Keesokan paginya.
Aku bangun dari tidurku jam 4.30 dan berniat untuk olahraga lari berkeliling kota San Minerva. Aku melihat Irene yang masih tertidur di sampingku jadi aku beranjak keluar dari tempat tidur dengan perlahan agar tidak membangunkannya. Lalu aku pun berjalan keluar dari kamarku dan berjalan keluar dari penginapan untuk berlari keliling kota San Minerva.
-
Aku sudah tiga kali lari berkeliling di kota ini. Aku hanya berlari di sekitar penginapan saja karena kalau aku benar-benar berlari mengelilingi kota San Minerva, pasti akan makan waktu lama. Kota ini sangatlah besar, kemarin saja tidak semua tempat kami datangi.
Kota ini sangat sepi saat pagi hari, bahkan aku tidak menemukan satu orang warga pun kecuali prajurit yang sedang berpatroli. Ketika melihat atau merasakan adanya prajurit yang berpatroli, aku selalu memilih untuk menghindari mereka.
Karena waktu masih sangat pagi, aku pun memilih untuk melanjutkan kegiatan berlariku. Tapi di tengah-tengah saat aku berlari, aku dikagetkan dengan suara wanita yang datang mencegatku.
"Tunggu sebentar, apa boleh aku menanyakan sesuatu kepadamu ?," tanya wanita itu.
Aku melihat ke belakangku dan terkejut melihat wanita itu ada di belakangku. Aku sama sekali tidak menyadarinya. Wanita itu berambut abu-abu panjang dengan gaya rambut ponytail, mata bagian kanannya tertutup oleh poni rambutnya tersebut. Dia mengenakan seragam yang sama dengan prajurit yang aku lihat sebelumnya, tapi dia juga mengenakan jubah panjang berwarna perak. Terdapat sebuah pedang besar yang dia bawa di belakang jubah panjangnya itu.
"Mau menanyakan tentang apa, nona ?," tanyaku.
"Apa kamu merupakan salah satu kriminal yang suka berbuat ulah di kota ini ?," tanya wanita itu.
"Kriminal ? ah tidak nona, saya ini murid San Fulgen Akademiya, saya kebetulan keluar di jam ini karena saya sedang olahraga dengan berlari mengitari kota San Minerva. Saya memang sedang tidak memakai seragam akademi karena saya baru bangun tidur tapi jika nona ingin meminta bukti kalau saya adalah murid akademi, saya bisa menunjukkan ini walaupun saya tidak tahu apakah nona akan mengetahuinya atau tidak," ucapku sambil mengambil sesuatu di kantung pakaianku lalu menunjukkannya ke wanita itu.
"Itu kan, Bros milik anggota Elevrad," ucap wanita itu setelah melihat sesuatu yang aku tunjukkan.
"Jadi nona juga mengetahuinya ?," tanyaku.
"Tentu saja, mana mungkin aku tidak mengetahuinya. Jadi kamu adalah anggota Elevrad ya ?," tanya wanita itu.
"Benar, nona. Saya anggota Elevrad baru karena saya masih tahun pertama," ucapku.
"Begitu ya, aku juga tau kalau murid tahun pertama San Fulgen Akademiya akan melakukan ujian di sekitar kediaman Duke. Baiklah, kamu boleh pergi, maaf telah mengganggu waktumu. Aku sebelumnya mencurigaimu karena hanya kamu saja orang yang kutemui di jam segini," ucap wanita itu.
"Begitu ya, tidak apa-apa, nona," ucapku.
"Kalau begitu, aku pergi dulu," ucap wanita itu.
Wanita itu pun berbalik dan berjalan meninggalkanku. Saat dia berbalik, aku bisa melihat ada sebuah gambar di belakang jubah panjangnya itu. Meskipun sebagian gambar tidak terlihat akibat tertutup pedang besarnya itu, tapi aku yakin kalau gambar jubah panjangnya itu menyerupai burung merak.
-
Setelah beberapa saat berlari, aku pun kembali ke penginapan. Saat sampai di kamar penginapanku, aku melihat Irene yang sedang duduk di sofa di ruang tengah.
"Kamu habis darimana, Rid ?," tanya Irene.
"Aku habis olahraga berlari keliling sekitar sini saja," jawabku.
"Kenapa kamu tidak mengajakku ?," tanya Irene.
"Kamu kan tidak bilang, tapi kalaupun kamu bilang ingin ikut, aku tidak tega membangunkanmu ketika melihat wajahmu yang tertidur pulas itu," ucapku.
"...Besok aku akan ikut kamu olahraga dan aku pastikan aku akan bangun duluan darimu," ucap Irene.
"Ba-baiklah," ucapku.
Kemudian aku masuk ke kamarku dan mengambil pakaian baruku lalu bersiap untuk mandi.
-
Setelah itu, kami berdua pun pergi dari kamar untuk menuju ruang makan di lantai bawah untuk sarapan. Saat sampai di ruang makan, aku melihat kalau yang lainnya sudah ada disini. Noa yang melihatku baru sampai di ruang makan langsung menghampiriku.
"Hei Rid, bagaimana dengan semalam ?," tanya Noa.
"Semalam apanya ?," tanyaku.
"Ituloh, kan kamu tidur berdua dengan putri Irene, apa tidak terjadi apa-apa semalem ?," tanya Noa.
"Tidak ada, aku tidak melakukan hal-hal yang sedang kamu bayangkan saat ini," ucapku.
Lalu aku pun duduk di salah satu kursi dah menunggu sampai sarapan kami tiba. Setelah sarapan tiba, kami pun memakannya dengan lahap.
-
Setelah itu, kami semua berkumpul di depan penginapan untuk kembali menuju kediaman Duke dengan menaiki kereta kuda. Jarak antara penginapan kami dan kediaman Duke lumayan jauh, mungkin sekitar 1-2 km makanya kami memutuskan memakai kereta kuda untuk berangkat lagi kesana. Tak lama kemudian, kami pun sampai di kediaman Duke. Duke San Minerva terlihat telah menunggu kedatangan kami kembali di depan kediamannya.
"Selamat datang kembali, wahai murid angkatan baru San Fulgen Akademiya," ucap Duke Darwin.
"Salam hormat, tuan Duke, hari ini kami mau meminta izin untuk memakai salah satu tempat dari tempat yang anda perlihatkan kemarin untuk menjadi tempat ujian bagi murid-murid kami," ucap tuan Alan.
"Silahkan, Alan. Ayo kita bergegas menuju tempat itu," ucap Duke Darwin.
"Menurutmu tempat apa yang akan dijadikan ujian, Rid ? Tuan Alan bilang itu tempat yang diperlihatkan oleh tuan Duke kemarin, berarti tempat yang kita kunjungi bersama tuan Duke akan menjadi tempat ujian bagi kita," ucap Noa.
"Entahlah, yang pasti tempat itu bukan ruang makan ataupun gereja. Sepertinya kita akan mengadakan ujian di tempat latihan prajurit Duke," ucapku.
Kami pun akhirnya sampai di tempat ujian kami. Dugaanku benar kalau kami akan melakukan ujian di tempat latihan prajurit Duke. Disana ada banyak prajurit yang sepertinya tengah menunggu kedatangan kami.
"Kalian semua sudah datang ya. Perkenalkan namaku adalah Marshall Dykes, komandan dari para prajurit yang melayani Duke San Minerva," ucap komandan Marshall.
"Salam kenal, Komandan. Nama saya adalah Alan Hugo, saya adalah perwakilan pengajar murid tahun pertama San Fulgen Akademiya," ucap tuan Alan.
Awalnya mereka berdua hendak mau berjabat tangan namun komandan Marshall langsung meraih pundak tuan Alan untuk merangkulnya.
"Kenapa kamu selalu formal seperti ini, Alan ? padahal kita sudah sering bertemu untuk kegiatan seperti ini," ucap komandan Marshall.
"Hahaha maaf-maaf, habisnya aku merasa tidak sopan apabila tidak melakukannya secara formal," ucap tuan Alan.
"Santai saja," ucap komandan Marshall.
"Aku minta izin untuk menggunakan tempat latihan ini dan meminjam prajurit-prajuritmu, komandan," ucap tuan Alan.
"Silahkan, lagipula ini untuk kepentingan ujian akademi dan tuan Duke juga sudah mengizinkannya," ucap komandan Marshall.
"Terima kasih, komandan," ucap tuan Alan.
Lalu tuan Alan kembali ke hadapan kami.
"Perhatian, semuanya. Sebelum kita mulai ujian keempat untuk hari pertama ini, aku akan menjelaskan tentang ujian keempat terlebih dahulu,"
"Tidak seperti ujian sebelumnya yang dilaksanakan selama 4 hari, ujian keempat ini hanya dilaksanakan selama 3 hari. Ada 3 ujian yang berbeda dalam 3 hari pelaksanaan ujian. Total poin yang akan kalian dapatkan di ujian keempat ini adalah 5000 poin. Poin ini akan terbagi menjadi 500 poin di ujian hari pertama, 500 poin di ujian hari kedua dan 4000 poin di ujian hari ketiga. Tidak ada sistem diskualifikasi dalam ujian ini, jadi kalau misalnya kalian gagal di ujian hari pertama, kalian masih bisa mengikuti ujian hari kedua dan ketiga," ucap tuan Alan.
Mendengar itu, semua murid nampak tenang dan lega.
"Ujian hari pertama dan hari kedua akan dilakukan di tempat latihan ini, sedangkan ujian hari ketiga masih dirahasiakan tempatnya. Kalian bisa menebak-nebak sendiri terlebih dahulu karena tempat untuk ujian ketiga pernah kalian lihat saat kita berkeliling bersama tuan Duke kemarin," ucap tuan Alan.
Mendengar itu, beberapa murid mulai mengobrol dengan teman mereka masing-masing untuk menebak tempat ujian di hari ketiga.
"Tolong tenang sebentar, penjelasanku masih belum selesai," ucap tuan Alan.
Mendengar itu, murid-murid yang awalnya mengobrol pun berhenti berbicara.
"Setelah kalian selesai melakukan ujian, kalian tidak boleh langsung meninggalkan kediaman Duke. Kalian boleh meninggalkan kediaman Duke jika semua murid sudah selesai ujian dan kita kembali ke penginapan bersama. Sambil menunggu murid yang lainnya menyelesaikan ujian, kalian boleh menunggu di tempat latihan ini atau berkeliling di kediaman Duke. Aku sudah mendapatkan izin dari tuan Duke agar kalian boleh berkeliling di kediamannya," ucap tuan Alan.
"Itu benar, bagi kalian yang sudah selesai ujian, kalian boleh berkeliling di sekitar kediamanku," ucap Duke Darwin yang sejak tadi menemani kami.
"Ujian akan dilakukan 3 hari yaitu hari senin sampai hari rabu. Hari kamisnya kalian akan mendapatkan libur dan boleh berkeliling kota San Minerva selama seharian penuh. Kita akan kembali ke akademi di hari jum'atnya, tapi kita akan berpamitan dengan tuan Duke terlebih dahulu di kediamannya baru kembali ke akademi," ucap tuan Alan.
Mendengar kalau kita dapat bersenang-senang di kota San Minerva selama sehari penuh di hari Kamis, para murid pun senang dan gembira.
"Hoho sepertinya mereka semua sangat senang," ucap Duke Darwin.
"Mereka selalu seperti ini jika ada pengumuman tentang libur,"
"Semuanya tenang, penjelasanku kali ini telah usai, apa tidak ada dari kalian yang ingin bertanya ?," tanya tuan Alan.
Murid-murid pun mulai tenang dan menengok ke samping mereka untuk mencari apakah ada murid yang mau bertanya, namun tidak ada dari mereka yang mau bertanya.
"Tidak ada yang mau bertanya ya ? ya sudah kalau begitu mari kita segera mulai ujian keempatnya,"
"Di ujian keempat hari pertama ini, kalian akan bertarung dengan para prajurit Duke satu melawan satu," ucap tuan Alan.
-Bersambung