga yang tinggal di pegunungan itu. Oleh karena itu, saat mendengar kamu menggunakan ~Dragon Slayer Technique~, aku pikir kamu benar-benar bisa mengalahkan Naga yang asli,"
"Sebelumnya, kamu bilang kamu belum pernah melihat dan mengalahkan Naga yang asli kan, bagaimana kalau aku mengajakmu untuk melihat Naga yang asli ? Dan juga seperti yang ku tanyakan sebelumnya, maukah kamu mencoba untuk membunuh Naga yang asli ?," tanya komandan Asier.
-Bersambung