Pagi yang indah, matahari sudah memperlihatkan wajahnya disela sela dinding kamar ku , membuat tidurku terusik. "Hum mm " aku bergeliat sembari mengucek mataku "wah sudah jam 7.00 " gumamku dan lansung membereskan tempat tidurku, setelah selesai membersihkan tempat tidurku, aku keluar menuju dapur.
Seperti biasanya ibu selalu memasak ubi rebus untuk kami santap setiap pagi. Sebelum memakan nasi kami selalu terlebih dahulu memakan ubi rebus agar nasi yang dimasak ibuku cukup untuk dibagi bagi.
Ayahku yang sudah bangun, datang menghampiri kami, agar kami memakan ubi rebus bersama sama.
Terkadang kami bercanda gurau didapur sembari memakan ubi rebus. Setelah kami memakan ubi rebus, ayah dan ibuku pergi keladang Bu Komariah. Sedangkan aku ditugaskan ibuku untuk membereskan rumah gubuk milik kami beserta membersihkan pakaian. Ketika aku membersihkan halaman, helmina datang menghampiriku. Yach helmina adalah sahabat terbaikku dari kami duduk dibangku SD.
Ia sering membantu baik dibidang mata pelajaran atau yang lain. Helmina adalah anak dari salah satu orang terpandang di desaku. Tetapi dirinya tidak sombong. Ayahnya yang bertugas sebagai kepala desa dan ibunya seorang pegawai negeri sipil didesaku.
Terkadang kalau ibuku membutuhkan sesuatu atau membutuhkan uang, ia sering meminjam kepada orang tua helmina. Karna Bu komariah sangat baik dan juga ramah. Ia tidak pernah membanding bandingkan orang miskin atau kaya.
Jarak antara rumahku dan helmina lumayan jauh, tetapi ia sering menghampiriku kerumah gubuk milik keluargaku. "Anati inikan kita sudah siap ujian Akhir nih, dan sebentar lagi pengumuman kelulusan kita rencana kamu setelah lulus mau kemana?" Tanya Helmina kepadaku. " Kalau aku yang pasti tidak ngak nelanjut kuliah hel, secara kan kamu tau sendiri kondisi ekonomi keluargaku gimana,"
jangan kan buat sekolah buat makan aja sudah sulit." Jawab ku kepada helmina.
"Kalau kamu sendiri mau ngelanjut kemana hel". Tanyaku kepada sahabatku.
"Aku akan ngelanjut ke universitas x." Jawab helmina. Karna keasikan ngobrol, Sampai kami lupa waktu. Untung pekerjaan rumah yang ditugaskan ibuku sudah lebih dulu aku kerjakan.
Satu Minggu kemudian, pengumuman hasil ujianpun sudah keluar, ibuku pergi kesekolah ku untuk mendengar pengumuman hasil ujianku. "Semoga aku lulus dan hasilnya memuaskan." Gumamku karna diriku masih penasaran akan hasil ujianku. Disekolahku sudah mulai dipadati orangtua siswa dan siswi yang ingin mendengar hasil ujian putra putri mereka.
Ibuku begitu antusias mendengarkan segala pencerahan dan juga wijangan yang diberikan kepala sekolahku. Tetapi ketika kepala sekolah ingin mengumumkan peraih nilai tertinggi, semuan para orangtua sangat tegang apalagi dengan ibuku yang tidak tau apa apa, bangga ketika mendengar namaku disebut menjadi salah satu yang memiliki nilai tertinggi disekolahku.
Ketika aku mengetahui bahwa nilaiku mendapat peringkat kedua, aku sangat lega setidaknya usahaku selama ini tidak sia sia walau untuk menuntut ilmu Menempuh kesekolahku harus penuh pengorbanan dengan berjalan kaki sejauh lima kilometer.
"Selamat ya nak ternyata kamu lulus dengan nilai yang bagus." Kata ibuku memberikan selamat atas kelulusanku.
Ibuku mengajakku langsung pulang kerumah ia ingin langsung mengabari ayahku kabar gembira tentang kelulusanku yang mendapat nilai tertinggi. Kamipun pulang kerumah dengan menapaki jalan setapak agar mempersingkat perjalanan kami. Disepanjang perjalanan aku dan ibuku bercanda gurau, sembari menasehati ku jika kelak aku pergi kerantau orang.
Aku bersyukur memiliki orang tua yang sangat perhatian dan menyayangiku dengan segenap hati. Walau hidup kami serba kekurangan, tetapi kami tetap bersyukur atas pemberian yang diberikan Tuhan kepada kami.
Diperjalanan, Tiba tiba ada seseorang datang menghampiri kami untuk menanyakan alamat rumah Bu Komariah. Ia mengaku kalau dirinya saudara ibu komairah. Kamipun memberitahu alamat bu komairah kepada seseorang yang mengaku saudara ibu komairah. Tetapi sepertinya datang dari kota, Terlihat dari penampilannya.
Setelah melakukan perjalanan sekitar satu jam, kamipun tiba dirumah gubuk yang kami miliki. Tetapi ayahku belum pulang dari ladang bu komairah. Mengingat jam masih menunjukkan pukul 15.20, biasanya ayahku tiba di rumah sekitar jam 17.15. "Bu sepertinya ayah belum pulang dari ladang Bu komairah."
"Ia nih sepertinya ayah kamu masih diladang bu komairah." Sahut ibuku
"Kalau begitu lebih baik ibu ke kebun belakang dulu, soalnya ada pekerjaan ibu yang belum selesai."
"Kalau gitu ana ikut dong Bu .....kan bosan juga dirumah aja." Pintaku agar aku ikut kekebun setapak yang kami miliki.
Biasanya ibu kalau tidak membantu ayahku upahan keladang orang lain, ia menanam ubi dan sayur sayuran dikebun setapak yang ada di belakang rumah gubuk kami. Ibuku terkadang menanam sayuran untuk dijual kepasar agar dapat membeli lauk seadanya. apalagi ibu sering menanam sayur kangkung dan bayam, terkadang tetanggaku membeli sayuran yang ditanam ibuku.
"Bu sayurannya segar segar ya Bu."
"Ia nak makanya bu komairah sering beli sayuran yang ibu tanam." Sahut ibuku sambil memanen sayur kangkung untuk dijual kepasar. Setelah selesai memanen kangkung, akubdan ibuku mengikat kangkung yang sudah kami panen.
"Bu mudah mudahan sayurnya habis terjual yach."
"Ia nak mudah mudahan Yach, agar uangnya bisa ibu kumpul Untuk ongkos keberangkatan kamu pergi kekota." Kata ibuku membuat mataku berbinar "tenyata ibuku sudah memikirkan tentang keberangkatan ku.
Ketika kami berjalan hendak masuk kerumah seseorang datang menghampiri kami untuk membeli sayuran yang kami miliki ibu indah, ia adalah salah satu tengkulak yang sering datang ke dusun dusun untuk mengambil sayuran yang hendak dibawa ke kota. " Eh ibu Selvi ...." Sayurannya mau dijual Bu?" Tanya ibu indah kepada ibuku
"Ia Bu " jawab ibuku singkat. Akhirnya terjadi tawar menawar antara ibuku dan Bu indah.
Setelah bu indah membayar sayuran yang kami panen aku dan ibuku masuk kembali kerumah guna membersihkan diri dan Mesak untuk kami santap.
Malam hari pun tiba aku , adikku dan kedua orangtuaku sudah berkumpul untuk makan malam, disela sela makan malam, aku meminta ijin kepada kedua orangtuaku agar akau diijinkan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan agar bisa membantu ekonomi keluarga.
"Ayah, ibu Ana berincana mau pergi kekota .Ana ingin bekerja disana." Kataku meminta ijin kepada kedua orangtuaku.
"Kalau itu menurut kamu yang terbaik bagimu, kami mengijinkan kamu semoga kamu cepat mendapat pekerjaan dikota ya nak." Kata ayahku
"Ia nak kamu hanya bisa mendoakan kamu semoga kamu kelak mendapat pekerjaan dikota, dan ingat tetap jaga diri kamu berserah kepada Tuhan dan pintar pintarlah bergaul." Kata ibuku menasehatiku.
Keesokan harinya aku terbangun dari tidurku, ibuku sudah terlebih dahulu bangun dan memasak. Mengingat jam keberangkatan akubkekota sekitar jam 9 pagi." Loh Bu masaknya kok enak bangat?" Tanyaku karna melihat ibuku memasak masakan yang enak dan jarang kami makan.
Aku lihat ibuku memasak ayam yang begitu lezat. Maklum makanan seperti itu jarang kami makan dirumah. hanya hari hari tertentu baru kami bisa memakan daging. Itupun kalau ibu memiliki uang lebih.
"Ia nak kan hari ini kamu pergi ke kota, jadi ngak salah dong ibu memasak enak buat kamu." Kata ibuku sembari mengembangkan senyumnya.
Bersambung.....