Beberapa saat sebelumnya.
Hari ini merupakan hari terakhir untuk ujian pertama ini. Murid-murid yang lolos untuk mengikuti ujian terakhir ini nampaknya sudah bersiap menghadapi ujian ini. Sementara itu, murid-murid yang tidak lolos karena gagal di ujian hari ketiga tetap datang ke tempat latihan dan hanya memperhatikan murid-murid yang lolos saja.
"Hei, Rid. Setelah ujian selesai, bagaimana kalau kita merayakannya ? kita makan-makan yuk," ucap Noa.
"Apa kamu yakin ? siang ini sepertinya cuacanya masih panas," ucapku.
"Kalau kita tidak bisa makan di luar, kita makan di asrama saja. Nanti kita tentuin mau makan di asrama siapa. Aku yakin yang lainnya mau pada ikut, lagian ini kan untuk perayaan selesainya ujian pertama," ucap Noa.
"Baiklah, tapi pertama-tama kita harus menyelesaikan ujian hari terakhir dulu. Tidak ada gunanya kita membuat perayaan apabila kita tidak berhasil menyelesaikan ujian hari terakhir ini," ucapku.
Lalu tuan Alan dan keempat staff yang lainnya pun datang.
"Selamat pagi, semuanya," ucap tuan Alan.
"Selamat pagi, tuan," ucap para murid.
"Sepertinya kalian sudah sangat siap untuk menyelesaikan ujian hari terakhir ini. Kalau begitu, tidak perlu berlama-lama, langsung kita mulai saja ujiannya. Rid, silahkan maju," ucap tuan Alan.
Aku pun maju ke tengah tempat latihan. Sementara itu, tuan Alan dan keempat staff lainnya mulai memunculkan boneka-boneka kayu.
~Wood Creation Magic, Fighting Wooden Puppet~
Boneka-boneka kayu pun bermunculan. Kali ini mereka berkerumun mengelilingiku. Aku berada di tengah kepungan boneka kayu itu yang bisa menyerangku dari segala arah.
"Jumlah mereka ini....sepertinya berjumlah 100 ya," pikirku.
"Untuk menyelesaikan ujian ini, caranya masih sama. Kalian harus menghancurkan 100 boneka ini dalam waktu 2 menit," ucap tuan Alan.
Kali ini, murid-murid yang lain nampak tidak terkejut. Karena mereka sudah tau kalau ujian hari terakhir ini akan lebih sulit dari ujian hari-hari sebelumnya.
"Kalau begitu, ujian terakhir dimulai!," ucap tuan Alan.
Begitu tuan Alan berkata seperti itu, boneka-boneka kayu itu pun mulai menyerangku dari segala arah.
"Aku akan menyelesaikan ujian ini dengan satu serangan. Tapi jika aku menggunakan ~Great Flame Slash~, aku hanya bisa mengalahkan kerumunan boneka yang berada di hadapanku. Jika aku menggunakan ~Ring of Fire Slash~, serangan itu memang bisa mengalahkan boneka-boneka kayu di sekelilingku namun jangkauan serangannya sangat pendek dan hanya bisa mengenai boneka yang dekat denganku saja dan tidak bisa menjangkau boneka yang berada jauh dariku. Sepertinya aku harus menggunakan teknik itu, teknik itu bisa menarik semua boneka itu mau yang dekat ataupun yang jauh," pikirku.
~Flame Magic, Apply Magic Weapon, Flame Sword~
Aku merubah pedangku menjadi pedang api terlebih dahulu. Lalu aku langsung memasang kuda-kudaku dan bersiap melakukan serangan. Sementara itu, boneka-boneka kayu itu mulai mendekat untuk menyerangku. Boneka-boneka yang menggunakan senjata jarak jauh juga tengah bersiap.
~Secret Flame Sword Art, Flame Tornado Slash~
Aku menebaskan pedang api sambil berputar sebanyak 1 kali putaran. Dari tebasan berputar itu, muncullah tornado api yang lumayan besar. Tornado itu menarik boneka-boneka yang berada di sekelilingku. Boneka yang berjarak dekat maupun yang berjarak jauh dariku pun tertarik masuk ke dalam tornado api itu. Boneka kayu yang masuk ke dalam tornado api itu langsung terbelah seperti terkena tebasan dan terbakar. Dan sampai akhirnya semua boneka kayu itupun akhirnya lenyap tak bersisa. Murid-murid yang lain nampak terkejut dengan apa yang aku lakukan.
"Sepertinya kali ini kamu tidak menahan diri ya, Rid. Bahkan dengan boneka kayu yang lebih banyak dari ujian hari sebelumnya, kamu tetap bisa menghancurkan mereka semua dengan 1 serangan," ucap tuan Alan yang terkejut melihat banyaknya boneka kayu yang hancur terbakar.
Kembali ke waktu sekarang.
"Tapi selamat karena telah menyelesaikan ujian pertama ini. Kamu mendapatkan 2000 poin. Silahkan kembali ke pinggir tempat latihan, Rid," ucap tuan Alan.
"Baik, tuan," ucapku.
Aku pun kembali ke pinggir tempat latihan.
"Giliran selanjutnya, Irene," ucap tuan Alan.
Irene pun maju ke tengah tempat latihan. Aku dan Irene pun berpapasan.
"Semangat, Irene," ucapku.
"Teknikmu yang barusan sangat luar biasa, Rid. Kalau begitu aku juga akan menggunakan teknik baru yang kupelajari darimu," ucap Irene.
Lalu Irene pun bersiap di tengah tempat latihan. Setelah itu muncul boneka-boneka kayu dan langsung menyerang Irene dari segala arah. Tapi Irene dengan santainya menyentuh lantai tempat latihan dengan tangan kanannya. Sementara itu, boneka-boneka kayu itupun hampir mendekati Irene.
~Ice Magic, Full Frost~
Lantai di sekitar Irene pun seketika langsung membeku. Sihir es itu pun juga membekukan semua boneka-boneka kayu di sekitarnya.
"Sihir itu kan ? itu sihirnya Rid yang digunakan ketika melawan putri Amelia,"
"Putri es bisa menggunakan sihir itu juga ?," ucap murid yang lainnya.
Mereka terkejut setelah melihat Irene bisa menggunakan sihir itu.
"Sihir area ya ? mengagumkan sekali. Dia murid kedua di tahun pertama yang bisa menggunakan sihir area setelah Rid," ucap tuan Alan.
Tidak berhenti sampai disitu, Irene kembali berdiri dan mengarahkan tangan kanannya ke depan. Semula dia mengarahkan tangannya sambil membuka telapak tangannya lalu perlahan-lahan telapak tangannya mulai menutup. Ketika telapak tangan Irene mulai menutup, boneka-boneka kayu yang membeku itupun mulai retak. Retakan pada boneka-boneka kayu itu semakin besar sampai lama kelamaan semua boneka kayu itu pun hancur berkeping-keping. Murid-murid yang melihat itupun semakin terkejut.
"Kamu berhasil menghancurkan semua boneka-boneka itu, Irene. Kamu berhasil menyelesaikan ujian pertama ini. Kamu mendapatkan 2000 poin. Silahkan kembali ke pinggir tempat latihan," ucap tuan Alan.
"Baik," ucap Irene.
Irene pun pergi ke pinggir tempat latihan.
"Giliran selanjutnya," ucap tuan Alan.
-
Charles pun juga berhasil menyelesaikan ujian pertama ini dengan menghancurkan boneka-boneka kayu itu dengan pedang ombaknya, Chloe menyelesaikan ujian dengan hujan panah api miliknya, Noa menyelesaikan ujian dengan perpaduan Magic Martial Arts dan Wind Ballista miliknya, Enzo menyelesaikan ujian dengan perpaduan sihir air dan listriknya yang menimbulkan reaksi, Kotaro pun juga berhasil menyelesaikan ujian dengan menggunakan teknik pedang keluarganya. Leandra dan Lily pun juga berhasil menyelesaikan ujian pertama ini. Murid-murid yang lain juga berhasil menyelesaikan ujian pertama ini walaupun ada beberapa dari mereka yang gagal. Murid yang berhasil menyelesaikan ujian pertama ini sampai hari terakhir berjumlah 23 murid, sementara yang gagal berjumlah 17 murid. Mereka yang gagal hanya bisa tertunduk lesuh meratapi kegagalan mereka. Namun tuan Alan tetap menyemangati mereka dan berkata bahwa ujian ini bukanlah akhir karena masih ada 3 ujian lagi yang tersisa di tahun ajaran ini.
"Setelah ini, kalian boleh langsung pulang ke asrama atau tetap berada di tempat latihan ini untuk berlatih. Aku ingatkan lagi kalau besok pembelajaran akademi akan diliburkan dan kalian akan masuk kembali saat hari seninnya. Dengan ini, aku nyatakan ujian pertama di tahun ajaran ini telah resmi berakhir," ucap tuan Alan.
Setelah berkata seperti itu, tuan Alan dan keempat staff lainnya pun pergi meninggalkan tempat latihan.
-
"Ayo, kita rayakan keberhasilan kita dalam menyelesaikan ujian pertama ini," ucap Noa.
"Mau merayakan dimana ? kalau makan diluar, saat ini sedang panas sekali," ucap Charles.
"Bagaimana kalau di asrama Rid saja ?," tanya Noa.
"Kenapa malah di asramaku, kenapa tidak di asramamu sendiri padahal kamu yang ingin mengadakan perayaan ini," ucapku.
"Hmmm yah asramaku tidak enak dilihat jadi aku tidak mau kalian memasuki asramaku," ucap Noa.
"Kalau begitu di asramaku saja," ucap Chloe.
"Apa tidak apa-apa Chloe ?," tanya Noa.
"Iya tidak apa-apa kok, lagipula di asramaku tidak ada hal yang perlu disembunyikan," ucap Chloe.
"Be-begitu ya," ucap Noa.
"Baiklah, kalau begitu di asrama Chloe saja," ucap Charles.
Saat kami sedang mengobrol, Enzo tiba-tiba mengangkat tangannya.
"Maaf , aku tidak bisa ikut dalam perayaan ini soalnya aku ada keperluan," ucap Enzo.
"Begitu ya, ya sudah tidak apa-apa Enzo," ucap Charles.
"Kalau begitu aku pamit duluan ya," ucap Enzo.
"Iya, hati-hati," ucap kami semua.
Enzo pun pergi meninggalkan kami. Aku melihat Enzo yang pergi.
"Yuk kita pergi membeli makanan dan minuman," ucap Charles.
"Kalian duluan saja, aku harus menjemput Lillian dulu," ucap Noa.
"Baiklah, kalau begitu," ucap Charles.
"Hei, Rid. Apa kamu bisa mengajak Irene untuk bergabung dengan kita ?," tanya Chloe.
"Mengajak Irene ?," tanyaku.
"Iya, kalau bisa ajak kedua asistennya juga," ucap Chloe.
"Baiklah, kalau begitu aku mencari Irene dulu," ucapku.
"Baiklah, kami akan menunggu di area pertokoan," ucap Chloe.
Aku pun pergi mencari Irene. Aku memutuskan untuk kembali ke asrama karena biasanya setelah ujian selesai dia langsung pergi ke asramaku. Saat aku sampai di depan asramaku, aku tidak menemukan Irene di dalam karena auranya tidak kurasakan. Aku berhenti di depan asrama Irene, namun auranya juga tidak kurasakan. Setelah itu, aku memutuskan pergi ke area pertokoan untuk mencari Irene dan akhirnya menemukan Irene yang sedang berbelanja bersama Leandra dan Lily.
"Akhirnya kamu ketemu juga, Irene," ucapku.
"Ada apa, Rid ?," tanya Irene.
"Chloe mengajakmu untuk mengikuti perayaan karena berhasil menyelesaikan ujian pertama. Kami akan mengadakan perayaannya di asrama Chloe," ucapku.
"Chloe mengajakku ?," tanya Irene.
"Iya, Leandra dan Lily juga diundang," ucapku.
Mereka nampak bertanya-tanya kenapa bisa diundang.
"Baiklah, lagipula ini pertama kali aku berkumpul dengan teman-temanmu. Ini kesempatan bagus untuk mengakrabkan diri," ucap Irene.
Irene pun menyetujui undangan dari Chloe. Leandra dan Lily pun juga ikut.
Setelah itu, datanglah Chloe dan yang lainnya ke distrik pertokoan. Aku kira mereka sudah sampai duluan disini daritadi. Lalu kami mulai membeli makanan dan minuman yang kami mau lalu membawanya ke asrama Chloe.
Pesta perayaan pun dimulai.
-Bersambung