"Kenapa jadi menghindar?" Tanya rafa dengan suara lembut nya
"M-maksud kakak?" Tanya puspita
"Dari tadi kamu menghindar dari kakak, kenapa" ucap rafa
"E-enggak kok!" Jawab puspita
"Jangan bohong puspita, apa gara gara kejadian tadi siang di ruangan VIP?" Tanya rafa
"Kak, makan yuk! Aku laper tau, kakak pasti belum makan kan?" Tanya puspita mengalihkan ucapan rafa
"Jangan ngalihin pembicaraan puspita!" Jawab rafa dengan tatapan tajam nya ke arah puspita
Glek!
"Mampus gue, jawab apaan gue! Astaga, deg deg an parah di tatap kek gini bikin gue salting!" Batin puspita
"Enggak kok kak!" Jawab puspita
Melihat puspita yang grogi, membuat rafa semakin tertantang. Ia pun mengusap pelan wajah cantik puspita, sementara puspita hanya diam dan menunduk ke arah bawah
"Liat kakak!" Ucap rafa
Puspita pun mengangkat pandangan, kini ia menatap lekat ke wajah tampan rafa. Sungguh, ia sangat berdebar kala bertatapan seperti itu dengan sang kakak
"Ehmmmpppp"
Lagi lagi, rafa mulai melumat bibir puspita. Namun, kini puspita hanya diam. Ia hanya menatap wajah kakak tiri nya itu, hingga rafa pun dengan sengaja sedikit menggigit bibir bawah puspita agar gadis itu membuka mulut nya
"Hmpppttttt…"
Mereka berciuman sangat mesra di ruangan tamu itu, bahkan kini rafa menutup pintu menggunakan kaki nya. Ia menggendong puspita menuju kamar yang di mana pintu dan lampu kamar itu terbuka dan menyala
Brakk!
Rafa menutup pintu kamar itu menggunakan kaki nya, kini mereka masih berciuman mesra bahkan kini ciuman itu semakin liar dan brutal
"Awww!"
Puspita memekik kala rafa menjatuhkan tubuh nya di atas kasur, bukan sakit lebih tepat nya kaget karena itu pertama kali bagi dirinya.
"Oughhhh…"
Puspita mendesah kala rafa mengukung diri nya sambil meremas gundukan sintal milik nya yang masih terbungkus rapi di balik baju tidur milik nya
Dengan perlahan rafa mulai membuka satu demi persatu kancing baju tidur puspita, sampai pada akhirnya manik mata rafa bertemu dengan gundukan sintal yang masih berada dalam penyangga itu
Rafa pun mencopot bra puspita, hingga kini gundukan sintal itu terpampang jelas tepat di hadapan nya. Bahkan, kini rafa susah mendadak susah meneguk saliva karena melihat gundukan sintal yang sangat menggoda itu
Besar.
Padat.
Menggairahkan.
"Eumhhh … oughhh k-akkk!"
Puspita mendesah kala rafa tiba tiba mengulum gundukan sintal milik nya, bahkan sebelah tangan rafa pun masih aktif memainkan gundukan sintal puspita yang sangat menggoda itu
"Emphhhhh … ahhhh"
Puspita terus saja mendesah, sungguh rasa nya sangat nikmat. Nyeri, tapi enak! Itu lah yang dapat di gambarkan oleh puspita saat itu. Itu pengalaman pertama bagi diri nya, disentuh oleh pria yang tak lain adalah kakak tiri nya sendiri
Merasa belum cukup puas, rafa pun menghentikan aksi nya. Ia beralih pada tubuh bawah puspita, rafa mulai membuka celana tidur beserta dalaman puspita dan melempar asal ke sembarang tempat
"K-kak!" Ucap puspita takut
"Santai aja ya, gak usah takut!" Jawab rafa lembut sambil mencium bibir puspita
Kini, sambil berpagutan mesra. Tangan rafa mulai menelusup ke dalam belahan yang sudah terasa lembab itu
Rafa paham betul, pasti saat ini puspita pun terangsang dengan apa yang ia perbuat, dan yang pasti itu pun pengalaman pertama bagi rafa
"Boleh gak?" Tanya rafa sambil menatap lekat binar coklat di hadapan nya
Ntah dapat keberanian apa, puspita pun mengangguk tanda setuju pada rafa untuk melakukan apa yang dia mau. Api gairah sudah muncul di benak sepasang muda mudi itu
Rafa mulai beralih, ia ke arah bawah dan berhenti tepat di depan kedua paha puspita. Rafa menatap ke arah paha itu, tapi puspita yang malu di tatap seperti itu pun menutup rapat rapat
"Buka sayang!" Ucap rafa
"K-kak, t-api aku malu!" Sahut puspita yang masih malu karena tubuh polos nya
"Gak usah malu, kan sama kakak!" Jawab rafa
Rafa pun mulai membuka kedua paha puspita, kini manik mata nya bertemu dengan belahan sempit yang terlihat sangat menggoda itu
Rafa pun menenggelamkan kepala nya di kedua paha puspita, ia langsung menjulurkan lidah hangat nya dan mengulum serta menjilati inti milik puspita
"Ahhh … oughhh … k-akkk! Ahhhh"
Puspita terus saja mendesah kala merasakan hal yang pertama kali ia coba, sungguh rasa nya sangat nikmat, hingga puspita pun meremas remas rambut rafa. Rafa sangat pandai, sehingga hanya hitungan beberapa menit tiba tiba tubuh puspita pun bergetar hebat, kala merasakan pelepasan pertama nya
"Ahhh … oughhhh"
Rafa pun tersenyum, ia bangga bisa membuat puspita mendapatkan orgasme pertama nya. Kini, rafa mulai menghisap habis dan menelan cairan yang keluar dari inti gadis itu
"Nikmat, heum?" Tanya rafa dengan suara serak
"Y-eahh! T-tapi aku malu!" Ucap puspita
"Gak usah malu, okey!" Jawab rafa
Kini, rafa sudah tak bisa menahan hasrat dan gairah nya. Ia pun mulai melepas pakaian nya satu per satu, hingga kini ia sudah polos di hadapan gadis yang sudab resmi menyandang status sebagai adik tiri nya itu
Glek!
Puspita mendadak sulit menegak saliva nya, pasal nya di hadapan nya saat ini ia melihat keperkasaan milik rafa yang ukuran nya sangat menantang. Bahkan, ini kali pertama bagi puspita melihat keperkasaan milik pria
"Kakak udah gak tahan, boleh gak?" Tanya rafa sambil meremas buah dada puspita
"Ehmpppp … b-boleh" jawab puspita
Mendapat persetujuan dari sang adik membuat rafa tersenyum, ia pun mengukung tubuh polos sang adik dan mulai mengarahkan ereksi nya yang sudah meronta ronta sedari tadi
Besar.
Panjang.
Berurat.
Itu lah gambaran keperkasaan milik rafa.
"Mphhhhhh"
Rafa pun kembali melumat gundukan sintal yang menjadi candu nya itu, ia sengaja melakukan itu untuk menggoda puspita agar kembali terangsang dengan permainan panas mereka
Hingga kini, rafa sudah siap untuk memasuki keperkasaan nya di inti milik puspita yang sudah sangat lembab dan basah itu
"Tahan sebentar ya, agak sakit! Tapi nanti sakit nya ilang kok!" Bisik rafa di telinga puspita
"Hm" jawab puspita
"Sshhhh … ahhh …"
Percobaan pertama masih gagal, seperti ada sesuatu yang mengganjal di dalam yang membuat keperkasaan rafa susah masuk ke inti puspita
Mencoba menetralisir rasa sakit pada puspita, rafa pun kembali melumat bibir gadis cantik itu, sambil meremas gundukan sintal di hadapan nya ia terus membuat puspita terangsang dengan gerakan yang ia buat
Sampai pada akhirnya, ia kembali mencoba memasuki rudal keperkasaan nya ke dalam inti puspita
Blessshhh!
"Ahhhhhh!!!"
Dengan sekali hentakan, rudal keperkasaan milik pria itu pun masuk dan terbenam tanpa sisa di inti milik sang wanita. Bahkan, darah perawan wanita itu pun mengalir
"You a virgin? Belum ada satu pria pun yang sentuh kamu?" Tanya rafa pada puspita
Puspita pun mengangguk, memang benar adanya. Ia belum pernah berhubungan intim dengan pria mana pun, bahkan kini perawan nya sudah di lepas dengan pria yang menyandang status sebagai kakak tiri nya, rafa.
Rafa terdiam beberapa saat, ia melirik ke arah wajah cantik yang ada di pelukannya. Bahkan, ia belum menggoyangkan pinggul nya dan membiarkan puspita untuk mengatur deru nafas nya
"Hmmptttt!"
Tak berselang beberapa lama, rafa mulai kembali mencium bibir puspita. Mereka berpagutan mesra, bahkan tangan besar rafa mulai meremas kedua gundukan sintal yang menjadi favorit nya itu
Setelah di rasa puspita sudah terangsang, rafa pun mulai menggoyangkan pinggul nya secara teratur dan sambil berpagutan mesra
"Eughhhmmm! Shhhhh" desah puspita
Rafa mulai menggoyangkan pinggul nya, bahkan ia masih merasa rudal milik nya di urut urut di dalam inti milik adik tiri nya yang sangat seksi ini
Puspita pun melakukan hal yang sama, awal nya ia merasa sangat sakit. Namun, semakin lama rasa sakit itu berubah menjadi rasa nikmat. Baru kali ini ia merasakan sesuatu yang beda, di usia 19 tahun ia melepas keperawanan nya dengan pria yang saat ini sudah menyandang status sebagai kakak tiri nya
"Shhhh …. Ahhh!"
"Sempit banget gila!"
"Ahhh … ahhh ahhh!"
Desahan erotis terus terdengar dari sepasang pria dan wanita di dalam kamar, mereka terus saja mendesah dan bergaya sangat erotis di atas ranjang tidur yang besar, megah dan mewah
"Kak! A-aku mau keluarrrr!"
"Keluarin sayang, keluarin sesuka kamu! Ahhh shit! Nikmat banget anj*ng!"
Byurrr!
Rafa melepas rudal besar milik nya, ia pun berjongkok dan membenamkan wajah nya di inti milik puspita. Rafa terus menjilat dan menghisap seluruh cairan yang keluar dari inti adik tiri nya itu
Slurppp!
Slurppp!
Slurppp!
Rafa melepas rudal besar milik nya, ia pun berjongkok dan membenamkan wajah nya di inti milik puspita. Rafa terus menjilat dan menghisap seluruh cairan yang keluar dari inti adik tiri nya itu
"Mphhhh … ahhhh!"
"Nikmat sayang?" Ucap rafa terdengar serak dan seksi
Rafa pun mulai kembali bangkit, kini ia memutar tubuh puspita hingga membalik ke arah nya.
Doggy style.
Itu lah gaya yang saat ini mereka lakukan, rafa mulai menggesek gesek rudal nya di inti puspita. Hingga pada akhirnya, ia pun kembali memasukkan rudal besar nya ke dalam inti puspita sampai dalam
Bleshhh!
"Ahh … ahh … ah!"
"Fu*k! Ini nikmat anj*ng!" Umpat rafa
Plak!
"Ahhhh!"
Rafa menampar bokong sintal puspita, ia merasa gemas pada bokong sintal itu. Bahkan, di sela sela ia terus menggoyang pinggul nya dan membenamkan rudal nya ia pun meremas remas gundukan sintal milik puspita
"Ahhh … k-akkk!" Desah puspita yang tak tahan
Puspita sudah berkali kali merasakan pelepasan nya, sungguh itu sangat nikmat bagi nya. Walaupun ini pertama kali ia merasakan hal seperti itu, namun ia tak munafik. Ia menyukai nya, apalagi rafa sangat pandai mengatur tempo permainan dan durasi
"Keluarin sayang! Jangan di tahan tahan!" Ucap rafa khas dengan suara serak dan tersenggal senggal!
Lagi lagi, puspita pun sudah mencapai titik orgasme nya. Bahkan, kini ia sudah sangat lelah dan lemas. Bagaimana tidak, mereka sudah bermain sampai dua jam lama nya, hal itu membuat puspita langsung direngkuh di pelukan rafa
"Lelah?" Tanya rafa
"Hm, lemes banget!" Jawab puspita
"Udahin dulu ya!" Ucap rafa
"Eughhhh … oughhhh … ahhh ahhh ahh!"
Puspita tak menjawab, ia semakin mendesah hebat kala rafa terus mempercepat gerakan nya. Bahkan, kini tubuh puspita terhentak hentak karena rafa bermain sangat cepat
Rafa mulai merangsang puspita kembali, ia bergerak cepat sambil meremas remas kedua gundukan sintal yang ada di hadapan nya. Bahkan, puspita yang tadi lemas pun kembali bergairah akibat rangsangan dari pria yang berada di atas tubuh nya ini
"K-kakk! Aku mau keluarrr!!"
"Tahan sayang, kita keluar barengan"
"Ssshhhh … ahhh .. ahhh!"
"Oughhhh!!!"
Hingga pada akhirnya, rafa mencabut rudal milik nya. Ia melepaskan cairan cinta nya di atas perut puspita, puspita yang sudah lemas pun hanya terdiam sambil memejamkan mata, ia mencoba mengatur deru nafas nya kembali
Puspita diam, ia masih menatap ke arah perut nya yang mengkilap karena cairan rafa yang di keluarkan itu. Ia pun melirik ke arah sprei putih dengan bercak bercak noda merah darah keperawanan nya
"I love you, Kakak bantu bersihin ya!" Ucap rafa
Deg!
Mendengar kalimat 'i love you' membuat puspita kaget, ia tak menyangka rafa akan mengucap kalimat seperti itu. Rafa masih mengelap perut puspita menggunakan tisu, tapi dengan cepat puspita bangkit dan membersihkan sendiri
"Aku aja, kakak sebaiknya pulang! Gak enak di liat tetangga udah jam segini masih ada tamu!" Ucap puspita datar sambil menutup tubuhnya dengan selimut
"Baru jam 8:45!" Jawab rafa
"Pulang dulu, aku mau sendiri!" Ucap puspita
"Are u okay?" Tanya rafa
"Please kak, aku cuma mau sendiri! Jadi aku minta kakak pulang dulu sekarang!" Jawab puspita
Rafa merasa ada yang aneh dengan perubahan sikap puspita, tapi ia memilih pergi karena tak ingin membuat puspita marah pada dirinya. Akhirnya, ia pun turun dari atas ranjang dan memakai kembali pakaian milik nya
Setelah selesai, rafa pun berpamitan pada puspita untuk kembali pulang. Tapi, puspita hanya mengangguk tanpa mau melihat ke arah rafa yang berdiri di ambang pintu
"Kakak pamit pulang dulu ya!" Ucap rafa
BERSAMBUNG…..