"apa yg terjadi.." paus kota suci melihat para prajurit dan uskup agung dengan panik.
"lapor yg mulai paus, perahu yg terbang di langit tiba tiba muncul entah dari mana dan mulai menyerang bagian atas menara."
paus tua itu melebarkan matanya dengan penuh kejutan. "kerahkan semua pasukan penghukum dewa untuk menghentikannya, kita tidak boleh membiarkan dia mendapatkan apa yg mereka inginkan."
"baik yang mulia paus" prajurit itu segera pergi dari ruangan dan uskup agung menatap paus dengan penuh tanda tanya. "bukan kah itu ruang perpustakaan, apa mereka mengincar sejarah gereja."
"bukan" wajah paus menjadi semakin suram. "ada sesuatu di sana yg mewakili peradaban manusia, tugas gereja adalah melindungi benda itu agar tidak jatuh ke tangan musuh. jika tidak maka umat manusia akan musnah."
"...." uskup agung langsung terdiam dengan expresi yg semakin serius.
***
"dat dat dat dat"
"bang bang bang bang"
rentetan tebakan terus menerus terdengar dan tubuh tentara gereja mulai berjatuhan satu demi satu.
di bawah perlindungan no 1,2 dan 3 aku berhasil menemukan ruang rahasia yg ada di balik tembok perpustakaan.
setelah menghancurkan tembok itu, aku melihat sebuah kristal merah yg mengambang di tengah ruangan.
tanpa pikir panjang, aku menulis beberapa rune di bawah kristal tersebut untuk mengcopy energi kristal warisan agar para monster mengira bawa kristal tersebut masih ada di sini.
lalu aku memasukan kristal warisan ke dalam inventori dan bergegas pergi dari ruangan tersebut.
"ayo kita kembali"
"siap komandan."
melihat keluar menara aku melambaikan tangan ku pada Veronica dan dia bergegas mendekatkan kapal ke arah menara.
setelah itu kami semua melompat ke atas kapal dan pergi secepat mungkin ke arah kerajaan ever winter.
***
di atas kapal valkyre, aku mengeluarkan mantel tebal dan mengenakannya pada Veronica. "udara semakin dingin."
"mm" Veronica sedikit memerah dan memelukku sambil tersenyum bahagia. "kita bisa lakukan hal yg hangat jika sayang ku mau"
"bagiamana dengan mereka." aku menunjuk ke trio musisi dan Veronica segera menjawab. "buang saja kebawah."
"he he he he ide yg bagus."
tapi no 1 segera berkata. "komandan... kami akan menutup mata dan tidak akan mengintip"
"benar komandan, lakukan saja."
"ya ya ya"
"siapa yg akan percaya dengan kata kata mu" jawab ku dengan kesal yg membuat mereka langsung terdiam.
"bibirku membeku." saat itu Veronica langsung mencium bibir ku dengan penuh nafsu sampai Gracia tiba tiba menyela.
"ehem... apa kalian melupakan ku" mendengar perkataan Gracia, kami perlahan melepaskan ciuman kami.
"enak seperti biasanya." gumam Veronica sambil menjilat bibirnya yg membuat Gracia semakin geram.
tapi aku segera mengeluarkan mantel lain dan menyerahkannya pada Gracia.
"aku masih belum mengerti kenapa kamu mendukung roland." Gracia berkata sambil mengenakan mantel yg aku berikan. "kamu bisa mendukungku dan kita bisa mengalahkan iblis ini bersama."
aku menggelengkan kepala mendengar pernyataan Gracia. "yang ada di pikiran mu hanya status sebagai penguasa, kekayaan dan wilayah yg bisa di kendalikan."
"..."
"kamu bahkan tidak peduli dengan nasib rakyat biasa, kamu juga tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan suatu peradaban agar lebih maju." aku mendesah dan kembali menggelengkan kepala ku. "di mata ku hal hal yg kamu lakukan seperti permainan anak anak"
"jadi apa yg kamu ingin aku lakukan?"
"kenapa bertanya pada ku?"
"aku hanya ingin mendengar pendapat mu"
aku menatap Gracia untuk sesaat dan dia segera memalingkan wajahnya sambil melipat kedua tangannya di dada.
"hentikan ambisi mu untuk menjadi ratu, perintahkan semua prajurit mu untuk membantu para pengungsi dan warga yg terlantar untuk pindah ke kota perbatasan. lalu biarkan prajurit mu bergabung dengan roland."
"lalu bagaimana dengan ku?"
"kamu bisa pergi ke Roland, minta maaf padanya karena sudah meracuninya dan ikut membantu nya dalam mengembangkan kota, atau kamu bisa bergabung dengan ku untuk maju ke garis depan melawan para iblis."
Gracia memberi anggukan ringan sebelum berkata. "aku akan mengikuti saran mu" lalu Gracia melirik Veronica untuk sesaat. "dan bergabung bersama mu"
"begitu mudah?" tanya ku dengan bingung.
"aku berkata saat itu, aku akan memberikan segalanya pada mu selama kamu berada di sisi ku."
"tapi kamu bilang ingin menjadikan ku kesatria mu?"
"apa ada yg salah dengan itu?" giliran Gracia yg menunjukan expresi bingung. "bukankah pasangan seorang putri adalah kesatria, semua cerita di buku mengatakan hal seperti itu"
"bukankah itu pangeran?"
"gelar pangeran hanya di miliki kaum bangsawan, jika dia warga biasa maka harus menjadi kesatria untuk bersama seorang putri."
"buku sesat mana yg kamu baca" aku sedikit geram dalam hati ku mendengar fakta lucu yg dikatakan oleh Gracia.
"aku membacanya saat masih kecil, itu tentang kesatria yg menyelamatkan seorang putri dan akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia."
mendengar ini aku hanya menepuk dahi lalu menggelengkan kepala ku. "awal tahun, aku, Veronica dan Wendi akan menikah."
Gracia terdiam sejenak sambil melirik antara aku dan Veronica. "kamu punya dua, menambah satu lagi tidak akan membuat mu mati"
jawaban acuh tak acuh Gracia membuat suasana menjadi hening sejenak sampai Veronica mencubit pinggang ku dan memutarnya dengan keras.
"ehem...mari kita bicarakan itu nanti" wajahku sudah memerah karena menahan rasa sakit.
lalu aku menatap Veronica dengan tatapan memelas, tapi dia segera memalingkan wajahnya dengan expresi kesal sambil mengembungkan pipinya. "pria di mana mana sama." gumam Veronica sambil menghentakkan kakinya ke lantai kapal dengan kesal.
dan aku hanya bisa mendesah tak berdaya, tapi saat aku menatap Gracia dia juga memalingkan wajahnya pura pura tidak bersalah yg membuatku semakin putus asa.
***
di kantor Roland.
"Roland.. aku melihat ada kurir surat masuk, apa itu kabar dari Robert?" Agatha masuk tanpa mengetuk pintu yg membuat Roland menjadi kesal.
"semakin hari kamu semakin mirip Robert, melakukan apa saja sesuka hati mu." geram Roland dengan kesal.
"katakan saja apa itu dari Robert atau tidak."
"ya dan tidak"
"katakan yg jelas." Agatha kembali mendesak Roland.
"ratu Gracia dari ever winter menyatakan penyerahan dirinya pada ku dan akan mengirim semua prajurit dan warga pengungsian untuk pindah ke sleeping town."
"lalu.."
"ini semua berkat Robert dan sekarang Gracia mendukung penuh pengembangan wilayah barat dan dia akan bergabung dengan Robert untuk perang kehendak ilahi yg akan datang."
"apa hanya itu"
"ada laporan yg mengatakan bahwa seseorang menyerang kota suci harmes dan mencuri sesuatu di sana menurut rumor orang ini adalah white star atau Robert."
"benarkah..." Agatha menunjukan kejutan dengan mata berbinar. "jadi kapan dia kembali?"
"tidak di tulis dalam surat Gracia, tapi menurutku dia akan kembali dalam waktu dekat bersama rombongan Gracia."
"terima kasih yang mulai roland." sikap Agatha berubah drastis dan dia segera keluar dari ruangan Roland dengan senyum ceria serta langkah yg ringan.