Chereads / sistem the gamer / Chapter 735 - Bab 253 pergi setelah selesai

Chapter 735 - Bab 253 pergi setelah selesai

setelah bala bantuan dari penduduk bumi datang, Teresa segera mengadakan rapat.

seperti cerita aslinya, banyak dari para penduduk bumi menentang keputusan Teresa untuk bergegas ke Medusa yg menjadi sumber masalah ini.

saat itulah Teresa tiba tiba mengalihkan pandanganya ke arah ku. "bisakah kamu membuka portal untuk mencapai Medusa."

tapi aku segera menggelengkan kepala ku. "aku hanya bisa membuka portal ke tempat yg pernah aku kunjungi dan itu pun membutuhkan banyak mana. sedangkan aku sudah menghabiskan 2/3 mana ku saat pertempuran tadi."

tiba tiba Ian menatapku dengan tatapan curiga. "jadi bagaimana kamu bisa membuka portal tepat di atas benteng Arden. bukan kamu bilang kamu lulusan yg sama dengan Seol."

aku memberi Ian senyum ringan. "saat lulus dari zona netral aku segera pergi ke kota Eva dan tidak sengaja menuju menara mimpi. di sana aku terkena kutukan mimpi dan mendapatkan mimpi yg sangat panjang tentang paradise."

"kamu...." Ian menatapku dengan wajah yg penuh ketakutan.

"tenang, kutukan itu sudah di hilangkan oleh pemilik menara mimpi karena aku berhasil sadar dengan kemampuan ku sendiri."

"beberapa hari yg lalu federasi menghubungi ayah ku dan berkata mereka mencari manusia yg berhasil menghilangkan kabut kutukan menara mimpi yg kabur setelah di minta untuk menjelaskan situasi sebenarnya." Teresa menatap ku dengan tatapan serius dan semua orang juga melakukan hal sama.

aku segera menghembuskan hawa panas di telapak tangan ku dan mulai merapikan rambut ku. "mari kita bahas masalah yg lebih penting dulu, ketampanan ku bisa menunggu untuk kalian bahas nanti."

bibir Teresa berkedut kesal, tapi segera dia mulai fokus pada tujuan utama nya.

"jika begitu kaveleri kerajaan akan menyerbu ke depan dan mengalahkan Medusa, sedangkan kalian menjaga benteng."

"itu tidak bisa di lakukan." seru Seol

dan setelah sedikit perdebatan antara para penduduk bumi, akhirnya Teresa mengikuti saran Seol yg mengajukan diri untuk bergegas ke Medusa dengan kemampuan dari anting anting fastina dan para kaveleri akan mengalihkan perhatian serangga dan kecoa yg ada di depan gerbang.

"aku ingin bergabung dengan tim kavaleri." aku segera mengangkat tangan ku.

"jangan bercanda, apa kamu bisa mengendarai kuda?. selain itu apa kamu memahami ketrampilan prajurit berkuda." Teresa menatap ku dengan serius.

"ayolah... bahkan jika aku mati, aku tidak akan menghantui mu. tapi jika kamu sedikit lebih cantik, mungkin.."

"terserah... terserah.... lakukan sesuka mu.. yg penting aku sudah memperingati mu." Teresa terlihat benar benar sudah malas meladeni ku dan aku hanya tertawa kecil melihat tingkah Teresa yg dengan kesal menghentakkan kakinya di ke lantai.

*

setelah beberapa jam, semua orang akhirnya berada di posisi mereka masing masing sesuai dengan rencana Seol.

master Ian dan chohong berada di atas tebing yg bersiap menjatuhkan batu besar untuk menghalangi para serangga yg mengejar Seol.

sedangkan Hugo dan dilan berada di sisi tebing di depan Ian untuk memberi sinyal pada Ian jika Seol sudah lewat dan bersiap memberi panah pamungkas pada Medusa.

sedangkan aku, Teresa dan Seol sedang menunggu gerbang benteng di buka untuk melakukan pengalihan pada serangga yg ada di depan gerbang agar Seol bisa bergegas menuju Medusa.

"apa kamu siap." tanya Teresa sambil menatap ku dengan serius.

"tunggu sebentar."

"apa kamu menyesali keputusan mu." teresa menunjukan expresi mengejek tapi aku mengabaikan nya dan mulai membentuk simbul tangan.

lingkaran berdiameter 3 meter dengan simbol aneh dan gerigi yg tajam segera muncul di depan kuda ku secara horizontal dengan ketinggian setara lutut kuda.

"biar aku yg di depan dan jangan dekat dekat dengan ku, benda di depan ku sangat tajam." segera lingkaran yg aku buat tadi mulai berputar dan menimbulkan suara mendesing layaknya gerinda pemotong besi.

Teresa menelan ludahnya dan mula berteriak. "buka gerbang."

saat gerbang terbuka, aku segera menyerbu ke depan dan menyapu semua serangga seperti memotong rumput.

sesekali aku memindahkan gerinda sihir itu ke kiri atau ke kanan dan kadang ke atas untuk membelah kecoa terbang yg menuju ke arah ku.

poin kontribusi dan pengalaman segera melambung tinggi. kemanapun kudaku bergerak, semua serangga dan kecoa langsung terbelah dua.

Teresa dan para prajurit lainnya hanya bisa menatap ke depan dengan expresi heran dan penuh keraguan.

beberapa menit kemudian setelah Seol bergegas ke menuju Medusa, ledakan besar terjadi yg merupakan tanda dari Seol bahwa dilan harus segera menyerang Medusa dengan teknik pamungkas nya.

tidak menunggu lama setelah ledakan, semua serangga dan kecoa mulai kehilangan kendali mereka yg menandakan medusa sudah di musnahkan.

saat itu lah para penduduk bumi keluar dari benteng dan mulai membantu membersihkan sisa sisa pasukan parasit dan saat sore tiba pertempuran akhirnya berakhir.

melihat semua sudah berakhir, Teresa bergegas ke arah Seol dan aku langsung membuka portal menuju haramark sendirian.

*

"semua ini bisa berhasil berkat bantuan jingso juga." jelas seol pada semua anggota tim Samuel, carpe diem dan Teresa yg sudah berkumpul bersama.

"aku tahu... jika jingso tidak memberimu anting anting itu, maka rencana ini tidak akan sukses." tambah master Ian.

"ngomong ngomong di mana jingso."

"eehh aku melihatnya masih asik membunuh para serangga dan kecoa sebelum aku menemui mu." jawab Teresa dengan expresi ragu ragu.

"aku melihatnya pergi menggunakan portal saat semua serangga dan kecoa sudah berhasil di musnahkan." jawab Alex dari tim Samuel.

"sial kita harus berjalan kaki lagi untuk kembali haramark." kutuk Chohong dengan kesal.

"apa kamu menganggap jingso sebagai alat transportasi umum" dilan menatap Chohong untuk sesaat sebelum menggelengkan kepalanya.

"he he he, pintu kemana saja lebih cocok." balas Chohong dengan senyum main main.

*

malam hari di kamar hotel kota haramark.

"apa kamu sudah puas berkeliling." aku membelai rambut flone sambil menatap wajah flone yg sudah menutup matanya.

"mm"

"kita akan tinggal di sini untuk beberapa Minggu, setelah itu kita akan pergi ketempat yg sangat indah untuk memulai pelatihan."

"apa aku juga harus berlatih."

"tentu saja... aku punya satu set latihan yg mampu memperkuat jiwa mu. hal ini sangat berperan penting saat menghidupkan mu kembali."

"merepotkan..."

"bersabarlah, semua demi kebaikan mu."

"ya ya ya" flone perlahan meringkuk di pelukan ku dan kami berdua mulai tertidur bersama.