Murid-murid akademi dari berbagai tahun angkatan pun sudah mulai pergi menuju tempat mereka akan melaksanakan ujian masing-masing.
Sementara itu, di ruangan kepala akademi.
"Karena semua murid dan staf yang mengajar di kelas masing-masing pada pergi semua, akademi ini menjadi sepi ya," ucap seorang wanita.
"Iya, kamu benar. Tapi ngomong-ngomong, apa yang kamu lakukan disini, kak ?," tanya nona Karina.
Wanita yang saat ini sedang mengobrol dengan nona Karina di ruangannya ternyata adalah Yang Mulia Ratu Kayana.
"Memangnya tidak boleh aku berkunjung kesini ? Kamu tidak perlu khawatir, sosok yang saat ini sedang berbicara denganmu hanyalah clone saja kok," ucap Ratu Kayana.
"Kali ini kamu memberitahukannya terlebih dahulu ya, padahal saat pertemuan terakhir kamu tidak memberitahu kalau kamu adalah clone. Tapi tanpa kamu memberitahupun, aku sudah tau kalau kamu itu clone," ucap nona Karina.
"Begitu ya. Lupakan soal tentang clone atau tidaknya, apa kamu sudah mengetahui motif seseorang yang menyerang salah satu penjaga yang berpatroli di luar akademi ?," tanya Ratu Kayana.
"Motif aslinya aku tidak tahu karena memang orang yang menyerang itu belum ditangkap dan dia belum muncul lagi setelah penyerangan itu. Kemungkinan besar, dia ingin menyusup ke akademi ini untuk membunuh seseorang tapi tidak jadi karena dia menyadari adanya sihir deteksi di sekitar tembok akademi. Seseorang yang ingin dia bunuh kemungkinan besar adalah Rid, meskipun ini tidak pasti karena bisa saja target pembunuhannya adalah orang lain,"
"Kamu tau sendiri kan kalo murid di akademi ini terdiri dari murid-murid dengan berbagai latar belakang yang berbeda, mungkin dari latar belakang yang berbeda tersebut ada yang saling membenci antara satu dengan yang lainnya seperti para bangsawan. Tindakan saling membenci itu biasanya jadi alasan untuk saling membunuh masing-masing," ucap nona Karina.
"Yah kamu benar. Rid memang kemungkinan besar adalah target orang itu karena 'merebut' Irene yang harusnya menjadi peserta ~Matchmaking Battle~ tapi kita juga tidak boleh menghiraukan begitu saja adanya murid lain yang kemungkinan jadi target pembunuhan," ucap Ratu Kayana.
"Penyerangan ini terjadi ketika aku sedang tidak berada di akademi, yang berarti si penyerang itu takut bertindak apabila ada aku di dekat target mereka. Dan karena sekarang para murid sudah pergi ke beberapa tempat yang berbeda untuk melakukan ujian keempat, aku yakin si penyerang itu akan beraksi lagi kali ini, mengingat aku tidak hadir untuk menemani mereka khususnya si target yang akan menjadi sasaran dia ini," ucap nona Karina.
"Hmmm jadi begitu ya. Kamu sudah menduga kalau si penyerang ini akan beraksi lagi di ujian keempat ini, makanya kamu meminta lebih banyak prajurit untuk mengawal mereka di ujian keempat kali ini," ucap Ratu Kayana.
"Iya, maaf ya kak karena meminta prajurit lebih banyak dari yang sebelumnya," ucap nona Karina.
"Tidak apa-apa, lagipula ini untuk keamanan para murid," ucap Ratu Kayana.
"Kali ini aku pasti akan mengetahui dengan lebih jelas siapa target si penyerang ini. Karena 4 tahun angkatan pergi ke tempat yang berbeda-beda, apabila si penyerang ini beraksi di tempat dimana murid tahun pertama melakukan ujian, maka tidak salah lagi kalau tujuan si penyerang ini adalah Rid," ucap nona Karina.
"Sepertinya kamu sudah merencanakan dengan baik. Owh iya, ngomong-ngomong tentang 'Storm Leopard' yang kamu bahas sebelumnya. Mereka bilang kalau mereka selalu melakukan patroli di wilayah San Lucia setiap hari dan selalu membereskan bandit ataupun tindak kriminal yang terjadi disana. Justru mereka terkejut mendengar laporanmu saat kamu bilang kamu diserang bandit di perjalanan menuju San Lucia, karena sudah lama tidak terjadi serangan bandit di daerah itu," ucap Ratu Kayana.
"Iya, saat aku melaporkan tentang itu ke pos jaga mereka, mereka juga terkejut akan serangan bandit itu," ucap nona Karina.
"Dan lagi, saat mereka mengevakuasi jasad para bandit itu setelah dihabisi olehmu. Mereka tidak mengetahui identitas mereka ataupun melacak darimana mereka berasal atau melacak adanya kelompok bandit lain di atas ataupun di bawah mereka,"
"Jadi kesimpulan yang dapat aku buat dari insiden penyerangan bandit itu adalah para bandit itu adalah bandit baru atau lebih tepatnya, mereka aslinya bukan bandit tapi menyamar menjadi bandit. Mereka sepertinya disuruh oleh seseorang untuk menyerangmu sebagai bandit," ucap Ratu Kayana.
"Jadi bisa dibilang kalau insiden penyerang oleh bandit itu bukan sebuah kebetulan tapi memang karena terencana ?," tanya nona Karina.
"Iya, tapi aku tidak tahu apa tujuan orang yang merencanakan ini. Jika mereka ingin menghabisimu, menyuruh 1 kelompok besar bandit tidak cukup untuk menghabisimu. Sepertinya mereka punya maksud lain,"
"Selain menjaga para muridmu dari bahaya, sepertinya kedepannya kamu juga harus menjaga dirimu sendiri, Karina," ucap Ratu Kayana.
-
Kereta kuda pun terus melaju di sepanjang jalan Ibukota San Estella sampai akhirnya keluar dari gerbang Ibukota. Karena jumlah murid tahun pertama sangatlah banyak yaitu 200 murid, kereta kuda yang membawa kami pun juga berjumlah banyak. Setiap kereta kuda berisi 10 murid, jadi kereta kuda yang membawa para murid tahun pertama berjumlah 20 kereta kuda. Belum lagi kereta kuda yang membawa para pengajar dan para prajurit yang mengawal kami. Aku berada di kereta kuda pertama. Kereta kuda yang aku tumpangi berisi murid yang menempati peringkat 1 sampai 10 di ujian masuk, jadi aku ada di kereta kuda yang sama dengan Irene, Charles, Chloe, Enzo dan Noa.
Di sepanjang perjalanan daripada bosan menunggu sampai kita sampai di San Minerva, kita pun memutuskan untuk mengobrol.
"Saat kamu berangkat dari desamu ke akademi, kamu lewat jalan ini juga kan Rid ?," tanya Noa.
"Iya, tapi aku tidak melewati kota San Minerva saat pergi karena akan lebih jauh. Aku melewati kota Bibury untuk pergi ke ibukota San Estella," ucapku.
"Bibury ? itu kota yang dipimpin ayahnya Lillian kan ? aku jadi ingin pergi kesana," ucap Noa.
"Sayang sekali, Noa. Untuk pergi ke kota San Minerva, kita tidak melewati kota Bibury karena rute yang dipakai itu berbeda. Lagipula kota Bibury itu berada di sebelah barat kota San Minerva, sedangkan kita untuk ke kota San Minerva dari ibukota San Estella hanya berjalan lurus ke selatan," ucap Charles.
"Begitu ya, sayang sekali," ucap Noa.
"Seperti yang diharapkan dari pangeran di kerajaan ini, kamu tau semua tempat di kerajaan ini ya, Charles," ucapku.
"Ya bisa dibilang begitu," ucap Charles.
-
Setelah beberapa jam perjalanan, kami pun akhirnya sampai di gerbang kota San Minerva. Kami harus mengantri terlebih dahulu untuk masuk karena penjaga gerbang kota San Minerva harus melakukan pemeriksaan. Setelah dilakukan pemeriksaan, kami semua pun mulai masuk ke kota San Minerva. Kami pun terpesona dengan kota San Minerva, kotanya sangat bersih dan cantik. Dan di setiap pinggir jalannya ditumbuhi oleh pepohonan yang membuat kota itu terasa sejuk. Di tengah kota terdapat kolam air mancur yang lumayan besar yang di sekelilingnya juga terdapat pohon-pohon. Kami melihat di kolam air mancur tersebut juga dihuni oleh banyak ikan. Kami pun terus melanjutkan perjalanan kami menuju kediaman Duke sambil melihat-lihat kota itu.
Setelah beberapa saat, kami pun sampai di kediaman Duke San Minerva, ternyata kediaman Duke berada disebelah selatan kota San Minerva. Kami pun turun dari kereta kuda kami yang terparkir di luar kediaman Duke. Tuan Alan dan pengajar lainnya terlihat tengah mengobrol dengan prajurit yang menjaga gerbang kediaman Duke. Lalu beberapa saat kemudian kami semua pun dipersilahkan masuk ke dalam kediaman Duke.
Dari gerbang depan kediaman Duke, aku bisa melihat sebuah bangunan besar di tengah kediaman itu yang sepertinya itu adalah tempat tinggal Duke. Memang tidak sebesar istana milik Yang Mulia Ratu, tapi tetap bangunan itu sangat besar untuk ditinggali orang biasa. Kami pun berjalan dari gerbang kediaman Duke sampai ke bangunan besar di tengah itu. Sepanjang jalan kami sambil melihat halaman yang dipenuhi oleh pepohonan dan terdapat bunga-bunga juga yang membuat kediaman itu tampak cantik.
Setelah itu, kami pun sampai di bangunan tersebut dan dipersilahkan masuk ke dalam menuju ruang tengah kediaman tersebut. Sesampainya di ruang tengah, terdapat banyak meja makan beserta kursinya dan di meja makan tersebut sudah dihidangkan banyak sekali makanan yang tampak enak. Beberapa murid nampak tergoda dan tidak tahan untuk makan makanan tersebut.
Tidak lama setelah kami semua sampai di ruang tengah tersebut, muncul sesosok pria yang sepertinya berumur 40-50 an tahun dari balik pintu yang lainnya sambil dikawal oleh beberapa prajurit. Bagian kepala pria paruh baya itu nampak botak tetapi bagian belakang kepalanya mempunyai rambut panjang sepundak. Pria itu berjalan dengan gagahnya tanpa menggunakan tongkat ke depan kerumunan kami.
"Sepertinya kalian semua sudah datang ya wahai murid-murid angkatan baru San Fulgen Akademiya. Perkenalkan namaku adalah Darwin Randall San Minerva, aku adalah Duke San Minerva saat ini," ucap Duke Darwin.
-Bersambung