"Allhamdulillah..udah seger habis mandi.Hembttt...sepertinya aku harus segera mengecek isi flashdisk itu mungkin ada petunjuk lain siapa pemiliknya.Apa mungkin sengaja dibuang pemiliknya atau mungkin tidak sengaja jatuh,gimana kalau isi file nya sangat penting.." .Erlin bergumam pada dirinya sendiri.
"Jika flashdisk ini sangat penting kenapa orang ini sembrono sekali..hembtt entalah,mari kita lihat isinya! " .
Erlin pun memeriksa satu demi satu isi file dari flashdisk itu melalui laptopnya yang ternyata berisi tentang rencana rancangan pembangunan sebuah tempat reflexy dan spa lengkap dengan anggarannya,terpampang logo dan nama perusahaan " HONEST REFLEXY & SPA " ia lalu googling untuk mencari detail perusahaan ini agar bisa menemukan alamat nya.Tidak perlu waktu lama Erlin pun sudah menemukan alamat pusat HONEST spa,ia lalu mencatat nya di secarik kertas sekaligus nomer telpon kantornya untuk berjaga jaga.Erlin justru semakin penasaran dengan perusahaan ini sehingga ia googling lebih jauh untuk melihat profil tentang perusahaan ini.Namun tiba-tiba matanya terperanjak diam melihat sebuah nama dan foto salah satu pewaris PT. HONEST group.Tangannya kini diam,keringat dingin mulai mengguyur deras tubuh nya,jari tangannya pun ikut terpaku diam memegang keyboard.
"Rendy Yudistira Pra...apa mungkin itu orang yang sama,sepertinya tidak mungkin !! ".
Erlin terus bertanya dalam hatinya tanpa ada jawaban kepastian.Detak jantungnya kini berdegup sangat kencang...ia hanya terpaku dalam pikirannya,tenggelam dalam sebuah memori usang yang telah lama berusaha dibuangnya dari masa lalunya.Terlintas sebuah gambaran peristiwa besar seoarang laki-laki muda membawa pisau kecil di tangannya lalu tidak sengaja tersenggol oleh temannya hingga terdorong menimpa seorang gadis kecil dengan pisau menancap tepat di perut gadis kecil itu,terlihat jelas di bad nama seragam laki-laki itu tertulis Rendy Yudistira P.
" Aaaghhhh... " Erlin berteriak keras sambil menutup telinganya dengan kedua tangan,lalu memejamkan matanya dalam dalam.
Namun ternyata teriakan Erlin membuat Mak Sum terbangun dari mimpi indahnya...
" Erlin kamu kenapa ? " (tanya Mak Sum dengan raut wajah penuh kecemasan dan kekhawatiran).
Mak Sum adalah seorang chef kebanggaan pesantren sekaligus teman sekamar Erlin.Erlin memang memutuskan untuk mengabdi di pondok pesantren dengan membantu menyiapkan konsumsi para santri pondok pesantren dari ia masih berstatus pelajar lalu mahasiswa bahkan hingga sekarang ia telah menyelesikan gelar Sarjana ekonominya.Erlin bukan tidak mampuh mendapatkan pekerjaan yang sesuai kelas pendidikannya,tetapi karena ia merasa berutang budi kepada Umi dan Abah ketua pendiri pondok pesantren yang telah merawatnya dari belia.Bahkan mereka memperlakukannya seperti anaknya sendiri,mereka juga sudah seperti orang tua pengganti bagi Erlin,karena ia memang yatim piatum sejak kecil.Ibunya meninggal pada saat melahirkannya,lalu bapaknya menyusul pergi selamanya tepat pada saat ulang tahun ketiganya.Ia hanya dua bersaudara dengan kakak laki-lakinya yang sangat pintar,cerdas dan tampan namun kenyataanya Tuhan juga sangat sayang pada kakaknya sehingga kakaknya juga ikut pergi meninggalkan dia selama - lamanya karena sebuah insiden kecelakaan empat tahun lalu yang terjadi tepat di saat akan memberikan kejutan sekaligus hadiah ulang tahunnya.
" Er..Erlin...kamu kenapa ?,kamu masih gak mau cerita sama Mak Sum ? " tanya ulang Mak Sum geram karena Erlin masih tetap diam.
" Hembtt.." Erlin baru tersadar bahwa ia telah larut dalam kenangan masa lalunya selama hampir setengah jam lamanya.Ia seperti orang yang linglung lupa akan kegiatan apa saja yang baru saja ia lakukan,tapi Erlin segera memalingkan kepalanya ke arah belakang karena mendengar suara seseorang yang tidak asing lagi baginya
" Ahhghhhh....Bruakss...Astaghfirullahalladzhim..Mak.."( Dengan nafas ngos ngosan ).Erlin terkaget hingga jantungnya terasa mau copot sampai ia terjatuh kebelakang dari kursi duduknya.
Mak Sum yang terkejut dengan teriakan Erlin pun ikut loncat tanpa menghiarukan apapun yang ada di sekitarnya hingga ke arah kursi yang tadinya Erlin duduki,tapi tanpa sengaja tangannya menyenggol secangkir kopi hitam yang berada di dekat laptop Erlin hingga tumpah mengenai wajah Erlin untung saja kopi itu sudah tidak panas.
" Ada apa Er..." tanya Mak Sum dengan penuh rasa takut sambil mengarahkan wajahnya menghadap Erlin namun ia justru berteriak histeris.." Aarghhhh...aaa "
" Aa..aa..itu " Erlin yang bingung menjelaskannya,ia langsung meraih pelan kaca yang ada di atas meja dekat laptopnya dengan posisi seperti suster ngesot dengan rambut terurai berantakan karena ia sedang berada di kamar sehingga tidak menggenakan jilbabnya.Ia menyodorkan kaca tepat menghadap wajah Mak Sum.
" Arhg...".Belum selesai Mak Sum berteriak Erlin mengangkat jari telunjuknya lalu seolah meniupnya tepat di depan bibir mungilnya yang mengisyaratkan untuk diam.Dalam sedetik saja Mak sum langsung menangkap maksud Erlin
" Mak Sum kenapa masih pakai itu..anu...e.. di jam 11 malam gini?? " (tanya Erlin kebingungan sambil menggaruk kepalanya).
"Embtt...sebenernya Mak Sum tadi mau basuh muka dulu..iya...tapi udah keburu keliling pulau kapuk duluan,sampai lupa masih pakai masker..hehehe,kamu sendiri kenapa belum istirahat udah larut malam pakai acara nakutin Mak Sum pakai masker kopi segala dengan rambut berantakan kayak gitu...kamu mau bikin Mak Sum masuk Rs ? ".Sahut Mak Sum dengan wajah agak kesal.
"Ma..Maaf Mak tapi ini bukan masker kopi.Tapi ini memang kopi..E..Erlin masih ngecek itu Mak..". Tangan Erlin sambil menunjuk ke arah laptopnya dengan nada terbata bata karena gugup.
" HONEST group,ini apa Er ?,kamu mau melamar kerja disini ?". Tanya Mak Sum kebingungan dengan maksud Erlin.
" Embtt.. " Erlin hanya menggelengkan kepalanya yang membuat Mak Sum nampaknya makin kebingungan.
" Erlin....coba kamu cerita lebih jelas sama Mak Sum ini maksudnya apa ?,kenapa kamu juga mencatat alamat pusat dan seluruh cabang plus nomer telpone perusahaan ini ?".
Sebenarnya Erlin ragu untuk mengatakan sebenarmya yang terjadi kepada Mak Sum karena ia memang sudah terbiasa memendam semua rasanya sendiri,karena dia tidak ingin memberikan kesialan untuk orang yang sudah baik dengannya.Namun kali ini dia mencoba untuk melanggarnya,dia ingin mencoba menepis bahwa banyaknya persepsi miring tentang dirinya dari para santri itu tidak benar.
" Sebenarnya Erlin tadi gak sengaja nemuin flashdisk jatuh di depan minimarket Mak waktu Erlin mau pulang ke PonPes dari tempat foto copyan Erlin mampir beli sabun dulu.Tapi waktu Erlin nyari siapa yang punya flashdisk ini di parkiran sudah gak ada orang Mak. "
"Jadi ini lagi kamu cek isi flashdisknya buat cari tahu siapa pemeliknya ?,tapi ini sudah larut malem Er,kenapa gak besok siang aja habis bantuain Mak Sum masak kan bisa " seru Mak Sum khawatir dengan wajah Erlin yang sudah sedikit pucat karena kelelahan.
" Gak papa Mak,Erlin harus segera cek takutnya benda ini sangat penting bagi pemiliknya.Jika benar Erlin harus segera ngembaliin ke pemiliknya dan sepertinya flashdisk ini memang sangat penting Mak.Erlin mau cuci muka dulu Mak " jawab Erlin sambil berjalan membuka pintu kamar.
" Eh..E..eh..tungguin dulu emak juga mau cuci muka sekalian,kayaknya muka emak udah blowing nih kyak orang-orang ".Mak Sum tidak bisa mengerem langkahnya hingga menekan tubuh mungil Erlin yang membuat mereka jatuh bersamaan..Bruaksss.
Erlin merasakan bahwa tulang-tulang nya kali ini sepertinya tengah menjerit tanpa suara hingga membuat dadanya terasa sesak menopang berat badan Mak Sum yang kurang lebih 80 kg,terdengar suara kretek pergerakan tulangnya.
" Eh..e..Maaf Er,kebablasan ndak bisa ngerem..makhlum..hihihi..Kamu ndak papa kan ?".Tanya Mak Sum mencemaskan tubuh mungil Erlin yang di timpanya barusan.
" Allhamdulillah..enggak papa Mak,tapi Erlin kayaknya mau ambil jilbab dulu "
"Eh..gak usah biar Mak Sum ambilin,sekalian bukti permintaan Mak Sum yang tulus....hehehe !!".Mak Sum bergegas mengambilkan jilbab untuk Erlin yang sebenarnya itu hanya alibinya karena ketakutan melihat ekspresi miris mengenaskan di wajah Erlin ".
" Alasan..." Erlin bergumam lirih dengan ekspesi aneh.
" kamu bilang apa Er.. ?!"
" Embtt...yang bener glowing Mak bukan blowing..hehe ".Senyum kepalsun Erlin kini akhirnya nampak.
Mak Sum hanya tersenyum senang sambil memberikan jilbab Erlin,ia senang melihat Erlin sudah mulai terbuka dan berbicara dengannya setelah sekian lama Mak Sum jarang melihatnya berinteraksi dengan orang lain apalagi tersenyum jail.Selama ini Erlin memang selalu menghindar dengan lingkungan sekitarnya dia selalu hidup dalam memori masa lalunya.
Ketika Erlin akan membasuh mukanya bersamaan dengan Mak Sum tiba-tiba terdengar sayup seseorang memanggil
" Mbak... "
Erlin dan Mak Sum mematikan krannya sementara mereka menoleh kebelakang untuk memastikan bahwa suara itu berasal dari manusia.
" Bruakss...Aghhhhgh.. ". Seorang salah satu santri yang tadi memanggil mereka malah justru lari terpirit pirit,karena kaget melihat wajah Erlin dan Mak Sum.
Erlin dan Mak Sum hanya saling berhadapan sambil saling meberikan kode.
*****
"Teng..teng..pankk..prangg... " Suara riuh ricuh beberapa petugas ponpes yang bertugas membangunkan para santri membuat Erlin harus terbangun dari mimpi setianya yang selalu menyapa alam bawah sadarnya.Erlin menghela nafas panjang sambil terus beristighfar.Pikirannya kini kembali mengingat mundur beberapa jam yang lalu,sebuah nama.Rendy Yudistira Pratama gumamnya dalam hati.Ia meremas seprei kasurnya.
" Iya aku harus mulai diriku yang baru..sekarang saat yang tepat untuk melakukannya.Aku sudah bosan hidup dalam sebuah bayangan penyesalan.Iya aku Erlin..Aku pasti bisa..kuat..kuat !!.Hii..selamat datang masa lalu ku..Kali ini aku akan menymbutmu dengan sebuah senyuman manis karena rasa pahit itu sudah habis ".Erlin berbicara mencoba mendamaikan dirinya sendiri dengan kenangannya.
*****
Kehidupan yang paling membosankan adalah ketika seseorang harus terus hidup di dalam mimpinya,maka dari itu jangan biarkan mimpi mu memgendalikan dirimu namun hidupkanlah mimpimu di dalam hidup mu.