Di luar gemuruh hujan terus terdengar.Jalanan berada dititik kesepian membuat banyak orang bercengkrama menghabiskan waktu di rumah.Erlin bersusah payah datang ketempat resort ini,ia menghampiri 2 reseptionist meja depan dekat pintu masuk.Belum sempat Erlin mengatakan sepatah kata.
" Maaf mbak lowongan di tempat kami sudah penuh " Pemberitahuan salah satu reseptionist yang asal tebak.
Ia diam menerjemahkan makna si reseptionist,kemudian tersenyum " Maaf mbak saya mau bertemu dengan pimpinan anda,apakah di perbolehkan ?".
Kedua reseptionist itu tidak langsung menjawab,mereka saling lirik. " Maaf apakah anda sebelumnya sudah membuat janji dengan pimpinan kami ?",Tatapan penuh kesinisan mereka ke Erlin.Dengan mata terus menilai tampilan luar Erlin yang memakai sendal jepit beda pasangan dan rok batik dengan atasan lusuh.
" Maaf saya memang belum membuat janji ..tapi saya hanya ingin bertemu sebentar...saja karena ada hal yang sangat penting untuk saya kembalikan,boleh ?" Pinta Erlin penuh rayuan.
" Selama ini sudah banyak fans bos kami yang datang dengan alasan yang sama,ada juga yang cuman mau minta sumbangan kayak mbak ini !!" Nada tinggi cetus reeseptionist itu sambil menyuruh rekannya mengambilkan lembar rupiah yang kemudian di sodorkan ke Erlin. " Ambil..malah diem..kalau mbak gak segera pergi kami terpaksa panggil security !".Suara pedas wanita cantik resepsionist.
Erlin hanya diam menunduk. " Tidak usah panggil security,insyallah saya masih mampuh berjalan keluar.Saya akan minta izin security untuk menunggu di luar saja ".Erlin pergi menghapus jejaknya keluar bangunan megah dengan pembangunan belum sepenuhnya selesai.
*****
Angin masih berhembus kencang senada dengan riuh hujan yang berjatuhan.Gelap menyelimuti suasana pagi menjelang siang seperti malam.Erlin berdiri membeku memegang kuat gagang payung Mak sum yang di pinjamnya.Ia bagai patung hidup di pinggir jalan raya hingga mobil sedan putih berhenti di dekatnya dan menurunkan kaca mobilnya.
" Erlinda ya ???,kok bisa sampai sini ??.Masuk kedalam buruan keburu jadi es batu beneran nanti kamu !".Sapa bapak Rio ke Erlin sambil mempersilahkannya masuk kedalam mobilnya.Perkenalan singkat di bengkel yang tidak sia-sia.
" Baik pak terimakasih.." Erlin bergegas masuk mobil,ia lebih terbuka dari hari sebelumnya.
Dalam hitungan menit mobil itu sudah terpakir rapi di halaman tempat Reflexy & Spa HONEST yang baru di buka dan tinggal menunggu pembangunan belakang selesai untuk dilaksanakan peresmian cabang.Ia masuk bersama Pak Rio kembali menghadapi orang yang telah berani merundungnya tadi.Nadinya berdenyut sangat lemah ia memikirkan banyak hal negative,ia takut jika akan di rundung keluar lagi namun melihat tampilan Pak Rio ini begitu berani membuatnya yakin bahwa ia bukan pegawai dengan jabatan sembarangan.
" Siang...ohh..iya memangnya bos kalian sedang tidak ada di ruangannya ? " Tanya Pak Rio dengan nada khas ramahnya ke reseptionist.
Dua reseptionist itu memandang heran ke Erlin yang berada di belakang Pak Rio " Eh...Siang Pak itu..Pak Rendy nya ada kok di ruangannya ".
Pak Rio mengernyitkan dahinya " Lalu kenapa ada tamu tidak disuruh untuk masuk ?,memang kalian berdua tidak lihat di luar tengah hujan deras ?".Pak Rio terus menggeleng kepala sambil mendengus kesal lalu menoleh ke arah Erlin dengan melontarkan tawaran " Erlin mau minum kopi ?"
Erlin kebingungan menjawab,ia tengah puasa sunnah kamis.Ia mencari alasan sopan " Maaf pak tidak usah repot,sebelum kesini saya sudah ngopi "
Pak Rio tersenyum manis " Beneran ??,atau mungkin kalau kamu gak doyan kopi ada teh jahe atau bubur kacang hijau buat menghangatkan tubuh "
" Sekali lagi terimakasih pak,tapi saya beneren habis ngopi " Erlin terpaksa harus berbohong.
" Embtt..kamu kesini mau ketemu Pak Rendy ? " tegas Pak Rio memastikan dugaannya ke Erlin
Datang laki laki dari arah belakang Pak Rio.Matanya saling bertatapan dengan Erlin.Erlin kembali menunduk diam,Erlin meremas kuat telapak tangannya sendiri seluruh badannya bergetar hebat.Laki-laki itu tak lain Rendy Yudistira Pratama.Sekian lama ia mengumpulkan keberanian berada dalam momen ini.Rendy tersentak kaget melihat wanita berkedung biru muda di depan Pak Rio.Jelas ia sudah sangat lama mencarinya dan berharap wanita itu mati tidak akan muncul di hadapannya.Rendy bergegas menarik tangan Erlin menuju ruangannya,tanpa memperdulikan sekeliling.Membuat pak Rio dan beberapa orang di lobby merasa aneh.
Erlin menahan rasa sakit luar biasa di tangannya,Rendy terlalu kuat mencengkramnya dengan penuh kebencian.Rendy mendengus kesal berulang kali,ia berhenti di tengah tangga menuju ruangnya yang di desain outdoor dengan pemandangan yang menakjubkan mata.Di bawah tangga ada kolam ikan dengan desain yang begitu epic nampak bagai miniatur pegunungan kecil dengan air terjun yang mengalir ke danau ikan,dengan pohon bunga kamboja hidup di bebatuan kolam ada pohon besar yang bunganya begitu indah saat berjatuhan tertiup angin membuat suasana terasa eksotik di tambah dengan tetesan hujan seketika Erlin lupa rasa sakitnya karena pemandangan alam yang disaksikan.
" Hei !! Kenapa kamu masih hidup..Kenapa ?!! " Bentak Rendy dengan puncak amarah tertingginya.Urat di sekitar tangan dan leher terlihat menonjol jelas kebenciannya.
"Ta...tapi...a..aku cuman mau i..." Erlin menunjukkan flashdisk di tangan kirinya.
Belum sempat Erlin menyelesikan penjelasannya.Rendy menyaut flashdisk ditangannya,membuangnya ke kolam.
Mata Erlin melotot melihat nasib ngenes flashdisk yang sudah dia jaga sangat.Ii...itu.." Erlin tidak melanjutkan bicaranya ia berusaha menyingkirkan cengkaraman Rendy.Ia kelelahan menarik tangannnya,cengkraman super itu terlalu kuat.
" Seharusnya kamu tahu berurusan dengan siapa...Aku menyuruh mu untuk matiii!!. Hampir 5 tahun aku memburumu kamu justru datang menyerahkan diri..haha..hahh ".Rendy terus meremas kuat tangan Erlin,ia terus menambah energi negativenya.Mendorong Erlin untuk kehabisan langkah.Ia mendekatkan wajahnya pada Erlin sambil menatap lekat dengan penuh kebencian.
" Seharusnya aku yang membuat mu ma...mati,ah.. sa.." tanpa sediktpun keberanian untuk menatap matanya.Erlin berencana melarikan diri,ia mundur tanpa melihat kebelakang.Tampias air hujan terbawa angin membuat anak tangga yang terbuat dari batu alam itu licin.Tanpa kesadaran Erlin menarik kuat kemeja pink muda yang dikenakan Rendy,membuat keduanya hilang keseimbangan.
" Bruaksss.....Byuarrr....rrr..".Tubuh Atletis dan tinggi Rendy menindih tubuh mungil Erlin.Mereka jatuh kedalam kolam ikan.Tangan kanan Rendy dengan sigap menjadi bantal kepala Erlin agar tidak luka terbentur semen kolam.Kembang kempis dada mereka saling berdesakan.Gemuruh detakkan jantung yang luar biasa terdengar satu sama lain.Rendy menyadari sesuatu..bibirnya menyatu lekat dengan bibir wanita yang pernah ditusuknya dulu.Erlin juga menyadarinya ia tidak berani membuka matanya.Ia tidak percaya bibir mungil yang ia jaga sekian lama untuk dia persembahkan kepada imamnya kelak justru di srobot duluan orang yang di bencinya.Tanpa sedikit keberanian untuk menatap Erlin mendorong Rendy untuk menyingkir dari tubuhnya.Rendy yang menyadari banyaknya mata di sekeliling mereka tak terkecuali pak Rio telah menyaksikan insiden tak terduga beberapa menit lalu membuatnya memghela nafas kesal dengan tatapan mematikan ke Erlin ysng dari tadi hanya menundukkan kepalanya.
Erlin berdiri dan sedikit membungkukkan badannya ia mengucap lirih " Ma..maaf Pak.. " dengan cucuran air mata bercampur air langit,ia bergegas meninggalkan Rendy sebelum akhirnya Rendy meraih tangannya dan berdiri di dekatnya sambil membisikkan sesuatu " Tunggu...kamu harus tahu berapa harga kemeja yang sudah kamu robek bukan ??! ".
" Maaf tapi itu hanya robek secuil " Sahut Erlin kesal
" Apa kamu bilang..secuil kamu kira roti !!!.Asal kamu tahu harga diri kamu aja gak cukup buat ganti!! " Balas Rendy yang tidak mau kalah.
" Kalau kamu udah tahu harga diri saya saja tidak cukup untuk membayarnya lalu yang kamu mau apa ?,saya kesini cuman mau ngembaliin flashdisk perusahaan kamu yang jatuh di depan pintu minimarket beberapa hari yang lalu.Tugas ku sudah selesai sekarang aku mau pulang..aku mohon berhenti untuk mengusik kehidupan ku!.Bukankah selama ini aku sudah cukup diam dan bungkam tentang insiden yang pernah kita alami dulu ".Erlin melepaskan gengaman Rendy yang terlalu kasar tapi Rendy justru menambah remasan kesalnya dengan kuat.
" Flashdisk ..?! Milik siapa ?!...Bukannya Flashdisk itu.. bukti kece...ah..tadi kamu bilang apa ?! " Tanya ulang Rendy memastikan telingannya tidak salah mendengar.
Erlin mendengus kesal " Kamu bisa enggak sedikit saja berfikir positive kepada orang!!..Kamu pikir aku sejahat kamu.Maaf aku memang membenci mu tapi bukan kebiasaanku menggunakan cara licik mengancam dan menyakiti seseorang hanya untuk membalaskan dendam!!...hembtt,sekarang flashdisk itu mungkin sudah rusak terendam air " ia kembali mendengus kesal.
Rendy melepaskan tangn Erlin,ia mencari flashdisk itu secepat mungkin tanpa memerdulikan Erlin lagi. " Akhirnya ketemu..ah..sialan!!! Kenapa kamu tidak ngomong dari tadi !!,saya gak mau tahu kamu harus tanggung jawab atas kerusakan ini ".Tegas Rendy.
Erlin memghela nafas sambil memancarkan senyum lembutnya " Baik..Insyallah besok aku bawain copyan isi flashdisk itu dari laptop,iya... walaupun hanya sebagian yang sepertinya penting " ia segera meninggalkan Rendy dan berpamitan kepada pak Rio.
" Jam 5 pagi harus udah sampai di tangan saya !! " Teriak Rendy dengan keras,Erlin hanya berhenti sejenak tanpa menoleh ke arahnya sedikitpun lalu melanjutkan langkahnya.