Review Tentang Teori:



Ada yang ingin menambahkan? 😈

Porche menahan napas selama beberapa detik. Dia sebenarnya tidak serius dengan perasaan Laura, tetapi jika wanita itu mati sia-sia--maaf jangan.

"Apa kau takut dia sungguhan mati?" tanya lelaki itu. "Atau kau khawatir soal penawar racun yang belum dia berikan?"
Ah, itu juga, tapi--
"Bagaimana bisa kau tahu?" tanya Porche. "Apa kau yang meracuni adikku?"
Bukannya menjawab, lelaki itu justru berjalan-jalan sekarang. Suara langkahnya seperti merenung, dan gaung solnya menyebar di seluruh ruangan. Tak ... Tak ... Tak ... "Hmmm ... kalau tebakanku benar, jangan khawatir," kata lelaki itu. "Terakhir kucek, Mossimo sudah memberikannya pada hari suamimu berkunjung. Jadi, yeah ...
Sepertinya bocah itu tidak jadi lumpuh."

"...."
"Kau tahu untuk apa Kinn melakukan itu?"
"...."
"Dia meminta bantuan--HAHAHA!" Tawa yang benar-benar penuh rasa pelecehan. "Dia ingin kerjasama dengan si wanita jalang. Dan dia menggunakan namamu sebagai alasan."
"...."
"Astaga ... ha ha ha ... lelucon buruk apa lagi ini."

Napas lelaki itu sampai tersengal-sengal karena sangat berlebihan. Dia sempat nyaris tersedak, lalu memukul-mukul dadanya sendiri karena ingin menenangkan diri. "Seorang Kinn Anakinn Theerapanyakul," katanya. "Mafianya pesohor di seluruh negerimu. Terkenal kuat hingga orang-orang pemerintahan ada yang memihaknya. HA HA HA HA HA ... bagaimana bisa berkoloni dengan pelacur rendahan."
"TUTUP MULUT KOTORMU!" bentak Porche tak tahan lagi. "Kau sendiri tidak suci! Kenapa menghina Kinn dan Laura? Apa kau pikir kelakuanmu masih bisa dimaafkan?"
Sosok itu hanya lanjut tertawa.

"Aku sendiri tidak suka menjadi kriminal. Tapi jika seseorang menyakiti orang yang paling kusayang, mana mungkin aku tidak melakukan sesuatu?" kata Porche. Dia tetap teguh mengokang senjata ke sumber suara, tak peduli apakah akan diberondong peluru dari moncong-moncong di sekitar.
"... hahh, begitu?" Sepertinya lelaki itu sudah lelah tertawa. "Terus?"
"Kau mungkin juga tidak berbeda," kata Porche. Yang dibalas dengan kesunyian mengerikan.
"...."
"Kau melukai orang lain karena tidak memiliki sosok kesayangan itu," kata Porche. Sadar dia baru saja mengatakan hal tepat. "Entah tidak disadari, tidak dibalas, atau memang ditinggalkan. Kau seperti ini karena--"
"BERISIK!!"
Seluruh ruangan pun pecah dengan suaranya yang gagal tersaring.

Dengan seringai, kali ini giliran Porche yang tertawa begitu bangga. "Tidak, aku akan mengatakan segalanya kalau kau memang tidak tahu," katanya. "Karena aku bertemu dengan banyak orang sepertimu, paham? Kinn, Laura, bahkan aku sendiri. Kami berlari ke arah orang-orang yang kami sayangi, selama ada dan mau."
"...."
"Tapi kau? Ha ha ha ... sepertinya korban kisah menyedihkan--"
DORRRRRRRRRRR!!!!
Mendadak, sebuah peluru melesat cepat. Asalnya bukan dari salah satu bodyguard, melainkan memang tempat kemana Porche membidik.
Namun, anehnya "Si Tuan" misterius tidak mengenai Porche. Melainkan tali lampu gantung super besar tepat di atas lelaki itu.

"Kubilang diam, ya diam ...."
Dengan napas yang tertahan, Porche pun mendongak ke atas.
KRATAAAKHH!!
Perlahan, langit-langit mewah pun retak karena memang dikenai di vitalnya. Namun, baru saja Porche menggeser kaki, kokangan senjata di sekitarnya semakin siaga. Sraaakh!
KACRAK! KACRAK! KACRAK! KACRAK!
Mereka sepertinya malah akan menembak bila Porche bergerak sedikit saja. Padahal retakan di atas semakin besar. Porche jadi meneguk ludah, tetapi dia berusaha menahan napas sebaik mungkin.
KRATAKKKH! KRATAKKKH--
"Kau ...." desah Porche dengan napas menderu.
Sosok itu tergelak lagi. "Ha ha ha, lagipula yakin masih mau bicara?" tanyanya. Lalu memperlihatkan layar virtualnya lagi. Bahkan ukurannya lebih besar kali ini. Di sana, ada video Laura sedang bertarung dengan klona yang mirip dengannya. Bahkan wajah Laura sampai dibentur-benturkan ke layar sistemnya.

_________
_____________
BUAGGGGHH!!
"AARRRRGGHHHHHH!!
BRAKHHH!!
"MATI KAU! MATI KAU! MATI KAU TUBUH ASLI BUSUK! BUKANKAH KAU SUDAH TEWAS MALAM ITU? KENAPA MALAH KEMBALI LAGI, HAH?!"
____
________
Porche pun langsung lupa kondisinya sendiri. "HEI, HENTIKAN!" teriaknya. Dia memang tidak pintar. Tapi kalau ada wanita kembar yang sedang bertarung, pasti ada hubungannya dengan manusia aneh lagi.
"Cuih ... hentikan?" tanya lelaki itu. "Semua klona buatanku bahkan sudah ku-setting memusuhi prototipnya sendiri."
DEG
"Apa?!"
"Ahh, ada yang tidak sih. Tapi kau tidak perlu tahu soal itu." Kekehan "Si Tuan" pun terdengar puas.
KRAAAAKHH!! KRAKHH!
Lebih-lebih saat retakan tadi semakin melebar. Separuh tali-tali lampu juga mulai robek dan memutuskan gantungannya satu per satu.
Oh, fuck!
Porche bersumpah, binaragawan sekali pun pasti langsung hancur jika tertimpa lampu tersebut. Apalagi dirinya?

_____
________
"Jadi kau yang hampir menembak Porche malam itu?! Hah?! Dasar brengsek sial kecil!!
BRAKH!
____
______
Demi apa fokus Porche benar-benar pecah! Dia tak bisa berpikir! Apalagi namanya disebut Laura berkali-kali. Baik Laura asli maupun klona-nya, mereka kini bertarung karena dirinya.
Mustahil Porche mengabaikan itu.
"Bukankah pertunjukan dariku sangat menarik?" tanya "si Tuan" puas. "Wanita itu bahkan tidak tahu bahwa dia akan mati."
"...."
"Karena sekuat apapun dirinya, klona-ku pasti meledakkan diri untuk menghancurkan lab dengan dia di dalamnya."
Sambil menahan emosinya sebaik mungkin, Porche pun memejamkan matanya sesaat. "Sebenarnya apa maumu?" tanyanya. "Apa jika aku mati sudah cukup?"
"Huh? Tidak."
"Lalu?"
KRAATAKHHHHHH!!
"Maaf, tapi waktu bicaranya sudah habis."
DOORRRRRRRR!!
Dengan satu kali lagi tembakan, lampu itu pun merosot jatuh seketika.
BRAKKKHHHHHHHH!!!
"BANGSAT!!"

Porche pun refleks memaki. Sebab bukan langsung kehilangan nyawa, lantai kotak di bawahnya justru ikut membuka lebar. Persis seperti pintu dua daun. Membuat tubuh Porche langsung terjun ke ruangan luas yang ternyata perpustakaan. Dia terguling kasar. Menabrak segala arah bahkan berlomba cepat dengan lampu gantung yang terseret---
BRUAAAAKHHH!
Tapi untung tidak sampai menimpanya.
"Uhuk! Uhuk! Uhuk! Uhuk!"
CRAKH!!
"ARRGHH!"

Oh, salah. Ternyata ada sisa lampu yang masih terlambat jatuh. Dan itu menimpa paha Porche. Membuat darahnya merembes langsung. Meluber di sisi tubuh, tetapi Porche cepat tanggap untuk mencabut kaca lampunya keluar.
"Hahhh ... hahhh ... hahh ...." Dadanya memang naik turun. Mental dan tenaga juga terkuras habis. Apalagi Porche belum makan samasekali sejak dia tertidur lama. Hanya infus. Dan kini pandangan Porche mulai berkunang-kunang kembali.
"Yakin merelakan wanitamu mati?" tanya sosok lelaki yang kini baru memunculkan diri. Dia berdiri menjulang di atas bolong kotak lantai, memakai vest dan suit yang mahal, sayang pandangan Porche yang kembali kabur gagal melihat wajahnya secara jelas. "Kalau soal itu terserah padamu," katanya sambil melemparkan topeng pesta. "Toh kendali sistemnya ada pada hadiah untukmu di depan sana."

"Uhookh!! Apa?"
Ngiiiiingggg ....
Sambil memegangi kepala yang pening, Porche pun mencengkeran dadanya yang perih.

"Kalahkan anjing pintarku, Kittisawasd," kata lelaki itu dengan dengusan. "Jika kau bisa dengan kondisi seperti itu, maka aku akan mundur untuk hari ini." Dia lantas pergi saat Porche masih berjuang untuk mengembalikan fungsi matanya.

"Sial! Sial! Sial!" maki Porche dalam hati. Dalam kondisi terhuyung, berbagai suara kini mulai masuk ke telinganya sekaligus. Dengung riuh, teriakan Laura yang memaki dalam video, suara sistem "Akses ditolak! Akses ditolak! Akses ditolak!" tiga kali, begitu juga manusia klona baru yang terbangun dari sebuah peti.
[Terkonfirmasi project Human Cloning nomor 7, dengan barcode seri AF211, James Jirayu Tangrisuk telah diaktifkan]
DEG
"Apa?!"
[Selamat datang, James. Tugas pertamamu telah dikunci]

Saat fungsi matanya sudah kembali, Porche melihat sesosok lelaki tampan yang mulai keluar dari petinya. Klona "James 07". Dia menoleh kepada Porche, tersenyum, tetapi langsung tampak marah saat suara sistem kembali lagi.
[Hancurkan target pertamamu: Porche Pacchara Kittisawasd. Ada di arah jam 6 tepat]
[Kau akan dimatikan jika tidak membuatnya mati~]
[Semoga harimu berjalan menyenangkan]
[☺☺☺]
______
____
Begitu sistem pergi, video pun kembali memperlihatkan Laura yang sekarang tampak kebingungan karena klonanya mulai berdiri lagi.
"Oh, ya Tuhan ..." desah Porche dengan napas yang teramat lelah. Meskipun begitu, saat tubuh "James 07" menerjang, Porche langsung menghajarnya dengan sisa-sisa tenaga terakhir.
"...."
BRAAAAAAKHHHH!!
"AKU TIDAK AKAN MATI HARI INI!"
Bersambung ....