Chereads / Gairah Liar Kakak Tiriku / Chapter 4 - Chap 2 | Hari Pernikahan

Chapter 4 - Chap 2 | Hari Pernikahan

"Ini terlihat menggoda!" Bisik rafa

Puspita menegang, sungguh itu kali pertama nya merasakan gairah yang ber api api. Di pertemuan pertama nya dengan rafa, rafa menggoda dirinya dengan cara yang tak biasa

"Shhh … ini di parkiran, nanti ada yang liat!" Ucap puspita takut akan ada seseorang yang melihat apa yang di lakukan rafa

"Terus mau di mana biar gak ada yang liat? Hotel?" Tanya rafa dengan nada lembut dan mengedipkan sebelah mata nya

"Ish! Jangan aneh aneh deh, aku mau pulang kak. Nanti di cariin mama sama om ardana!" Jawab puspita dengan ketus

Sebenarnya puspita sengaja menjawab dengan nada ketus, selain ia memang mengagumi dan menyukai rafa. Rafa pula akan menjadi kakak tiri nya kelak, ia malu jika calon kakak tiri nya itu bertindak seperti itu pada nya

Puspita memang mengagumi calon kakak tiri nya itu, tapi untuk sekarang mana mungkin. Karena, mama nya akan menikah dengan om ardana. Itu berarti, mereka akan tinggal satu atap dan puspita akan lebih sering bertemu dengan rafa

"Oke kita pulang!" Ucap rafa sambil membenarkan dress puspita dan lekas menyalakan mesin mobil nya

Puspita bernafas lega, ia pun kembali memfokuskan pandangan nya ke arah depan. Sesekali ia melirik ke arah rafa, ternyata rafa saat ini fokus pada kemudi nya dan enggan menengok ke arah puspita

"Eh, apa dia marah? Tapi kan bener, masa iya dia ngelakuin itu sama aku. Tapi kenapa aku gak nolak sih, ah bodoh bodoh bodoh!" Batin puspita sambil memukul mukul kepala nya

"Ngapain mukul mulul kepala?" Tanya rafa yang memperhatikan puspita melamun sambil memukul kepala nya

"Ah, e-enggak! Cuma sakit kepala aja!" Jawab puspita kaget saat sadar bahwa ternyata rafa memperhatikan gerak gerik nya

Mereka berdua kembali diam, rafa pun kembali menyetir dan melajukan kendaraan nya menuju kediaman puspita dan mama nya

Setelah menempuh jarak 30 menit lama nya, akhirnya kini mobil milik rafa tiba di kediaman puspita dan sang mama. Rafa memarkirkan kendaraan nya di halaman rumah itu, bahkan ia pun sudah tak melihat kendaraan milik sang papa di sana

"Aku masuk kak, makasih udah anterin!" Ucap puspita yang sudah membuka seatbelt dan akan keluar dari mobil

"Hm!" Jawab rafa singkat dan bergumam

Puspita keluar, ia sangat heran dengan sikap dan perlakuan rafa. Pasal nya, setelah melakukan hal seperti tadi. Tiba tiba rafa jadi dingin dan datar, seperti sekarang contoh nya. Pria tampan itu seperti enggan membuka mulut lebar lebar dan memilih berbicara seadanya

Rafa pun kembali melajukan kendaraan nya, ketika melihat puspita sudah masuk ke dalam rumah. Di dalam, puspita pun langsung mencari di mana keberadaan sang mama. Ternyata, mama nya sedang di dapur sedang meneguk segelas air putih

"Ma!" Sapa puspita

"Nak, kenapa baru sampai?" Tanya sang mama

"Ah, e i-itu ma tadi kak rafa salah jalan! Jadi nya puter balik deh, terus gak kebut mangkanya baru sampe!" Jawab puspita dengan terbata bata karena gugup

Pasal nya, mana mungkin ia akan menceritakan yang sebenarnya kenapa ia dan rafa bisa sampai lama sekali di rumah itu

"Oh begitu, ya sudah istirahat sana! Mama masuk kamar dulu ya!" Ucap sang mama sambil tersenyum

"Okey, ma!" Jawab puspita

***

Singkat cerita, setelah beberapa hari lama nya. Kini tepat di hari minggu, hari di mana sang mama dan om ardana akan menyandang status sebagai suami istri

Di gedung mewah, tepat nya gedung yang sudah di persiapkan dari jauh jauh hari untuk pernikahan om ardana dan sang mama. Terlihat sepasang calon mempelai, penghulu dan para saksi yang sudah berada di tempat yang di sediakan.

"Asssalamualaikum wr.wb" ucap penghulu

"Waalaikumsalam wr.wb" jawab semua orang yang berada di gedung itu

"Baik, karena mempelai wanita dan mempelai pria sudah berada di sini. Maka acara ijab qabul akan kita mulai!" Ucap penghulu itu

"Bismillahirrohmanirrohim, saudara Ardana Adiwijaya. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau, dengan mempelai wanita bernama Riani Neli dengan emas satu kilogram beserta berlian 2 karat dengan seperangkat alat solat di bayar tunai!" Ucap penghulu itu

"Saya terima nikah dan kawin nya Riani Neli dengan emas satu kilogram beserta berlian dua karat dan seperangkat alat solat di bayar tunai!" Ucap om ardana dengan lantang dan hanya sekali tarikan nafas

"Bagaimana, para saksi? Sah?"

"Sahhh!"

"Alhamdulillah hirobbil aalaamin!"

Semua orang pun mengucap syukur, karena kini om ardana dan mama puspita sudah resmi menyandang status sebagai suami istri. Bahkan, kini di atas pelaminan terlihat rafa dan puspita yang sama sama memanjatkan doa atas pernikahan yang sakral itu

"Selamat ya pa, ma! Semoga pernikahan kalian di berkahi oleh allah!" Ucap rafa memberi selamat pada papa dan mama nya

"Terima kasih ya kak, terima kasih sudah mau menerima mama dan puspita sebagai keluarga baru kamu. Dan terima kasih juga, kamu sudah mau memanggil mama!" Ucap mama puspita sambil menangis haru dan mencium puncak kepala rafa

"Sama sama ma, sekali lagi selamat atas pernikahan mama dan papa!" Jawab rafa

"Terima kasih nak!" Ucap sang papa sambil tersenyum

"Ma, pa! Selamat menempuh hidup baru, aku selalu berdoa semoga pernikahan mama dan papa langgeng sampe maut memisahkan, aamiin!" Ucap puspita

"Aamiin, terima kasih nak! Papa bersyukur sekali. Sekarang, keluarga kita sudah lengkap. Papa punya istri yang sangat baik, punya anak laki laki yang sangat bijak dan tentu nya anak perempuan yang cantik ini!" Puji om ardana yang sekarang sudah resmi menjadi papa puspita

Mereka pun tertawa bahagia di atas pelaminan, bahkan para kerabat, kolega dan teman teman dari mama dan papa puspita sangat iri akan keharmonisan yang baru saja di bangun oleh mereka

"Pa, ma. Puspita izin ke belakang ya, soalnya laper banget nih belum makan he he he!" Ucap puspita

"Iya sudah nak, makan lah! Ajak kakak kamu juga ya, pasti kalian lapar!" Sahut mama puspita

"Iya ma!" Jawab puspita

"Kak, yuk makan!" Ajak puspita

"Duluan aja!" Jawab rafa

Puspita pun mengangguk, karena ia sudah terlanjur lapar. Ia pun pergi ke ruangan VIP, tempat tertutup di dalam gedung itu yang hanya bisa di akses oleh keluarga inti dari pihak mempelai perempuan ataupun mempelai laki laki

Puspita mengambil makanan, ia pun lekas duduk di ruangan VIP itu dan mulai menyantap hidangan yang ia bawa

Di sisi lain, rafa yang masih berada di sekitar mama dan papa nya pun mulai beralih tempat. Kini, ia berjalan menuju ruangan VIP tempat di mana puspita sedang menikmati hidangan di dalam

"Ada siapa saja di dalam?" Tanya rafa pada seorang pelayan

"Hanya ada nona muda, tuan!" Jawab pelayan itu

"Ya sudah, jangan biarkan seseorang masuk ke dalam! Jika ada yang mencoba masuk, maka kau akan tau akibat nya, paham!" Ucap rafa

"B-baik tuan muda, saya paham!" Jawab pelayan itu

Pelayan itu pun menunduk tanpa melihat sorot tajam rafa, sedangkan kini rafa pun masuk ke dalam ruangan itu. Ia mulai mengunci pintu, dan mencari keberadaan puspita

"Ekhem!"

Rafa berdehem saat melihat puspita makan di sofa dengan sangat lahap, bahkan kini puspita pun melirik ke arah sang kakak yang baru saja datang dan berjalan ke arah nya

"Kakak!" Ucap puspita

"Enak?" Tanya rafa

"Enak banget, mana laper he he he!" Jawab puspita sambil cengengesan

"Udah selesai makan nya?" Tanya rafa

"Udah kak, kenapa? Kakak butuh sesuatu, apa mau aku ambilin makanan" ucap puspita

"Mau susu aja!" Jawab rafa

"Hah, susu? Perasaan tadi aku ke prasmanan gak nemu susu deh. Paling juga eskrim, atau es es yang lain!" Jawab puspita

"Susu yang lain dong!" Ucap rafa dengan lembut dan tatapan yang aneh

"Gak ada kak, kan tadi udah aku bilang di prasmanan gak ada susu!" Jawab puspita yang mulai kesal dengan ucapan rafa

"Susu itu!" Ucap rafa sambil menunjuk ke dada puspita yang terlihat belahan menyembul keluar

"Ish! Kakak ini, gak malu apa ngomong kayak gitu. Aku itu adek kakak sekarang!" Ucap puspita

"Hmpppptttt"

Tanpa memperdulikan ucapan puspita, rafa langsung mendekat dan melumat bibir merah puspita. Bahkan, ia tak perduli puspita menepuk nepuk dada bidang nya. Rafa terus saja mengulum lidah puspita

Bahkan, puspita yang tadi nya menolak pun sekarang memberi akses pada rafa. Rafa pun dengan senang hati mengeksplor tiap inci rongga mulut puspita

Tak cuma berciuman saja, bahkan kini rafa mulai meremas buah dada puspita yang sangat menggoda itu. Rafa meremas dengan lembut dan penuh penghayatan, membuat puspita pun melenguh saat merasakan gundukan sintal milik nya di remas remas

"Ahhh!"

Rafa terus meremas buah dada puspita, bahkan kini remasan itu semakin lama semakin kencang. Rafa melepas pagutan nya dengan puspita, kini ia memperhatikan gundukan sintal yang berukuran besar itu

"Ahhh!"

Tok … tok … tok

"Rafa, puspita! Kalian ada di dalam?"

"Shittt!" Batin rafa

Deg!

BERSAMBUNG…..