Chereads / sistem the gamer / Chapter 804 - Bab 322 kembali ke barat

Chapter 804 - Bab 322 kembali ke barat

salju yg berjatuhan merupakan tanda bahwa musim dingin sudah tiba dan hari di mana binatang iblis mulai menyerang daratan.

tapi tidak jauh dari kota perbatasan sebuah pemandangan yg menarik sedang terjadi di sepanjang sungai red water.

puluhan kapal dengan layar hitam berjejer mengikuti sebuah kapal kecil yg indah dan perlahan mendekati dermaga kota perbatasan yg di pimpin oleh pangeran Roland.

saat kapal kecil yg indah itu mendarat, seorang pria sangar berambut biru dengan luka di wajahnya langsung mendekat dan memberi hormat pada pria tampan dengan dua wanita cantik di sisi nya yg baru saja turun.

"tuan Robert, yang mulia Roland sudah menunggu di dalam kastil."

aku mengangguk ringan pada nya sebelum menoleh ke arah no1,2,3 dan istrinya yg mengikuti di belakang.

"ini gaji kalian" aku memberi mereka masing masing kantong kain yg berisi 1000 koin emas.

"komandan..." tapi aku segera melambaikan tangan ku.

"kamu sudah melakukan banyak hal, jika kamu masih ingin membantu maka bekerjalah dengan pangeran Roland dan bantu melindungi kota ini."

"tapi komandan..."

tapi aku kembali memotong perkataannya. "istrimu sangat cantik, aku takut suatu hati tanpa sadar..."

"komandan aku akan membantu yang mulai Roland melindungi kota ini" dengan panik no 1 menarik tangan istrinya untuk segera menuju ke loket periksaan yg membuat yg lainnya tertawa.

"komandan terima kasi atas semuanya" no 2 dan 3 juga mengucapkan salam perpisahan sebelum menuju ke loket pemerikasaan.

lalu aku menatap iron Axe. "ayo pimpin jalan iron Axe yg perkasa." aku menepuk bahu nya dan dia membalas dengan senyum. "silahkan tuan Robert"

***

di meja makan yg luas, semua penyihir memandang Agatha yg terlihat gelisah sambil mengetuk jarinya di meja.

selain persatuan penyihir yg di pimpin oleh Roland, ada juga penyihir dari sleeping island yg di pimpin oleh tilly termasuk tilly sendiri.

"bisakah tangan mu berhenti mengetik meja" Roland menatap Agatha dengan tatapan kesal, tapi Agatha hanya berhenti sejenak kemudian melanjutkannya lagi yg membuat semua orang menggelengkan kepala mereka.

"apa nona Agatha menyukai tuan Robert?" tilly akhirnya memecah suasana canggung dengan bertanya pada Agatha.

"siapa yg akan menyukai pria mesum seperti dia" Agatha membantah dengan nada sarkasme.

tapi saat pintu ruangan terbuka dan pria tampan dengan dua wanita cantik masuk kedalam, Agatha segera bangkit dari tempat duduk nya dan bergegas ke arah pria itu lalu melemparkan dirinya pada pria tersebut.

melihat Agatha yg melemparkan dirinya dengan expresi penuh kerinduan, aku hanya kebingungan untuk sesaat sebelum menangkap nya ke dalam pelukan ku dan mencium bibirnya.

untuk sesaat mata Agatha melebar dan tubuhnya sedikit menegang tapi segera di menutup matanya dan menikmati ciuman yg kami lakukan.

melihat ini beberapa penyihir cilik menutup mata mereka dan yg lainnya hanya menundukkan kepala mereka dengan wajah memerah.

tentu saja kecuali anna yg menatap Roland dengan senyum main main yg membuat Roland sedikit tersipu.

setelah beberapa saat kami perlahan melepaskan ciuman kami dan Agatha segera membenamkan wajahnya di dadaku. "ajak aku jika kamu pergi, ini benar benar sangat menyiksa. aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelum nya."

"tenang.. aku akan kembali kerumah ku di selatan."

"jangan...." Agatha mengencangkan pelukannya. "tinggal di dekat sini, jangan jauh dari ku lagi."

"apa kamu keracunan bahan penelitian mu, kenapa tiba tiba kamu seperti ini."

"salah mu... semua salah mu... hick hick ini salah mu... kamu mesum hick hick...jangan pergi...hick..hick..."

aku membelai rambut biru nya yg lembut dengan penuh kasih, lalu mencium rambut nya dengan lembut sambil berbisik dengan lembut. "maaf...aku tidak akan meninggalkan mu lagi, bisa kita duduk sekarang. penyihir agung 400 tahun silam menangis di pelukan seorang pria sungguh pemandangan yg aneh."

Agatha perlahan melepas pelukannya sambil menghapus air matanya, lalu dia menarik ku ke tempat duduk kosong dan dia duduk di sebelahnya.

Veronica juga duduk di sebelahku di ikuti oleh Gracia di sebelah Veronica.

"lama tidak bertemu kakak" sapa tilly pada Gracia.

"lama tidak bertemu adik ku tercinta, aku tidak menyangka kamu akan menjadi seorang penyihir." Gracia membalas sapaan tilly dengan senyum lembut.

"aku juga tidak menyangka kakak akan menyerah dengan ambisi kakak dan ikut mendukung Roland." mata mereka berdua saling bertemu seakan saling menyelidiki satu sama lain.

tapi Gracia melambaikan tangannya dengan santai dan menatap Roland dengan expresi minta maaf. "pertama aku minta maaf karena sudah meracuni mu, seharusnya aku tidak melakukan hal tersebut."

Roland mengangguk ringan. "semua sudah berlalu, tapi aku masih tidak mengerti kenapa kamu tiba tiba berubah pikiran."

"itu karena seorang kesatria" saat itu Gracia melirik ke arah ku. "darinya aku tahu bahwa apa yg aku lakukan tidak ada artinya dan melihat kota yg kamu bangun aku menjadi lebih yakin bahwa apa yg dia katakan adalah kebenaran."

"karena itu kamu ingin bergabung dengan Robert untuk mengalahkan iblis?"

Gracia menggelengkan kepalanya. "tujuan ku ingin menjadi penguasa dan membentuk pasukan adalah untuk melindungi diri ku sendiri, tapi sekarang aku sudah menemukan seseorang yg akan melindungi ku. bersama nya aku merasa aman bahkan jika musuh yg aku hadapi adalah iblis yg mengerikan, aku yakin dia akan melindungi ku."

semua orang langsung memandang ku dengan takjub yg membuatku merasa tidak nyaman. "kamu melihat ku terlalu tinggi."

tapi Gracia menatap ku dengan senyum di wajahnya. "insting ku berkata selama aku ada di sisi mu, bahkan dewa tidak akan bisa menyakiti ku dan selama ini insting ku tidak pernah salah."

tapi aku segera mengalihkan topik pembicaraan. "ehem.." aku melihat sekeliling untuk mencari bahan pembicaraan.

"ada banyak penyihir baru." aku tersenyum penyihir dari sleeping island. "perkenalkan nama ku Robert, aku yakin kalian pasti sudah mendengar tentang ku dari Roland."

lalu aku menatap ash yg duduk di sebelah tilly. "kamu pasti ash, terima kasih sudah menolong Wendi saat itu dan ini hadiah untuk mu" aku mengeluarkan sebuah kotak kayu yg besar dan meletakan nya di meja lalu mendorong nya ke arah ash.

"siapa Wendi?" melihat expresi bingung Wendi, aku segera menjawab.

"dulu ada gadis kecil yg akan di perkosa oleh anggota gereja, tapi untungnya kamu membunuhnya pria itu dan membuat kekacauan di sana sehingga Wendi bisa melarikan diri."

ash tertegun sejenak, lalu menganggukkan kepalanya. "di mana dia sekarang?, apa dia baik baik saja?"

"dia ada di rumah sedang menyusui putri kecil kami, karena bayi kecil kami masih berumur satu bulan maka perlu perawatan yg intensif."

"apa kamu benar benar bisa menghilangkan efek negatif para penyihir."

"bisa di bilang seperti itu." aku mengangguk ringan dan saat itu ash dengan penasaran membuka kotak kayu yg ada di depan mejanya.

seketika mata ash berbinar melihat pedang besar berwarna silver dengan bagian gagang yg mirip revolver yg ada di kotak kayu tersebut.

disain yg elegan dengan sedikit ukiran menambah estetika pedang tersebut.

di samping nya terdapat puluhan peluru dengan ujung yg berwarna warni.

ash mengangkat pedang tersebut tinggi tinggi. "pedang apa ini, kenapa ada tempat untuk memasukan peluru seperti pistol yg di buat Roland?"

"namanya adalah gun blade, saat kamu menarik pelatuknya pedang itu akan mengeluarkan energi sihir sesuai dengan peluru yg di gunakan."

"...." ash dan yg lainnya menatap ku dengan penuh kejutan, tapi aku dengan santai melanjutkan kata kata ku.

"peluru merah sihir api, kuning sihir petir, ungu sihir gravitasi, hijau sihir angin, biru sihir es, putih sihir netral yg membuat pedang mu memiliki ketajaman yg dapat membelah baja."

"..."

"setiap peluru memiliki durasi 1 menit dan harus beristirahat selama 24 jam sebelum di gunakan lagi, jadi aku memberimu banyak tambahan peluru."

ash dengan semangat masukan peluru satu demi satu ke dalam kartrid peluru.

"nona ash tolong sabar, jangan buat ruangan ini meledak. lakukan di luar jika ingin mengujinya." aku dengan panik menghentikan apa yg di lakukan ash, takut jika dia terlalu bersemangat dan tanpa sengaja menarik pelatuknya.

"ohhh... baiklah." ash akhirnya menyimpan kembali senjatanya.