"ceritakan tentang diri mu?" Ames yg berbaring di sebelahku membalikkan tubuhnya menghadap ke arah ku.
pakaian tidur ungu dengan renda dan motif bunga membuat ku sedikit menelan ludah.
jika bukan karena takut pesawat hancur, aku pasti sudah menerkamnya sejak lama.
aku sedikit melirik Ames dan mulai menceritakan sekilas tentang ku.
"lahir di planet buatan yg sangat terpencil, sistem AI yg ada di inti planet bermasalah dan membuat kekacauan di planet ku, setelah menyelesaikan ai tersebut aku menggunakan teknologi yg tersimpan di dalam inti planet untuk membuka gerbang paralel dan di sini lah aku berada." aku sedikit mendesah. "tidur satu ranjang dengan wanita yg bahkan bukan kekasih ku."
"ceritakan lebih detail" Ames perlahan mendekati ku dan matanya menunjukan minat dari cerita ku.
aku juga berbalik ke arahnya dan mulai menceritakan kisah ku di planet chartadel.
dari awal menjadi pedagang, bertemu para penyihir, membantu Roland mengembangkan peradaban, hingga pergi keluar angkasa, membuka gerbang paralel dan masuk ke dunia ini.
tapi aku tidak menceritakan bahwa aku sudah menikah, jika tidak Ames pasti akan menendang ku hingga terlempar ke luar pesawat.
tanpa sadar 5 jam berlalu sejak aku mulai bercerita.
Ames juga menikmati cerita ku dan tanpa sadar kami berdua tertidur bersama dengan saling memeluk satu sama lain.
Ames terlihat membenamkan wajahnya di dadaku dengan nyaman dan aku memeluk kepala Ames dengan tangan kanan ku.
entah berapa lama, kami berdua akhirnya terbangun karena pesan dari Pico yg mengatakan bahwa pesawat sudah memasuki atmosfir planet peradaban terbelakang dan mulai memasuki mode Stealth.
kami berdua saling memandang satu sama lain untuk beberapa saat sebelum Ames berkata. "cerita mu sangat menarik, tapi sepertinya itu belum semuanya."
"jika aku ceritakan semuanya, kamu mungkin akan segera pergi."
Ames mengedipkan matanya yg indah sambil perlahan menyelipkan rambut panjangnya yg terurai ke belakang telinganya. "apa kamu tidak ingin aku pergi?"
"sejujurnya sangat nyaman tidur bersama mu" aku menjawab dengan terus terang, rasanya memang berbeda saat tidur bersama Ames.
walupun tidak melakukan hal hal yg nikmat, tapi hanya sekedar berpelukan rasanya lumayan menyenangkan.
"aku juga" Ames tanpa ragu ragu menjawab.
kami berdua saling menatap untuk sesaat sebelum berkata. "ayo kita keluar untuk jalan jalan, peradaban yg belum berkembang biasanya memiliki budaya unik."
"aku akan mandi dulu, apa kamu ingin mandi bersama." tanya Ames saat bangkit dari tempat tidur.
"jangan bicara omong kosong, pesawat ini tidak cukup kuat menahan kekuatan mu." balasku dengan acuh tak acuh.
"he he he" Ames tertawa kecil sebelum tersenyum misterius. "setidaknya kamu masih ingat perbedaan kekuatan kita, tapi tangan mu sepertinya sudah melupakannya."
aku tertegun sejenak sebelum memalingkan wajah ku dan pura pura tidak mendengarkan.
melihat ini Ames juga tidak terlalu peduli dan bergegas masuk ke kamar mandi.
di jalan kota yg ramai, kami berdua berjalan beriringan dan meninggalkan rossellin yg merajuk untuk menjaga pesawat.
sesekali orang orang yg lewat akan melirik ke arah kami dengan expresi kagum.
nilai atribut charm miliki ku tidak kalah dengan Ames.
dengan gabungan dua atribut charm yg kami miliki, itu seperti sinar matahari pagi yg menyilaukan tapi menyejukkan mata.
"jika kamu memeluk lengan ku, itu pasti terlihat lebih menyilaukan mata mereka." gurau ku dengan santai, tapi Ames sepertinya menganggap serius gurauan ku dan segera memeluk lengan ku.
"ide bagus." balas Ames dengan santai dan seketika semua orang tiba tiba menoleh kami dengan takjub yg membuat ku sedikit bingung.
"sepertinya kita benar benar menyilaukan mata mereka." Ames melemparkan senyum nya pada ku dan aku juga segera membalasnya dengan senyum ringan. "mungkin ini yg di sebut pasangan legendaris."
"itu terlihat seperti pria yg memiliki wanita legendaris."
"ya ya landasan pesawat legendaris."
terlihat bar kesehatan ku mulai naik turun dengan cepat yg menandakan bahwa kesehatan ku sedang menurun dan pemulihan segera memulihkan kesehatan ku.
setelah beberapa detik diam, Ames kembali berkata. "pemulihan yg hebat, apa ini kemampuan esper mu"
"he he he" aku hanya menjawabnya dengan tawa kecil tapi segera bar hp ku berkurang lebih cepat dan naik kembali dengan cepat.
melihat ini aku segera menatap Ames dengan expresi tak percaya. "wanita mana yg menyerang pria yg dia ajak berkencan."
"wanita legendaris." jawab Ames dengan acuh tak acuh yg membuat ku terdiam.
"tuan dan nyonya, apa kalian datang ke kota ini untuk menyaksikan ujian Dewi." seseorang tiba tiba menghampiri kami berdua dan bertanya dengan sikap sopan.
"dari mana kamu tahu?" balas ku dan Ames hanya melirik ku dengan penasaran.
"kalian pasti bangsawan dari jauh dan hanya ada satu hal yg membuat bangsawan seperti kalian datang ke kota ini, yaitu acara cobaan Dewi yg sedang berlangsung."
"dari mana kamu tahu bahwa kami bangsawan dari jauh?" aku sedikit penasaran dengan logika pria ini.
"karena kalian berjalan ke arah yg salah, ini pasti pertama kalinya bagi kalian untuk datang ke kota ini. jadi ijinkan aku menjadi mengantar kalian ke stadium."
kami berdua saling memandang dengan expresi geli sebelum aku berkata pada nya. "aku tidak membawa uang saat ini, tapi kebetulan aku membawa sesuatu yg mengkin bernilai bagi mu." aku melemparkan koin emas pada nya dan dia segera menangkapnya dengan expresi gembira. "silahkan ikuti aku tuan dan nyonya."
kami berdua segera mengikuti pria itu ke sebuah stadium yg di selimuti oleh sebuah kaca transparan berbentuk setengah bola.
stadium ini terletak di lindwurm yg terletak di pusat kerajaan midgar yg merupakan tanah suci bagi penduduk lokal.
di ceritakan bahwa dulu terjadi pertempuran sengit antar iblis diablos dan pahlawan olivier yg berakhir dengan kekalahan diablos.
salah satu tangan diablos di segel tepat di bawah kota suci ini.
jadi acara ujian Dewi ini di lakukan setiap setahun sekali untuk memperingati hari tersebut.
setiap penantang di persilahkan masuk satu persatu ke dalam arena dan jika mereka di anggap layak, sebuah proyeksi akan muncul untuk menjadi lawan mereka.