di dermaga kota perbatasan.
tilly, ash, Andrea dan Silvy perlahan naik ke valkyre ship dengan kantung mata yg terlihat di wajah mereka.
di sisi lain aku, Agatha, Veronica, Gracia, lightning, Maggie, Roland dan iron Axe sudah lebih dahulu ada di atas kapal.
"ada apa dengan kalian berempat, apa kalian memikirkan expedisi hari ini sampai tidak bisa tidur?" tanya ku dengan santai, tapi mereka langsung menatapku dengan tatapan tajam.
"lakukan di kamar jika ingin berbuat mesum." seru ash dengan kesal yg membuat ku tersenyum canggung sambil menatap Agatha yg pipinya sudah memerah.
tapi aku segera mengganti topik. "apa kamu yakin ingin ikut dengan ku?" aku menatap Roland dengan serius dan dia memberiku anggukan sebagai jawaban. "aku juga harus tahu apa yg kita hadapi dan juga ada iron Axe yg menjaga ku."
lalu aku menatap iron Axe dan melemparkan buah ceri berwarna hijau dengan corak putih ke padanya. "jika kamu benar benar berniat melindungi Roland makan buah itu"
"Robert jangan memaksanya." Roland saat itu menahan iron Axe agar tidak tergesa gesa memakan buah itu.
"yang mulia buah apa ini?"
"jika kamu memakannya maka kamu akan memiliki kekuatan seperti penyihir." Roland menatap iron Axe dengan serius.
"apa...." tilly dan yg lainnya terkejut dengan dengan perkataan Roland dan segera menatapku dengan serius.
"tuan Robert, sihir apa yg bisa aku dapatkan dengan memakan buah ini?" iron Axe semakin penasaran dengan buah yg ada di tangannya.
"kemapuan regenerasi, jadi tubuhmu bisa pulih dengan cepat. cocok untuk perisai daging."
iron Axe melebarkan matanya dan segera menyapa Roland. "yang mulia ijinkan aku untuk memakan buah ini agar bisa melindungi mu."
"selama itu adalah keputusan mu, maka aku tidak akan menghentikan mu" Roland menunjukan expresi tak berdaya, tapi iron Axe dengan penuh semangat langsung memakan buah sihir di tangannya.
lalu dia memejamkan matanya untuk beberapa detik sebelum membuka nya kembali.
aku melemparkan pisau kecil padanya. "coba"
iron Axe mengangguk dan menggores telapak tangannya.
tapi sebelum darah keluar, luka sayatan pisau di tangannya langsung tertutup.
"selamat kamu sudah menjadi seorang penyihir, jadi mari kita berangkat."
aku segera memasukan kristal sihir ke tengah kemudi dan kapal perlahan bergerak maju.
"tuan Robert, terima kasih atas berkah yg kamu berikan."
"lakukan saja tugas mu dengan baik"
"aku akan melindungi yang mulia Roland dengan nyawaku sendiri."
"mm" aku memberinya anggukan ringan sebagai jawaban.
"tuan Robert...." tilly tiba tiba mendekatiku tapi aku segera memotongnya.
"apa ada yg berbicara..." aku pura pura tidak mendengarkan sambil menatap Gracia yg membuatnya tersenyum.
tilly mengembungkan pipinya sambil menghentakkan kakinya dengan kesal. "kakak...."
"oohhh ada apa adik ku yg manis?"
"dari mana kamu mendapatkan buah itu?"
"dari kebun ku"
"aku serius"
"aku juga serius."
tilly menatap Silvy dan dia mengangguk melihat tatapan tilly.
"aku ingin pergi ke kebun mu."
"he he he he he" aku memberi tilly tawa main main yg membuatnya semakin kesal.
"kakak...."
"jika kakak mu Gracia mengijinkan maka aku akan membawa mu."
tilly terdiam sejenak sebelum mendekati Gracia. "kakak Gracia... ijinkan aku ke kebun juga."
Gracia tersenyum pada tilly sambil mencubit pipinya dengan lembut. "tentu saja, tapi apa yg kamu lihat harus di rahasiakan"
"baik kak"
"aku juga akan ikut, terlalu berbahaya meninggalkan mu pada pria mesum itu" ash ikut menambahkan.
"aku juga" Andre dan Silvy berkata secara bersamaan.
"apa menurutmu aku pria yg akan memakan adik ipar ku sendiri?" aku menatap mereka dengan kesal dan mereka mengangguk sebagai jawaban.
"hi hi hi" Agatha dan Veronica tertawa kecil sambil menutup mulutnya melihat kekesalan ku.
"Robert... sungai ini hanya menuju ke menara batu di barat, sedangkan reruntuhan taqila ada di Utara."
"ya.. karena kita akan terbang kesana."
"maksud mu"
aku segera mengaktifkan mode terbang dan perlahan perahu mulai terangkat ke atas.
"alasan perahu ini memiliki sayap karena dia bisa terbang, bukan hanya sekedar hiasan."
"kakak yg terhebat" lightning segera memeluk leherku.
"cow..." maggie juga melakukan hal yg sama.
tilly dan kawan kawannya hanya bisa terpana dalam diam.
"selain Maggie dan lighting, ikat diri kalian dengan pengaman yg ada di setiap sisi kapal."
setelah semua menggunakan pengaman, aku segera menambah kecepatan dan bergegas menuju ke sarang para iblis yg merupakan bekas kota suci taqila.
dalam waktu satu jam kami akhirnya melihat kepulan kabut merah setelah melewati pegunungan salju dan aku langsung menghentikan kapal ku.
"Gracia.. bantu aku dengan kemudi."
"baiklah" Gracia segera mengambil posisi kemudi.
"Veronica, kamu lindungi saudari mu."
"ya sayang ku"
aku segera mengenakan helm dengan tabung oksigen kecil yg terpasang di belakangnya, lalu bergegas terbang mendekati arena berkabut sambil mengeluarkan peluncur roket.
"hati hati tuan Robert, ada monster yg sangat mengerikan di dalam menara hitam itu" Silvy berkata dengan cemas dan aku membalasnya dengan acungan jempol.
lalu aku membidik menara tersebut dan menembakan peluncur roket di tangan ku.
roket dengan cepat meluncur ke arah menara hitam dengan ekor api di belakangnya dan setelah beberapa detik "boom" menara hitam itu langsung meledak.
tapi aku segera memasukan peluncur roket ke dalam inventori dan mengeluarkan peluncur roket yg baru, lalu menembak ke bawah menara hitam.
"boom" ledakan kuat kembali terjadi dan sesaat berikutnya puluhan iblis dengan binatang terbang segera bermunculan dari kabut merah.
aku mengganti senjata ku dengan dua sub machine dan mulai menembak para iblis satu persatu sambil menghindari serangan tombak mereka dengan teleportasi.
setiap iblis yg jatuh, maka sebuah portal akan terbuka di bawahnya yg langsung menghubungkannya ke dunia mandiri yg di lakukan oleh Wendi.
di dunia mandiri, semua orang sudah bersiap menerima mayat tersebut dan memasukannya ke mesin universal untuk mengubahnya menjadi tinta sihir lalu menyimpannya ke inventory.
"bukankah ini terlalu mudah" gumam ash yg sedang menyaksikan pertarungan ku dengan para iblis.
"ini hanya iblis tingkat rendah" balas Agatha dengan expresi serius yg membuat semu orang kembali terdiam.