Sementara itu, tahun angkatan lain juga telah selesai melakukan ujian ketiga hari ini.
-
~Tahun Kedua~
"Seperti yang diharapkan dari murid yang bergabung dengan Elevrad. Mereka semua bisa menyelesaikan ujian ketiga dari hari pertama sampai hari terakhir," ucap salah satu murid.
Sementara itu, seorang murid perempuan tahun kedua sedang menghampiri Nadine.
"Nadine, apa nanti di Elevrad ada pertemuan anggota ? Jika iya, nanti kita ke ruangan Elevradnya bareng ya," ucap murid itu.
"Aku tidak tahu soal itu, sepertinya hari ini tidak ada pertemuan di ruangan Elevrad jadi aku ingin langsung pulang saja. Tumben sekali kamu mengajakku untuk kesana bareng, Vanina," tanya senior Nadine.
Nama murid itu adalah Vanina Cometti, murid tahun kedua dan merupakan anggota Elevrad dari tahun kedua.
"Ya, memangnya kenapa kalau kita pergi bareng ? kan kita sama-sama anggota Elevrad. Tapi karena tadi kamu bilang tidak ada pertemuan berarti tidak jadi aku pergi dengan kamu," ucap senior Vanina.
"Ya sudah," ucap Nadine.
"Tapi ya, aku tidak percaya kalau kamu bisa menyelesaikan ujian ketiga ini dengan mengandalkan senapanmu saja. Bahkan kamu bisa menghancurkan 'Golem-Golem' raksasa itu dengan sekali tembak," ucap senior Vanina.
"Anggap saja aku sedang beruntung karena bisa menyelesaikan ujian ini," ucap senior Nadine.
Sementara itu, putri Amelia hanya melihat senior Nadine dan senior Vanina yang sedang mengobrol dari kejauhan.
-
~Tahun Ketiga~
"Siapa yang menduga kalau kita akan melawan monster di ujian ketiga ini, ya meskipun mereka hanyalah monster buatan yang tercipta dari Artifact. Tapi kamu tidak kesulitan ya dalam mengalahkan mereka, wakil ketua," ucap seorang murid laki-laki.
"Kamu pun juga begitu, Darryl," ucap senior Florian.
Murid yang sedang berbicara dengan senior Florian bernama Darryl Lachman, dia juga merupakan anggota Elevrad dari tahun ketiga.
"Apa kamu tidak lihat tadi kalau aku kesulitan dalam melawan 'Slime' raksasa itu ? apalagi dia ada 5," ucap senior Darryl.
"Tapi pada akhirnya kamu tetap menyelesaikankan ujiannya," ucap senior Florian.
"Yah, ngomong-ngomong, apakah kamu akan mengikuti turnamen akademi di akhir semester nanti ?," tanya senior Darryl.
"Ketua bilang kalau dia akan ikut di turnamen ini jadi aku tidak akan ikut. Aku tau kalau aku tidak bisa menang jadi aku tidak akan ikut," ucap senior Florian.
"Kamu pesimis sekali, padahal kamu bisa sihir elemen lanjutan, pasti bisalah menang kalau kamu percaya diri," ucap senior Darryl.
"Kamu bilang seperti itu karena kamu belum pernah melawan ketua saja. Lagipula jika membahas sihir elemen lanjutan, ketua juga memilikinya," ucap senior Florian.
-
~Tahun Keempat~
Murid-murid laki-laki di tahun keempat sedang tertegun menyaksikan dua orang perempuan dari kelasnya dengan mudahnya menyelesaikan ujian ini.
"Padahal di ujian ketiga kali ini kita harus melawan Naga, tapi dua orang itu dengan gampangnya mengalahkan naga-naga itu,"
"Kamu benar, Gretta bahkan dengan mudahnya menendang naga-naga itu sampai hancur,"
"Alisha juga, satu panahnya saja sudah cukup untuk menghancurkan satu Naga yang berukuran besar,"
"Mereka berdua memang cantik tapi sepertinya kita tidak usah membuat masalah dengan mereka,"
"Kamu benar," ucap murid-murid laki-laki yang sedang mengobrol.
"Aku sudah sering menghancurkan naga-naga ciptaan ketua, jadi naga-naga di ujian ketiga ini bukanlah apa-apa bagiku, benarkan, Alisha ?," tanya senior Gretta.
"Iya, kamu benar," ucap senior Alisha.
Sementara itu, murid-murid perempuan di tahun keempat sedang terpesona melihat kemampuan senior Vyn dan seorang murid laki-laki.
"Ketua memang hebat, naga-naga itu bukanlah apa-apa baginya,"
"Tuan muda Marco juga tidak kalah hebatnya,"
"Mereka berdua sangat keren," ucap murid-murid perempuan itu.
Kemudian, senior Vyn menghampiri murid bernama Marco itu.
"Kamu benar-benar membuat mereka semua terpana ya, Marco. Kamu bahkan memotong semua kepala naga besar itu hanya dengan 1 teknik pedang saja. Kemampuan berpedang dari 'Pangeran Pedang' memang mengerikan," ucap senior Vyn.
"Itu hal yang biasa saja, lagipula alasan kenapa aku bisa memotong mereka semua karena mereka itu hanyalah naga yang terbuat dari sihir, bukanlah naga asli. Lagipula kamu sendiri juga membuat heboh dengan menciptakan naga lainnya dan membuat mereka saling bertarung, Vyn. Dan tolong hentikan panggilan 'pangeran' itu. Pangeran satu-satunya di kerajaan ini hanyalah pangeran Charles," ucap senior Marco.
"Panggilan itu kan bukan aku yang buat sendiri tapi dari orang lain. Lagipula alasan kamu dipanggil seperti itu adalah karena kamu adalah putra dari komandan tertinggi kerajaan, Oliver Stabile, yang juga merupakan master pedang di kerajaan ini dan dijuluki sebagai 'Raja Pedang'. Jadi bukannya wajar kalau putranya, Marco Stabile mendapatkan julukan 'Pangeran Pedang' ? Lagipula, adik perempuanmu juga mendapatkan julukan 'Putri Pedang'. Yah menurutku itu wajar karena kemampuan berpedang keluarga kalian memang luar biasa," ucap senior Vyn.
"Mereka yang memberikan julukan ini terlalu melebih-lebihkan," ucap senior Marco.
"Ngomong-ngomong, adikmu seharusnya sekarang sudah berusia 17 tahun kan ? apa itu berarti dia akan memasuki akademi ini semester depan ?," tanya senior Vyn.
"Iya, itu benar," ucap senior Marco.
"Sayang sekali aku dan kamu sudah lulus saat adikmu masuk ke akademi ini. Padahal aku ingin merasakan rasanya 1 akademi bersama 'Pangeran Pedang' dan 'Putri Pedang'," ucap senior Vyn.
"Justru aku bersyukur karena kamu tidak akan mengganggu adikku saat masuk ke akademi nanti," ucap senior Marco.
"Sepertinya penilaianmu terhadapku lumayan jelek di matamu. Ngomong-ngomong, karena ini tahun terakhir kita di akademi ini, apa kamu akan mengikuti turnamen akademi terakhir ?," tanya senior Vyn.
"Tidak, aku tidak tertarik mengikutinya," ucap senior Marco.
"Sayang sekali, padahal turnamen akademi tahun ini kemungkinan akan seru. Aku menantang seorang murid tahun pertama untuk bertanding di turnamen ini. Murid tahun pertama ini kemungkinan punya kekuatan yang menyamai kita. Kamu mungkin tidak percaya karena kamu belum melihat kemampuannya. Waktu itu semua anggota Elevrad melihat pertandingan antara dia melawan Amelia. Jika kamu adalah anggota Elevrad, pasti aku akan mengajakmu untuk menontonnya juga, tapi sayangnya kamu bukan anggota Elevrad,"
"Pertandingan antara mereka berdua berlangsung seru tapi pada akhirnya murid tahun pertama ini berhasil mengalahkan Amelia tanpa luka sedikitpun. Murid tahun pertama ini benar-benar menarik bukan ? Apa kamu tidak ingin mencoba melawannya di turnamen ini ?," tanya senior Vyn.
"Keputusanku sudah bulat kalau aku tidak akan mengikuti turnamen ini meskipun ini adalah turnamen terakhir yang bisa aku ikuti di akademi ini," ucap senior Marco.
"Padahal aku berharap bisa membalaskan kekalahanku dulu di turnamen ini," ucap senior Vyn.
"Aku sudah menduga kalau kamu punya alasan lain agar aku ikut turnamen ini. Kamu belum bisa melupakan kekalahanmu ketika melawanku di turnamen akademi ketika kita masih di tahun pertama dan tahun kedua," ucap senior Marco.
"Ya itu benar, ketika aku kalah melawanmu di turnamen ketika kita berada di tahun pertama, kamu memang gagal memenangkan turnamen itu. Tapi kamu berhasil memenangkan turnamen itu ketika kita bertarung di final saat tahun kedua. Hal itu membuatku kesal. Aku berencana membalas dendam saat turnamen tahun ketiga tapi kamu malah tidak berpartisipasi. Karena kamu tidak berpartisipasi, aku jadi dengan mudahnya memenangkan turnamen itu. Jadi aku berencana untuk membalas di turnamen terakhir kita ini tapi lagi-lagi kamu tidak ingin berpartisipasi kembali," ucap senior Vyn.
"Aku sudah memenangkannya saat tahun kedua jadi aku tidak tertarik untuk mengikuti turnamen itu lagi. Lagipula kalau kamu ingin membalas dendam, kamu bisa melakukannya di pertandingan harian," ucap senior Marco.
"Mengalami kekalahan di pertandingan harian tidaklah memalukan dibandingkan dengan mengalami kekalahan di turnamen akademi. Pertandingan harian hanya ditonton para murid, sedangkan turnamen akademi selain ditonton oleh murid, juga ditonton oleh bangsawan lainnya terutama Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu. Untuk itu, aku ingin membalaskan dendamku dengan membuatmu mengalami kekalahan di turnamen akademi," ucap senior Vyn.
"Tapi sayangnya aku tidak tertarik mengikuti itu," ucap senior Marco.
"Tidak perlu kamu memberitahunya lagi, aku sudah ingat itu. Tapi aku akan mengalahkanmu dalam hal lain, aku akan memenangkan turnamen akademi terakhir ini dan membuatku mendapatkan 2 gelar juara turnamen dan mengalahkanmu yang hanya mempunyai 1 gelar juara," ucap senior Vyn.
"Yah terserah kamu saja, Vyn," ucap senior Marco.
-
Kembali ke tempat latihan tahun pertama.
Murid yang berhasil menyelesaikan ujian ketiga ini sampai hari terakhir berjumlah 19 murid, sementara yang gagal berjumlah 21 murid. Mereka yang gagal hanya bisa tertunduk lesuh meratapi kegagalan mereka. Namun tuan Alan tetap menyemangati mereka.
"Setelah ini, kalian boleh langsung pulang ke asrama atau tetap berada di tempat latihan ini untuk berlatih. Aku ingatkan lagi kalau besok pembelajaran akademi akan diliburkan dan kalian akan masuk kembali saat hari seninnya. Dengan ini, aku nyatakan ujian ketiga di tahun ajaran ini telah resmi berakhir," ucap tuan Alan.
-Bersambung