"Mereka pasti sedang menikmati nyanyian Nero." Di luar, Vermillion berbaring di kursi geladak sembari tersenyum memikirkan siksaan yang perlu mereka tanggung.
"Ngomong-ngomong tentang musik, perlukah aku mencoba bermain alat musik lagi?" Penasaran, Vermillion memproyeksikan gitar lalu memainkannya sebentar. "Benar saja, fleksibilitas tanganku menjadi lebih baik, menarik. Sembari menunggu konser Nero selesai, mari memainkan gitar untuk menghabiskan waktu."
Kurang lebih satu jam kemudian, Nero yang menyelesaikan konsernya membatalkan Noble Phantasm yang dia gunakan.
Selama konser itu, banyak dari penonton yang ingin melarikan diri. Sayangnya mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena Noble Phantasm lawan yang kuat. Kalaupun mereka bisa, sebagai rekan, mereka tidak ingin menyerang Nero, jadi mereka hanya bisa menggertakkan gigi sembari mendengarkan iblis bernanyi.
"Akhirnya kita terbebas, Anne..." Kata Mary dengan suara lemah.
"Aku merasa telah kehabisan seluruh tenagaku." Kata Anne.
"Sobat, kamu benar-benar luar biasa. Mampu mendengar nyanyian Kaisar Roma itu, kekuatan mentalmu memang perlu dipuji." Kata Gilgamesh kepada Vermillion.
"Bagaimana? Suaranya lumayan, kan?" Vermillion balas tersenyum.
"Berhentilah bercanda. Suaranya sendiri dapat digunakan sebagai senjata." Jawabnya sambil melambaikan tangan.
"Ngomong-ngomong, mengapa ada gitar di sini? Jangan bilang kamu bisa bermain gitar?"
Tanpa menjawab, Vermillion mengambil gitar itu lalu memainkannya sebentar. Setelah selesai, dia meletakkannya kembali.
Semua yang menyaksikan performanya tadi dibuat heran. Mereka tak pernah menyangka bahwa Master mereka ahli dalam bermain alat musik!
"Kamu punya kemampuan." Gilgamesh memuji.
"Jika saya tahu Boss ahli bermain musik, aku tidak akan pernah mengusulkannya untuk memanggil pemusik lain." Dio bertepuk tangan.
"Ah, sayangku, kamu sungguh luar biasa!" Cahaya cinta semakin membara di mata Minamoto. "Aku tidak tahu bahwa kamu ahli bermain musik. Sebagai seorang istri, aku merasa malu karena tidak mengetahuinya~"
Tidak hanya Minamoto, Drake dan Tsunade sama-sama terkejut. Drake yang bersama dengan Vermillion lebih lama bahkan tidak tahu akan hal ini.
"Master!!!" Nero tiba-tiba melompat memeluk Masternya, "Master ahli bermain alat musik? Saya sangat senang! Nampaknya kita telah ditakdirkan untuk bersama. Aku suka bernanyi dan kamu suka bermain alat musik, hehe~"
"Terima kasih, Nero. Semuanya, mari menyambut rekan-rekan baru kita dengan perjamuan makan!" Vermillion menepuk punggung Nero, lalu menoleh ke semua orang sambil menepuk tangan.
"Tidak masalah, aku akan pergi ke dapur dulu." Emiya memutar lengannya sambil mengangguk.
Perjamuan itu berlangsung hingga larut malam. Sebenarnya Gan Fall dan Wyper datang menemui Vermillion untuk membicarakan masalah tertentu, tapi Vermillion memutuskan untuk menundanya karena sedang ada perjamuan.
Setelah mengantar beberapa kru kapal ke kamar mereka masing-masing, Vermillion siap untuk tidur, tapi, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.
"Master, apakah kamu sudah tidur?" Itu adalah suara Anne.
Membuka pintu secara perlahan, sosok Anne dan Mary mengintip ke dalam.
"Anne, Mary? Mengapa kalian berdandan seperti itu?" Vermillion merasa bingung ketika melihat Anne dan Mary yang mengenakan kostum kelinci.
"Sebenarnya Anne ingin lebih dekat dengan Master." Anne tersenyum.
"Untuk pakaian ini, kita telah menyiapkannya khusus untukmu. Bagaimana, apakah kamu menyukainya? Terlihat bagus, kan?"
Menatap dada dan paha Anne yang luar biasa indah, detak jantung Vermillion terpompa lebih kencang.
"Walaupun terlihat memalukan, tapi demi Master, aku akan memakainnya!" Mary yang bertubuh kecil tak ingin kalah dengan Anne.
"Ma-master, apakah kamu ingin menyentuhnya?" Anne memijat kedua dadanya sambil tersipu malu.
"Jika kamu tidak keberatan." Angguknya sambil meraih kedua payudara lembut wanita itu.
"Master memang pria yang mesum~" Merasakan sentuhan hangat di dadanya, Anne tersipu malu.
"Anne, kamu memang licik. Menggunakan tubuh dewasamu untuk merayu Master, grr!" Mary terlihat tidak puas. "Aku juga ingin bermesraan dengan Master!"
Mendengar rajukan Mary, Vermillion mau tak mau menggendongnya sambil memeluknya dengan lembut. "Mary juga tak kalah imut." Katanya.
Naik ke ranjang, Anne dan Mary membantu melepaskan pakaian Master mereka. Kemudian olahraga malam yang intense berlangsung selama beberapa jam.
-----
read chapter 213 on;
patréon.com/mizuki77