kembali di pegunungan yg tak dapat di lalui, cara dan semua penyihir tempur berjalan menyusuri jalan yg di penuhi oleh salju tebal.
sedangkan penyihir pendukung masih tetap di dalam markas persembunyian mereka.
"nightingale.. apa menurutmu kami bisa langsung menemui penyihir itu" penyihir berambut biru bernama scroll tiba tiba bertanya pada Veronica yg akan menyusul cara dan yg lainnya.
"kenapa tiba tiba.. apa kamu tidak ingin menunggu yg lainnya?" Veronica menghentikan langkahnya, lalu berbalik untuk melihat scroll dan yg lainnya.
"apa yg di katakan penyihir itu benar, karena aku melihatnya sendiri." tapi penyihir kecil berambut pirang langsung menjawab pertanyaan Veronica.
"kamu..."
"nama ku lighting, penyihir yg baru bergabung."
"kapan kamu melihatnya."
"saat kamu menceritakan semuanya, aku segera pergi ke tempat yg di perkirakan cara sebagai gunung suci dan hasilnya sangat mengerikan, aku benar benar hampir mati di sana."
"bagaimana kamu bisa kesana dan apa yg kamu lihat?" Veronica semakin penasaran.
"kemampuan sihir ku adalah terbang"
"..."
"saat aku terbang terus melewati pegunungan ini, aku melihat banyak bangunan tinggi yg di tutupi oleh kabut merah."
"lalu"
"saat akan mendekat tiba tiba beberapa monster yang menunggangi mahluk terbang segera mendekati ku dan mulai melemparkan tombak nya ke arah ku, untung saja aku bisa menghindarinya dan segera kabur dari sana." lighting menunjukan expresi ketakutan dengan tubuh yg sedikit bergetar, tapi Veronica segera menepuk bahu lighting untuk menenangkannya sambil menatap semua orang.
"jika ini keputusan kalian semua, maka aku akan mengirim kalian terlebih dahulu." Veronica segera mengetuk punggung lengannya untuk mengirim pesan pada ibu ku untuk membuka portal.
tidak butuh waktu lama pusaran biru muncul di sebelah Veronica. "masuklah, Wendi sudah menunggu kalian."
"Wendi juga ada di sana?" scroll dan yg lainnya sedikit terkejut dan Veronica segera tersenyum melihat reaksi mereka. "cepat masuk dan tanyakan sendiri pada Wendi, aku akan segera menyusul yg lain."
mereka mengangguk dengan sungguh sungguh dan akhirnya masuk ke dalam portal.
***
di ruang tamu villa di dunia mandiri, satu persatu penyihir keluar dari portal.
"Wendi..." scroll segera memeluk Wendi yg sudah menunggu mereka.
"duduk dulu, mari kita bicara sambil makan kue yg aku buat." semua orang langsung menatap berbagai cemilan yg ada di atas meja dengan mata berbinar, kecuali lighting yg menatap ku dengan mata penuh kejutan.
"kakak Robert, kenapa kamu di sini?"
"ini rumah ku tentu saja aku disini."
"jangan kaget, Robert adalah seorang penyihir seperti kita." Wendi segera menegaskan sambil perlahan duduk di sebelahku.
"apa..." segera mereka semua terkejut secara bersamaan.
"dia juga calon suami ku dan nightingale."
"apa...." mereka bahkan lebih terkejut lagi.
"kalian loli loli kecil jika kalian tidak duduk aku akan mengembalikan kalian ke tempat semula." kata ku dengan kesal yg membuat wajah mereka berkedut dan dengan terpaksa duduk di sofa ruang tamu.
"kakak, kamu selalu saja kasar dengan wanita kecil seperti ku."
"bicara setelah dada mu sebesar Wendi." lighting mengembungkan pipinya dengan kesal. "apa yg salah dengan dada kecil."
"tentu saja salah, kamu bisa bertanya pada ayah mu."
"tapi ayah..." lighting menunjukan wajahnya dengan expresi sedih, tapi aku segera berkata dengan acuh gak acuh.
"kamu di tipu oleh ayah mu, dia masih hidup dan berpetualang di laut bebas. dia hanya tidak ingin kamu ikut dengannya karena itu sangat berbahaya."
"apa itu benar.." lighting menunjukan kilau matanya lagi dan aku memberinya anggukan ringan.
"jangan coba mencari nya, lakukan petualangan mu sendiri dan saat kamu bertemu ayah mu nanti kamu bisa menceritakan kisah mu pada nya."
"mm" lighting menganggukkan kepalanya sambil mengepalkan tangannya. "aku akan melakukan petualangan ku sendiri dan menceritakannya pada ayah ku."
"ya ya ya lakukan sesuka mu, tapi sekarang duduk lah. aku akan berbicara serius pada kalian."
"mm" lighting segera duduk di sofa bersama yg lainnya.
"bicara sambil makan, kue ini buatan Wendi. bumbu utamanya adalah cinta...." Wendi segera menarik telinga ku. "serius lah."
"ehem" aku menggosok telinga ku yg memerah dan untungnya suasana canggung segera mereda dan mereka mulai menikmati cemilan yg ada di meja.
"nama ku Robert seorang pedagang dan penyihir, kali ini aku akan langsung ke intinya."
"...."
"pertama kurang dari 10 tahun akan ada perang habis habisan antara berbagai ras yg ada di dunia ini."
"...." expresi mereka mulai di penuhi kejutan.
"kemampuan kalian benar benar sangat di butuhkan, bukan untuk berperang tapi untuk menciptakan tempat di mana seluruh umat manusia dan penyihir bisa aman dari perang ini."
"bagaimana cara kami melakukannya." scroll segera mengajukan pertanyaan dan aku juga menjawab dengan cepat.
"aku akan membawa kalian ke pada orang yg akan membimbing kalian, aku bisa menjamin bahwa kalian akan di perlakukan dengan baik, mendapat perlindungan, makan yg enak, gaji 1 koin emas perbulan, tempat tinggal yg nyaman dan mengembangkan kekuatan kalian."
"kenapa kami tidak bersama mu?"
"karena tujuan ku adalah maju ke garis depan untuk membunuh para iblis dan itu tidak akan cocok dengan kalian, aku juga bukan pimpin yg baik dan yg paling penting adalah aku sedikit mesum. berlama lama di tempat ku kemungkinan besar membuat kalian berakhir di tempat tidur ku, he he he he aku yakin kalian tidak mau hal ini terjadi."
"...." semua orang menunjukan expresi malu malu dengan wajah memerah.
"jangan khawatir, sesekali aku akan berkunjung ke tempat kalian bersama Wendi dan Veronica untuk mengecek situasi kalian."
aku bangkit dari tempat duduk ku. "kamu temani mereka, aku akan segera menemui Roland."
"hati hati"
aku segera keluar dari dunia mandiri dan bergegas terbang dengan sihir terbang yg baru saja di dapat dari lightning ke arah kastil kota perbatasan.
"Wendi, sebenarnya di mana kita saat ini?" scroll kembali bertanya karena rasa penasaran.
"tempat misterius yg terpisah dari dunia luar, ini salah satu dari sihir Robert."
"lalu apa yg ada di luar rumah ini?"
"perkebunan dan lain lain, Robert tidak mengijinkan kalian untuk tahu karena ini adalah rahasia yg sangat penting."
scroll mengangguk serius.
"kalian jangan takut, Robert mengirim kalian ke pada Roland karena dia memang bisa memberi kalian pekerjaan dan kehidupan yg lebih baik, sedangkan di sini tidak ada yg bisa kalian lakukan."
***
di kantor Roland.
aku tiba tiba muncul di depan Roland yg sedang berduaan dengan Anna. "ehem"
seketika mereka berdua tersentak kaget, lalu menatap ku dengan kesal sedangkan Anna sudah menutup wajahnya yg memerah "kamu seperti nightingale."
"aku bisa mengcopy kekuatan penyihir lainnya sebagai gantinya aku juga menghilangkan efek negatif dari sihir mereka."
Roland menjadi lebih serius. "efek negatif apa yg ada pada sihir mereka?"
"misalnya tidak bisa memiliki keturunan, aku bisa menghilangkan efek negatif ini pada mereka."
Roland dan Anna menunjukan expresi terkejut untuk sesaat sebelum Anna berkata. "tuan Robert, bisakah kamu membantu ku."
aku mengangguk ringan dan membuka portal di sebelahku. "masuklah di ke dalam dan tunggu selama 5 menit, setelah itu ajak Wendi dan penyihir lainnya keluar dari portal."
"penyihir lainnya?"
"beberapa penyihir dari asosiasi penyihir sudah tiba, jadi aku segera datang menemui mu."
"benarkah."
"mm" lalu aku menatap Anna yg masih terdiam.
"kenapa masih diam?"
"ya ya ya aku akan segera masuk." Anna menoleh ke arah Roland dan Roland memberi anggukan ringan yg membuat anna bergegas masuk ke dalam portal.
"apa kamu tahu kemampuan penyihir ini?"
"ada yg bisa meringankan benda, membuat benda menjadi magnet, membuat makanan menjadi awet, menirukan suara, terbang dan masih banyak lagi."
"ini liar biasa" Roland menunjukan expresi bersemangat sambil membayangkan rencana kedepan.
"itu masih setengahnya, sisanya menunggu nightingale."
"terima kasih Robert, kamu sangat membantu." aku segera melambaikan tangan ku. "dengan kemampuan mereka aku harap kamu bisa berkembang lebih cepat dan membuat tempat ini menjadi tempat yg aman bagi penyihir dan manusia biasa."
"itu pasti akan terjadi." Roland menjawab dengan penuh keyakinan.
dan saat itu semua penyihir perlahan keluar dari portal di ikuti oleh Wendi dengan mata merah penuh dengan air mata.
segera setelah keluar, Wendi bergegas memeluk ku dengan erat. "apa itu benar, selama ini aku mual bukan karena salah makan tapi karena aku hamil kan?"
aku membelai rambut Wendi dan memberinya ciuman di kening. "Veronica pasti akan marah saat tahu kamu hamil lebih dulu dari nya."
"kenapa kamu diam saja?"
"tentu saja untuk kejutan, aku yakin kamu akan kebingungan saat perut mu tiba tiba membesar dan menjadi panik."
tapi Wendi dengan cepat mencium bibir ku yg membuat semua orang tersipu malu.
"terima kasih... aku sangat bahagia..." Wendi mulai menangis di dada ku dan mengencangkan pelukannya.
sambil membelai kepala Wendi, aku menatap semua orang yg sedang termenung.
"kalian juga hati hati, sex bebas kalian sudah di cabut jadi hati hati jangan sampai hamil."
mereka seketika terkejut mendengar perkataan ku.
"aku serahkan loli loli kecil ini pada mu."
"baiklah." mendengar jawaban Roland, aku segera menghilang di depan semua orang.