"Ayo kita makan bersama lagi besok siang, Charles, Chloe. Besok aku akan mengajak ayahmu juga untuk makan bersama," ucap Ratu Kayana.
"Besok Ayahanda akan datang kesini ?," tanya Charles yang terkejut.
"Benarkah itu, Ibunda ?," tanya Chloe yang juga terkejut.
"Aku belum tanya sih tapi sepertinya besok dia akan datang juga karena besok adalah pertandingan final. Kalau dia tidak mau datang, aku akan merayunya agar dia mau datang," ucap Ratu Kayana.
"Ahahaha, apakah Carol akan ikut juga ?," tanya Chloe.
"Ah soal itu, Carol tidak akan ikut untuk menonton pertandingan besok. Kemarin dia bertanya apakah kalian berdua menang dan lolos ke babak semifinal yang dilaksanakan hari ini. Lalu aku menjawab kalau kalian berdua telah gugur dan gagal melaju ke babak semifinal. Setelah mendengar itu, dia langsung bersedih dan memutuskan untuk belajar dan berlatih kembali. Sepertinya dia ingin kalian berdua lolos ke final dan menonton pertandingan kalian di final. Dia tidak ingin menonton pertandingan final dimana tidak ada kalian," ucap Ratu Kayana.
"Begitu ya, tolong sampaikan permintaan maaf kami kepada Carol, Ibunda. Maaf karena tidak bisa memenuhi ekspektasinya di turnamen ini," ucap Chloe.
"Iya, Ibunda, tolong sampaikan permintaan maaf dari kami berdua. Kami juga berjanji kalau kami akan bertambah kuat dan memenuhi ekspektasinya," ucap Charles.
"Kalian berdua tidak perlu minta maaf, tapi jika kalian ingin meminta maaf, lebih baik kalian melakukannya sendiri. Karena Carol bilang meskipun dia tidak mau datang untuk menonton pertandingan final turnamen akademi, dia masih mau untuk datang melihat festival akademi," ucap Ratu Kayana.
-
Di ruang perawatan.
Sebuah pintu yang ada di ujung ruangan pun terbuka. Setelah itu, Irene keluar dari ruangan yang berada di ujung itu. Tidak ada luka ataupun bekas luka yang ada pada tubuhnya. Sepertinya kali ini, Irene sudah pulih total.
Setelah keluar dari pintu, Irene pun menuju ke arah kami.
"Kenapa kamu ada disini, Rid dan kalian juga ?," ucap Irene.
"Tentu saja untuk menjengukmu, sepertinya kamu sudah pulih total ya," ucapku.
"Aku khawatir padamu, nona. Tapi syukurlah kamu sudah baik-baik saja," ucap Leandra.
"Aku juga khawatir," ucap Lily.
".....Terima kasih kalian semua karena telah menjengukku," ucap Irene.
"Sama-sama, Irene. Ngomong-ngomong, apa kamu sudah boleh keluar dari ruangan ini ? Kalau sudah, bagaimana kalau kita makan siang ?," tanyaku.
"Aku sudah boleh untuk meninggalkan ruangan ini. Ternyata sudah jam segini ya, aku belum makan siang sih. Memang kalian juga belum makan siang ?," tanya Irene.
"Aku, Leandra dan Lily belum. Sedangkan Noa, Kotaro, Julie dan Lillian sudah, makanya mereka baru saja datang setelah makan siang," ucapku.
"Begitu ya, baiklah aku ikut apabila kamu mau makan siang," ucap Irene.
"Oke," ucapku.
"Karena kalian mau makan siang, kalau begitu kami pamit dulu ya, putri Irene, Rid dan lainnya," ucap Noa.
"Oke, Noa, terima kasih karena telah datang," ucapku.
"Ya. Karena kalian mau makan siang, aku sarankan kalian makan siang dengan membeli makanan di area pertokoan dan pasar saja, jangan makan siang di kantin karena sangat ramai," ucap Noa.
"Terima kasih atas sarannya, Noa," ucapku.
"Setelah makan siang, lebih baik kamu langsung istirahat saja untuk persiapan final besok, Rid. Besok kami akan mendukungmu lagi," ucap Noa.
"Iya, terima kasih," ucapku.
Setelah keluar dari ruang perawatan, kami berjalan bersama sampai keluar gedung lobi akademi. Disana kami berpisah dengan Noa dan yang lainnya. Noa dan yang lainnya pergi menuju asrama sementara aku, Irene, Leandra dan Lily pergi menuju area pertokoan.
Sesampainya disana, area pertokoan ternyata tidak terlalu ramai seperti yang dibilang Noa. Kami pun memutuskan berpisah di area pertokoan itu untuk membeli makanan yang kami mau dan setelah berkumpul kembali untuk makan bersama.
Irene pergi ke area pertokoan yang berada di ujung lalu membeli makanan yang dia inginkan. Setelah selesai membeli makan, tiba-tiba Irene disapa oleh seseorang.
"Selamat siang, putri Irene," ucap seseorang itu.
Irene pun langsung berbalik untuk melihat siapa yang menyapanya.
"...Tuan Duke San Quentine. .....Selamat siang juga," ucap Irene.
Ternyata yang menyapa Irene adalah Duke Remy. Di belakang Duke Remy juga ada senior Vyn dan putri Amelia.
"Sepertinya kamu sudah baik-baik saja ya, padahal sebelumnya kamu mengalami luka yang cukup parah," ucap Duke Remy.
"Memang benar, tapi saya sudah dipulihkan oleh staf disana. Baru saja saya keluar dari ruang perawatan dan sekarang saya sedang membeli makanan. Apa tuan Duke ada keperluan dengan saya ?," tanya Irene.
"Hmm tidak ada kok, aku hanya datang untuk menyapamu saja karena kebetulan aku melihatmu disini. Lagipula kamu adalah pesaing Amelia untuk mendapatkan pangeran Charles, jadi aku harus menyapamu," ucap Duke Remy.
"Pesaing putri Amelia ? Apa anda membicarakan tentang ~Matchmaking Battle~ ? Maaf saja tapi saya sudah punya pacar saat ini dan seharusnya keikutsertaan saya di acara itu sudah dibatalkan," ucap Irene.
"Memang seharusnya keikutsertaanmu sudah dibatalkan begitu kamu memiliki pasangan. Tapi acara itu belum dibatalkan oleh Yang Mulia Raja. Lagipula ~Matchmaking Battle~ akan dilaksanakan setelah kalian semua lulus dari akademi, mungkin sekitar 3-4 tahun lagi. Dan selama periode itu, bukan tidak mungkin kalau kamu dan pacarmu saat ini sudah putus karena memang sudah tidak cocok atau karena suatu insiden yang menimpa pacarmu itu. Jadi saat kamu sudah tidak punya pacar, kamu akan tetap mengikuti acara itu," ucap Duke Remy.
"Suatu insiden ? Apa yang anda bicarakan ?," tanya Irene.
"Ternyata kamu sedang diajak ngobrol ya, Irene. Pantas saja kamu cukup lama," ucapku yang tiba-tiba datang dan mengganggu obrolan mereka.
"Rid, kenapa kamu ada disini ?," tanya Irene yang sedikit terkejut.
"Aku menghampirimu karena kamu cukup lama untuk membeli makananmu. Aku, Lily dan Leandra sudah selesai membeli makanan kami masing-masing, jadi hanya tersisa kamu saja. Aku khawatir karena kamu belum mendatangi kita bertiga makanya aku datang menghampirimu," ucapku.
"Begitu ya," ucap Irene.
Aku lalu menatap ke arah Duke Remy.
"Ini pertama kalinya kita bertemu, tuan Duke. Perkenalkan nama saya adalah Rid Archie. Saya adalah pacar Irene saat ini," ucapku sambil membungkuk memberi hormat.
"Kamu cukup sopan juga ya. Aku mengenalmu, kamu adalah lawan yang akan dihadapi oleh Vyn di babak final nanti," ucap Duke Remy.
"Saya jadi tersanjung karena dikenali oleh seorang Duke. Ngomong-ngomong, apa tuan Duke ada perlu dengan Irene ?," tanyaku.
"Tidak ada, aku hanya menyapanya saja tadi," ucap Duke Remy.
"Begitu ya, kalau begitu apa tuan Duke tidak keberatan apabila saya membawa Irene untuk pergi ? Kebetulan Irene baru saja pulih dari luka yang dideritanya tadi saat pertandingan semifinal, jadi dia harus segera makan siang agar tubuhnya tetap fit," ucapku.
"Begitu ya, aku tidak keberatan kalau kamu ingin membawanya untuk segera makan siang," ucap Duke Remy.
"Kalau begitu, saya permisi dulu, tuan Duke," ucapku sambil membungkuk untuk memberi hormat.
Irene pun juga ikut membungkuk dan kemudian kami berdua pun pergi meninggalkan Duke Remy, senior Vyn dan putri Amelia. Kami berdua berjalan menuju Leandra dan Lily yang sedang menunggu kami di depan area pertokoan
"Alasanmu tadi seperti dibuat-buat saja, Rid," ucap Irene.
"Yang penting aku bisa membawamu pergi dari Duke San Quentine. Kamu merasa tidak nyaman kan saat berbicara dengannya ?," tanyaku.
"Iya, kamu benar. Terima kasih, Rid," ucap Irene.
Sementara itu, Duke Remy melihat ke arah Rid dan Irene yang pergi meninggalkan mereka.
"Berani juga dia berbicara seperti itu dihadapanku. Benar-benar orang yang menarik," ucap Duke Remy sambil tersenyum.
-
Setelah makan siang, kami pun kembali ke asrama masing-masing.
"Aku duluan ya, Rid, aku mau istirahat lagi untuk persiapan perebutan juara ketiga besok," ucap Irene.
"Iya, besok kamu akan melawan senior Nadine ya," ucapku.
"Benar, makanya itu aku harus istirahat dan mempersiapkan diri agar tidak kalah lagi. Kalau begitu, sampai jumpa, Rid," ucap Irene.
"Sampai jumpa juga, Irene," ucapku.
Kami berdua pun masuk ke asrama kami masing-masing. Aku pun langsung masuk ke kamar dan duduk di tempat tidurku.
"Besok aku akan melawan senior Vyn ya. Kelihatannya dia akan langsung serius untuk melawanku besok dan menggunakan banyak naga ciptaannya untuk melawanku. Memang naga-naga itu bukanlah naga yang asli, tapi sepertinya aku harus mempelajari kembali beberapa teknik 'itu' agar bisa dengan mudah menghancurkan naga-naga itu," ucapku.
-
Keesokan paginya, di depan gerbang akademi.
Terlihat sudah banyak kereta kuda yang terparkir di depan gerbang akademi. Tidak hanya itu, banyak orang yang sedang berkumpul di depan gerbang akademi dan sebagiannya mulai memasuki kawasan akademi. Mereka semua datang ke akademi ini untuk menonton pertandingan final turnamen San Fulgen Akademiya.
Sementara itu, tuan Irwin terlihat sedang menunggu seseorang di depan gerbang akademi. Beberapa saat kemudian, datang sebuah kereta kuda yang tidak terlalu mewah. Kereta kuda itu pun berhenti dihadapan tuan Irwin. Lalu pintu kereta kuda itu pun keluar. Seorang pria keluar dari kereta kuda itu.
"Lama tidak bejumpa, paman Irwin," ucap orang itu.
"Iya, lama tidak berjumpa juga. Sebelumnya aku tidak menyangka ketika kamu bilang kalau kamu akan hadir untuk menonton pertandingan final ini, Asier," ucap tuan Irwin.
Ternyata seseorang yang ditunggu oleh tuan Irwin adalah komandan Asier yang juga merupakan kakak kandung Irene.
"Iya, aku memutuskan hadir karena ingin melihat pertandingan adikku melawan Nadine untuk perebutan juara ketiga. Sepertinya ini akan menjadi pertandingan yang seru antar anggota keluarga San Lucia. Selain itu, aku dengar kalau pacar Irene berhasil masuk ke final. Makanya aku memutuskan hadir karena aku ingin melihat secara langsung pertandingannya. Dan juga, aku penasaran seperti apa orangnya," ucap komandan Asier
-Bersambung