"Apa kalian berdua sudah siap ?," tanya tuan Elgin.
"Siap," ucap kami berdua.
"Kalau begitu, pertandingan dimulai!," ucap tuan Elgin.
Tuan Elgin pun menepi ke pinggir arena.
Senior Darryl langsung melesat ke arahku begitu pertandingan dimulai. Dia berusaha menebasku menggunakan pedang besarnya tapi aku berhasil menahan tebasan itu menggunakan pedangku.
Senior Darryl mundur beberapa langkah ke belakang dan mulai menyerang kembali. Kali ini senior Darryl menyerang bertubi-tubi memakai Greatswordnya. Tapi aku bisa menahan semua serangan itu menggunakan pedangku. Tapi lama-kelamaan, serangan bertubi-tubinya pun semakin cepat sampai akhirnya senior Darryl melayangkan serangan pamungkasnya.
~Ground Shattering Slash~
Aku pun menahan serangan itu dengan pedangku, tapi serangan itu sangat kuat sampai membuatku terhempas hingga hampir menghantam dinding arena.
Senior Darryl terlihat bersiap untuk melakukan serangan selanjutnya. Dia pun melakukan tebasan dari jarak jauh.
~Ground Splitting Slash~
Tebasan jarak jauh itu pun dilancarkan dan mengarah dengan cepat ke arahku. Aku memilih untuk menghindari serangan itu dengan bergerak ke tempat yang tidak terjangkau tebasan itu karena aku merasa akan berbahaya apabila menahan tebasan itu dengan pedangku.
Karena aku menghindari tebasan itu, tebasan itu pun menghantam dinding arena dan membuat bekas tebasan yang cukup dalam pada dinding arena tersebut..
Tapi serangan senior Darryl tidak berhenti sampai disitu. Meskipun aku sudah menghindari serangannya yang sebelumnya, senior Darryl tetap melancarkan serangan jarak jauh lagi ke arahku. Aku pun terus menghindari serangan itu.
Setelah beberapa kali menghindar, aku langsung melancarkan serangan jarak jauh juga ke arahnya.
~Flame Sword Art : Great Flame Slash~
Tebasan apiku pun mengarah ke senior Darryl. Melihat itu, senior Darryl tetap melancarkan serangan jarak jauhnya ke arah tebasan apiku. Serangan kami pun saling beradu dan menciptakan ledakan kekuatan yang cukup besar. Ledakan itu pun menciptakan asap yang cukup tebal yang menutupi arena.
Aku memanfaatkan asap itu untuk mendekati senior Darryl. Setelah berhasil mendekati senior Darryl, aku pun langsung melancarkan serangan ke arahnya.
~Sword Art : Half Moon Slash~
Tapi senior Darryl mengetahui hal itu dan langsung bersiap menahan seranganku dengan Greatswordnya. Dia pun berhasil menahan seranganku tetapi senior Darryl terhempas beberapa meter ke belakang setelah menahan serangan itu.
Setelah terhempas beberapa meter ke belakang, senior Darryl menurunkan Greatswordnya yang sebelumnya dia gunakan untuk bertahan. Ujung Greatswordnya saat ini sedang menyentuh lantai arena.
~Earth Magic : Ground Spikes~
Tiba-tiba arena turnamen terasa seperti bergetar dan dari bawah lantai arena tempatku berdiri seperti ada sesuatu yang mau keluar. Sebuah duri yang terbuat dari tanah pun muncul dari bawah tempatku berdiri, duri itu berukuran cukup besar dan hendak mau menyerangku. Sebelum sempat mengenaiku, aku langsung menghindari duri itu dan berpindah ke tempat yang aman. Tapi duri itu tetap muncul di bawahku walaupun aku sudah berpindah ke tempat yang aman.
"Sepertinya duri ini tidak akan berhenti apabila ujung greatsword itu masih menyentuh lantai arena," pikirku.
Ketika duri selanjutnya muncul di bawahku, aku menghindar kembali dan pergi ke tempat yang aman sambil menyerang senior Darryl agar dia terganggu dan berhenti memunculkan duri-duri itu.
~Fire Magic : Fire Lanterns~
Aku memunculkan sejumlah bola api yang bercahaya terang lalu ku arahkan bola-bola itu ke senior Darryl. Bola-bola api itu tidak mengenai senior Darryl tapi hanya mengelilinginya saja.
"Lentera api ? Untuk apa dia menggunakan sihir ini ?," tanya senior Darryl yang nampak bingung.
Setelah itu aku membentuk tanganku seperti sebuah senapan kecil dan mengarahkan kedua tanganku ke arah bola-bola api itu.
~Fire Magic : Fire Guns~
Aku pun menembakkan sebuah peluru api dari kedua tanganku. Peluru-peluru api itu mengenai bola-bola api yang mengelilingi senior Darryl. Bola-bola api itu pun meledak. Ledakan dari bola api itu juga membuat bola api yang belum meledak jadi ikut meledak.
*Duarrr *Duarrr *Duarrr
Ledakan bola api itu pun terjadi secara berentetan. Asap pun memenuhi arena turnamen.
"Untungnya senior Darryl berhasil kubuat bingung. Umumnya ~Fire Lanterns~ tidak bisa dipakai untuk menyerang, makanya senior Darryl terlihat seperti santai saja. Aku menggabungkan ~Fire Lanterns~ dengan ~Fire Blast~ agar ~Fire Lanterns~ itu bisa meledak,"
"Berkat serangan itu, duri-duri yang muncul di bawahku sudah tidak muncul lagi. Sepertinya aku berhasil membuatnya terganggu dengan serangan itu tapi aku ragu kalau serangan tadi akan berefek padanya," pikirku.
Beberapa saat kemudian, asap yang mengelilingi arena pun menghilang. Di tempat senior Darryl, saat ini muncul sebuah bola berukuran besar yang terbuat dari pasir. Bola itu perlahan hancur dan berubah menjadi pasir biasa. Saat bola itu perlahan hancur, terlihat senior Darryl yang berada di dalam bola pasir itu. Sepertinya dia menggunakan bola itu untuk berlindung dari serangan barusan.
"Aku tidak percaya kalau aku bisa terluka dari serangan seperti itu. Untung aku masih sempat untuk berlindung menggunakan sihirku, jika aku terlambat pasti aku sudah mengalami banyak luka," ucap senior Darryl.
Terlihat di tangan kanannya terdapat luka bakar yang cukup banyak karena serangan tadi.
"Aku jadi mengerti kenapa ketua tertarik denganmu, Rid. Kali ini saatnya aku untuk serius dan mengakhiri pertandingan ini," ucap senior Darryl.
Senior Darryl terlihat berjongkok dan menyentuh lantai arena dengan satu tangannya. Sementara satu tangannya lagi digunakan untuk memegang Greatswordnya. Ujung greatsword itu juga menyentuh lantai arena.
~Penuhilah arena ini dengan banyaknya pasir yang melimpah, Sand Magic : Sea of Sand~
Tiba-tiba arena turnamen saat ini langsung berubah menjadi lautan pasir.
Setelah itu, senior Darryl pun bangkit kembali tetapi ujung greatswordnya itu masih menyentuh lantai arena yang saat ini sudah berubah menjadi pasir. Tiba-tiba, senior Darryl langsung melesat ke arahku sambil menyeret Greatswordnya agar tetap menyentuh pasir yang ada di bawah. Lalu senior Darryl langsung melancarkan serangan tebasan ke arahku meskipun dia belum mendekatiku.
~Great Sand Slash~
Sebuah tebasan berukuran besar yang terbuat dari pasir pun melesat ke arahku. Tapi aku langsung bersiap untuk menahan tebasan itu dengan seranganku.
~Water Sword Art : Great Water Slash~
Aku melancarkan tebasan air berukuran besar yang sama dengan ukuran tebasan pasir itu. Kedua tebasan itu pun mulai beradu. Tapi tebasan pasir itu langsung menyebar setelah terkena tebasan air milikku. Tebasan air itu pun langsung mengarah ke senior Darryl tapi dia berhasil menahannya dengan Greatswordnya meskipun dia sedikit terhempas ke belakang.
"Sihir air ya, ini benar-benar merepotkan karena sihir pasirku sedikit lemah ketika melawan sihir air. Tapi aku berhasil mengalahkan Charles yang merupakan pengguna sihir air jadi aku yakin tidak akan kesulitan dalam melawanmu. Lagipula kamu tidak bisa menciptakan sihir area dengan sihir airmu itu. Kamu memang bisa menciptakan sihir area dengan sihir es seperti yang kamu lakukan ketika bertanding dengan Amelia, tapi aku sudah mempersiapkan antisipasi apabila kamu menggunakan sihir es areamu itu," ucap senior Darryl.
Senior Darryl kembali mengarahkan satu tangannya ke pasir yang ada di bawahnya.
~Sand Magic : Quicksand~
Tiba-tiba pasir yang sedang aku injak menarik kakiku perlahan hingga masuk ke dalam pasir.
Aku berusaha untuk mengeluarkan kakiku tapi tidak bisa, hisapan pasir itu sangat kuat. Disaat aku sedang berusaha untuk mengeluarkan kakiku dari pasir hisap ini, tiba-tiba senior Darryl melancarkan tebasan pasir jarak jauhnya lagi. Aku langsung membalas serangan itu dengan menggunakan tebasan air jarak jauh juga. Tebasan pasir yang diarahkan kepadaku pun menyebar kembali ketika berbenturan dengan tebasan air milikku. Senior Darryl terus melakukan tebasan pasir jarak jauh meskipun tebasan itu berhasil kuhancurkan. Sepertinya tujuan dia agar aku tidak bisa membebaskan diri dari pasir hisap ini meskipun tebasan yang dia lakukan selalu aku hancurkan. Karena saat ini seluruh kakiku sudah hampir tenggelam dan sebentar lagi adalah giliran badanku.
"Sepertinya aku harus menggunakan sihir area yang lain untuk melenyapkan pasir-pasir ini," pikirku.
Aku beralih memegang pedangku dengan hanya satu tangan saja. Sedangkan tangan yang satunya aku gunakan untuk menyentuh permukaan pasir hisap yang ada di bawahku. Senior Darryl terlihat bingung melihat apa yang aku lakukan.
"Apa yang mau kamu lakukan, Rid ? Jika kamu memakai sihir es areamu, bukannya keluar dari pasir itu, kamu malah akan tetap terkubur karena pasir hisap yang menguburmu ikutan membeku," ucap senior Darryl.
"Tentu aku tau hal itu, aku saat ini akan melakukan sihir area dengan elemen lain," ucapku.
"Elemen lain ?," tanya senior Darryl.
"Kamu sebelumnya bilang kalau aku tidak bisa menggunakan sihir air area kan ? Perkataanmu itu salah besar karena aku bisa menggunakan sihir air area," ucapku.
"Apa ?!?!," ucap senior Darryl yang terkejut.
~Water Magic : Blue Ocean~
Tiba-tiba arena turnamen yang sudah menjadi lautan pasir ini digenangi oleh banyak air. Air ini menggenangi lautan pasir itu dan perlahan membuat pasir-pasir itu menyebar. Pasir hisap yang menghisap ku pun juga ikut menyebar dan aku akhirnya berhasil lolos dari pasir hisap itu.
"Sialan, aku tidak menyangka kalau kamu bisa menggunakan sihir air area. Sihir pasir areaku pun menjadi menyebar karena air-air ini. Tapi bukan berarti pertandingan kita sudah selesai," ucap senior Darryl.
"Iya, mari kita mulai serius sekarang. Aku akan menghadapimu dengan teknik milik temanku. Aku memang belum meminta izin untuk menggunakan teknik ini tapi aku akan meminta maaf padanya nanti karena telah menggunakan teknik ini tanpa sepengetahuannya. Kamu pasti tau tentang teknik ini, senior. Karena teknik ini yang membuatmu terluka ketika melawan Charles di pertandingan 8 besar kemarin," ucapku
"Jangan bilang...," ucap senior Darryl terkejut.
~San Fulgen Art Water Technique : Rain Swords~
-Bersambung