semua orang terkejut melihat pesawat luar angkasa tiba tiba bergerak dan perlahan terbang ke langit.
orang orang yg ada di atas pesawat segera melompat ke laut dengan cepat.
pesawat ampibi yg berada di atas mereka segera mendekat untuk menjemput orang orang yg jatuh ke laut.
melihat bahwa pesawat luar angkasa kembali mendarat di atas tebing yg tidak jauh dari sana, mereka semua bergegas menuju pesawat tersebut.
para tentara muda dengan seragam sekolah bergegas mengepung pesawat luar angkasa sambil menodongkan senjatanya.
Palka pesawat perlahan terbuka dan jantung semua orang berdebar kencang.
ini pertama kali bagi mereka untuk bertemu dengan alien, jadi mereka sangat penasaran seperti apa alien itu sebenarnya.
apa ini adalah monster tentakel atau monster gorila.
berbagai pemikiran terlintas di benak mereka masing masing.
tapi saat mereka melihat pria tampan dan dua wanita cantik dengan seragam militer putih yg memperlihatkan lekuk tubuh mereka yg montok, wajah mereka di penuhi expresi terkejut.
mereka bertanya tanya, apa alien memang begitu tampan dan cantik.
tapi keterkejutan mereka segera di ganti dengan keheranan karena di belakang mereka ada wanita berambut merah yg mereka kenal.
pria alien tampan itu terlihat memindai semua orang dengan tatapan tidak senang dan setelah beberapa saat dia membuka mulutnya. "kalian anak anak nakal yg tidak tahu sopan santun, apa kalian tidak pernah di ajarkan untuk menghormati pria tampan oleh orang tua kalian atau oleh guru kalian."
mereka semua membuka mulut mereka dan saling bertukar pandang dengan yang lainnya.
"master, itu menghormati orang tua bukan pria tampan." tambah Beta sambil mencubit pinggangku dan menatap ku dengan senyum geli.
aku segera mengangkat alis ku dan kembali menatap semua orang. "lalu kenapa kalian menodongkan mainan dildo itu pada ku, apa kalian ingin menusuknya ke lubang pelayan ku yg cantik ini."
wajah mereka langsung menghitam dan ada beberapa orang yg segera menutup mulut mereka untuk menahan tawa.
"master..." Beta dan delta berseru bersama dengan wajah memerah.
"itu senjata api" tambah Beta.
"ohhhh" aku menunjukan wajah penuh pengertian sebelum berkata. "lalu kenapa mereka menodongkan senjata api pada kita, apa menurut mereka benda itu bisa melukai kita."
"itu karena kita alien, mereka pasti ingin menangkap kita dan membedah kita karena penasaran. itulah yg biasa di lakukan oleh planet planet peradaban rendah." mendengar penjelasan Beta, aku kembali menatap semua orang dengan tatapan tajam sebelum melambaikan tangan ku yg membuat semua senjata mereka hancur berkeping keping.
wajah ketakutan langsung muncul dan beberapa dari mereka terjatuh ke tanah.
lalu aku menatap pesawat yg ada di atas mereka dan mengulurkan tangan ku.
"hentikan... apa yg ingin kamu lakukan..." teriak wanita berambut merah yg ada di belakang ku.
tapi aku tidak mempedulikan semua itu dan segera menarik tangan ku seakan sedang merampas sesuatu dengan paksa.
pesawat yg melayang di atas segera tertarik ke arah ku dan terjatuh ke tanah yg tidak jauh dari lokasi kami dengan suara benturan yg keras.
semua bagian pesawat tersebut mulai terkelupas satu demi satu dan mulai menunjukan orang orang yg ada di dalam pesawat.
"kenapa kamu melakukan semua ini..." wanita itu bertanya dengan nada marah dan segera menarik kerah ku.
tapi aku dengan santai menjawab. "jika tidak maka mereka lah yg akan melakukan hal itu pada ku." aku memeluk pinggang wanita itu dan segera mencium bibirnya.
matanya melebar dengan penuh kejutan dan mulai berjuang untuk melepaskan diri.
dia bahkan berusaha menggigit lidah ku sekuat tenaganya, tapi semua itu tidak membuahkan hasil.
"nono..."
"Miko..."
beberapa orang yg tinggal di pesawat dengan cepat tiba di depan kami.
diantara mereka ada pria tua botak dengan kaca mata yg kemungkinan adalah pemimpin tim ini.
di sisi lain ada pria tampan dengan rambut emas.
ada juga pria pengecut yg ketakutan di kapal selam mini yg aku gendang.
ada wanita pendek dengan wajah datar yg terlihat imut.
perlahan aku melepaskan bibir ku dari bibirnya dan segera menatap orang orang yg baru saja tiba.
"sungguh keajaiban kamu masih bisa hidup setelah terlempar begitu jauh, manusia biasa pasti akan hancur akibat benturan saat kapal selam mu menabrak." kata ku dengan nada main main sambil menatap pria pengecut itu.
"kamu.." dia menunjukku dengan tubuh yg bergetar. "kamu membunuh naga itu dan membawa Nono, tapi kenapa kamu melakukan itu pada ku."
aku mengangkat bahu ku dan berkata dengan acuh tak acuh. "maksudmu ikan paus yg bermutasi itu?" tanya ku dengan alis terangkat sebelum berkata lagi. "mahluk itu hanya memiliki 1% gen naga kelas paling rendah, tidak ada yg istimewa dari itu."
lalu aku menatap wanita berambut merah yg ada di pelukan ku. "jadi nama mu Nono"
dia menatap ku dengan tajam yg mengungkapkan niat membunuhnya.
"jangan seperti itu, bukankah aku sudah menyelamatkan mu. setidaknya anggap ciuman itu sebagai tanda terima kasih mu"
"aku tidak Sudi menerima ciuman mu" balas Nono dengan kesal, tapi aku kembali mencium bibirnya dan dia kembali memukul mukul dada ku dengan kuat.
"lepaskan Miko... aku bersedia bertanggung jawab atas apa yg telah terjadi." jawab pria tampan dengan rambut emas.
aku perlahan melepaskan bibir ku dari bibir Nono dan terlihat expresi rumit terlintas di matanya.
"apa dia kekasih mu?" tanya ku pada Nono.
"dia tunangan ku." mendengar jawaban nono aku menunjukan expresi kekecewaan.
"aku pikir kamu masih polos, ternyata sudah milik orang lain."
Nono meremas dada ku dengan kuat sambil memberi tatapan tajam. "kami belum sampai pada tahap itu."
"apa tunangan mu memiliki kelainan seksual, kenapa dia tidak menyentuh wanita cantik seperti mu. jangan bilang ini juga ciuman pertama mu?" aku menatap Nono dengan penuh kejutan dan dia segera memalingkan wajahnya dengan pipi memerah sambil bergumam kesal. "apa yg salah dengan itu"
aku tertawa kecil dan kembali melihat tunangan Nono. "jangan terlalu serius, aku bukan pembunuh berdarah dingin. aku hanya membunuh orang yg menyerang ku saja dan aku menghancurkan semua senjata kalian agar kalian tidak bertindak ceroboh dengan menggunakan senjata itu untuk menyerang ku yg akan berakhir dengan kematian kalian."
"nama ku Robert, ini beta dari ras elf" aku menoleh ke arah Beta, lalu ke arah delta. "dan ini delta dari ras beastman. walaupun kami terlihat seperti alien, tapi sebenarnya aku lahir di bumi dari dunia paralel lainnya."
mereka kembali menunjukan wajah yg penuh kejutan, tapi aku tidak terlalu mempedulikannya dan kembali berkata. "pesawat ku di serang oleh organisasi jahat antar galaksi, jadi kami terpaksa memasuki lubang cacing untuk menghindar karena dia memiliki kemampuan untuk memanipulasi logam yg bisa menghancurkan pesawat dengan mudah. tapi kami akan segera pergi setelah ini, jadi kalian tidak perlu cemas."
"tuan Robert , bisa kah kita mendapatkan sedikit infomasi tentang alam semesta? kami bersedia membayar untuk itu." pria tua botak di antara mereka segera mengajukan pertanyaan.
saat itu aku mengeluarkan alat penyimpanan data dan menunjukan pada mereka. "di dalam sini ada teknologi yg bisa membuat kalian untuk menjelajahi luar angkasa. tapi apa kamu yakin bisa membayar harganya?"
"tuan Robert, berapa harga yg harus kami bayar?"
saat itu aku menoleh ke arah tunangan Nono dan pria pengecut di sebelahnya dengan senyum misterius.
"kamu adalah tunangan Nono, tapi sepertinya Nono mencintai pria pengecut itu dan pria pengecut itu juga mencintai Nono. cinta segitiga kalian benar benar mendebarkan, bagaimana jika aku ikut masuk di dalam nya."
lalu aku menatap tunangan Nono. "kamu bisa mendapatkan status hubungan resmi dengan Nono" lalu aku menatap pria pengecut itu. "kamu mendapatkan perasaan cintanya"
lalu aku kembali menatap Nono dan tangan ku perlahan meremas pantatnya yg membuat mata Nono melebar. "jadi biarkan aku mendapatkan tubuh mu. bukankah itu adil, bagaimana menurutmu Nono."
Nono hanya menatap ku dengan tajam tanpa menjawab.
melihat ini aku segera melepaskan pelukan ku padanya dan menyerahkan alat penyimpanan data ke tangannya. "aku hanya menggoda mu, pergilah dan temui tunangan mu atau cinta mu. ciuman yg kedua tadi adalah harga untuk benda yg ada di tangan mu. terserah kamu gunakan untuk apa benda itu."
Nono menatap ku dengan expresi rumit dan Beta segera berkata. "master bilang pergi maka sebaiknya kamu pergi, tidak sembarang orang bisa tidur dengan master."
"siapa yg ingin tidur dengan master mesum mu" teriak Nono dengan kesal dan dia segera pergi menuju tunangannya.
saat itu aku menoleh wanita cantik bermata biru yg ada di sebelah tunangan Nono. "siapa nama mu nona cantik?"
"nama ku zero" jawab wanita itu dengan wajah datar yg membuatku sedikit tertegun. "apa kamu mau ikut dengan ku untuk berpetualang di luar angkasa, ini juga berlaku untuk wanita yg bersembunyi di sana." aku menatap tebing tinggi yg tidak jauh dari lokasi kami dan perlahan seorang wanita dengan rambut panjang perlahan menunjukan sosoknya.
sambil tersenyum canggung. "bagaimana kamu tahu?"
"mata ku bisa melihat tembus pandang" lalu aku memberinya senyum main main. "ungu dengan renda bermotif bunga, benar benar sangat menggoda."
dia segera menutup selangkangannya dengan panik. "dasar mesum...."
"apa kamu super man?" tanya zero yg masih tanpa expresi.
"apa aku menggunakan celana dalam di luar, jangan bandingkan aku dengan pria jorok itu."
"syukurlah, berarti kamu masih bisa di bunuh" kata zero dengan polos yg membuat bibir ku berkedut.
"di atas langit masih ada langit, tapi setidaknya kamu perlu 1000 superman untuk melukai ku. jadi apa keputusan kalian berdua, aku tidak punya banyak waktu."
"oooiii setidaknya bantu aku turun dari sini, jalan memutar sangat jauh." teriak wanita itu dan aku segera mengangkat tangan ku untuk membuat portal oranye di atas kepala ku.
segera wanita itu terjatuh dari lubang portal dan mendarat di kedua tangan ku. "kamu membuat ku terkejut, apa tidak ada cara yg lebih halus."
"apa menarik mu dengan kekuatan telekinesis berkecepatan suara lebih baik untuk mu?" tanya ku dengan nada main main yg membuat tubuh wanita itu sedikit menegang. "begini lebih baik, terima kasih"
lalu aku kembali menatap zero untuk menunggu jawabannya.
kami berdua saling menatap beberapa menit sebelum sebuah tangan meraba dada ku. "itu...bisa kamu turunkan aku dulu, kita bisa melakukan ini lagi di tempat yg tidak banyak orang menatap. tapi sekarang rasanya agak aneh."
aku hanya melirik nya untuk sesaat sebelum mengabaikannya.
melihat ini wanita itu tertegun sejenak sebelum menunjukan expresi tak berdaya. "aku rasa kamu tidak akan membiarkan ku menolak tawaran mu."
"kamu wanita yg sangat pintar, siapa nama mu?"
"Sakatoko Mai, panggil saja Mai"
"nama yg indah, apa kamu punya saudari atau keluarga lainnya?"
Mai menggelengkan kepalanya. "adik ku meninggal di laut ini"
aku mengangkat alis ku kemudian menatap ke arah laut.
menggunakan kemapuan tembus pandang dan kemampuan time bionic shadow, aku mulai menelusuri seluruh lautan untuk menemukan sisa sisa adik Mai.
dalam pandangan ku waktu seakan berhenti, semua terlihat hitam putih.
aku mulai mencocokan DNA dalam tubuh Mai dan juga frekuensi energi yg dimiliki Mai untuk menemukan sisa sisa tubuh saudarinya.
sesaat berikutnya, di kedalaman lautan terlihat sebuah cahaya redup dengan energi spiritual yg berkumpul di dalam nya.
"bahkan jiwanya masih ada" seru ku dalam hati dan aku segera menarik tubuh saudari mai beserta jiwanya.