Chereads / sistem the gamer / Chapter 725 - Bab 243 pindah dunia

Chapter 725 - Bab 243 pindah dunia

beberapa hari berlalu dengan cepat dan semua anggota kru juga sudah mulai bosan untuk bermain di kota.

sedangkan Celia, Noel dan mireille selalu rutin datang setiap siang untuk berlatih di ruang latihan yg ada di sarang naga.

senyum mereka tidak pernah hilang sejak mulai berlatih di ruang latihan, seakan mereka sedang bermain dengan mainan baru.

Teresa juga hanya datang saat sore atau malam hari karena kesibukan yg sedang terjadi kerajaan.

menurut informasi dari Teresa, seol sekarang sedang berlatih keras di pegunungan batu untuk meningkatkan kekuatannya dan hubungan mereka juga sudah semakin dekat.

itu mungkin karena Seol sudah merasakan pelajarannya karena menjadi pria munafik dan sekarang dia tidak lagi menjaga jarak dari wanita yg ingin mendekatinya. tentu saja semua yg di lakukan Teresa hanya sandiwara untuk puncak yg akan datang.

"kita akan pergi malam ini ke dunia di mana kalian bisa melakukan sesuatu yg menyenangkan." aku mulai menjelaskan tujuan ku di depan semua anggota kru yg ada di ruang tamu.

"sayang kemana kita akan pergi."

"tempat di mana bumi sudah hancur dan banyak zombi yg berkeliaran. di sana kalian bisa melakukan apa saja, misalanya menyelamatkan orang orang atau membunuh semua zombie. tapi ada beberapa hal yg tidak boleh kalian lakukan." aku menatap semua orang dengan tatapan serius sebelum melanjutkan kata kata ku.

"pertama, jangan membawa siapapun masuk ke dalam kapal."

"kedua jangan terlalu dekat dengan orang orang yg selamat."

"ketiga tidak boleh berkeliaran sendiri, ada wong akan bertanggung jawab untuk semua ini dan kalian harus mendengarkan kata katanya."

lalu aku menatap ada wong dengan tatapan serius. "jika kamu ingin membagi tim, pastikan setiap tim di pimpin oleh rank tinggi seperti phi sora, Rebecca, yor atau Lee na. jika sesuatu terjadi pada mereka aku akan mencari perhitungan dengan mu"

"lalu bagaimana dengan mu" ada wong menatapku dengan penasaran sambil menutup pantatnya dengan tepak tangan tanpa dia sadari.

"aku akan melakukan kultivasi tertutup seperti flone, kira kira hanya butuh waktu beberapa Minggu. jadi selama ketidak hadiran ku kamu yg bertanggung jawab atas kapal."

ada wong memberikan anggukan ringan. "kamu tidak perlu khawatir."

lalu aku menatap Celia, Noel dan mireille. "tempat itu terlalu berbahaya bagi kalian, jadi kalian tidak boleh turun dari kapal dan dengarkan saja kata kata ada wong."

"baik kapten."

"bagus" aku mengangguk puas. "apa ada pertanyaan."

Celia segera mengangkat tangannya.

"katakan saja."

"apa aku boleh mendapatkan kamar pribadi seperti anggota kru yg lainnya."

"tentu saja, kalian bertiga bisa memilih kamar kosong sebagai kamar pribadi kalian. tanyakan pada Rebecca jika ada yg kalian butuhkan."

"terima kasih kapten."

"Yee mireille bisa menginap."

"ok ok, kita akan berangkat 1 jam lagi, sekarang aku akan pergi menemui ayako dulu."

***

di dalam cafe tar time, ayako, Takahiro, Mio dan siswi winford lainnya sedang asik mengobrol sampai aku tiba tiba masuk.

"oohh tuan Harry, tidak biasanya datang di jam akan tutup." sapa ayako dengan senyum manis dan aku juga membalasnya dengan senyum ringan sambil duduk di depan konter.

"aku akan segera pergi, apa kamu yakin tidak akan bergabung menjadi anggota kru ku."

"begitu cepat." seru ayako dengan sedikit kejutan.

"yang lain sudah mulai bosan, jadi kami akan pergi ke tempat yg lebih menyenangkan."

"mmm" ayako menunjukan expresi berpikir. "aku sedikit tertarik tapi jika kamu meminta ku untuk menjadi istri mu, aku pasti akan setuju sekarang juga."

kami berdua saling menatap untuk sesaat dan yg lainnya hanya menunjukan expresi terkejut mereka mendengar kata kata ayako.

dengan jentikan jari, sebatang mawar merah muncul di tangan ku dengan sebuah kotak kecil yg sudah terbuka menunjukan cincin keanggotaan yg indah.

"maukah nona ayako menjadi istriku."

"ho ho ho seperti di dalam novel." ayako mengulurkan tangannya pada ku lalu aku dengan lembut memegang tangannya dan memasukan cincin itu ke jarinya.

"apa kamu akan pergi." tanya Takahiro dengan cemas.

"tentu saja, cafe ini akan aku serahkan pada mu dan Mio. sudah waktunya bagiku menemukan kebahagian ku sendiri, aku harap kalian baik baik saja."

tubuh Takahiro tiba tiba bergetar. "tapi dia sudah punya banyak istri."

"tidak masalah, mereka sangat baik. Anya juga anak yg baik, senang rasanya bisa memiliki keluarga seperti ini." ayako perlahan keluar dari konter dan mendekat ke arah ku.

"aku sudah mengemas semuanya, jadi kita bisa berangkat sekarang juga atau kamu ingin melakukan sesuatu yg nakal di kamar ku dulu."

aku mencubit hidung ayako dengan manja. "kemarin aku harus menutup mulut mu agar teriakan mu tidak bergema keluar, benar benar merepotkan. sebaiknya lakukan di kapal saja, semua kamar di sana kedap suara."

"dasar pencuri kecil" ayako mencubit dadaku dengan centil. "tunggu di sini aku akan mengambil barang barang ku." dan ayako segera berlari ke kamarnya.

"Harry, kalian sudah seperti itu" tanya Mio dengan ragu ragu dan aku menganggukkan kepala ku sebagai jawaban. "sungguh sayang wanita baik dan cantik seperti ayako bersembunyi di tempat seperti ini, apa kamu tertarik untuk bergabung dengan kru ku juga."

"itu... itu..." aku segera menepuk pundak Mio yg membuatnya terdiam.

"jika kamu memberikan cinta mu pada ku, aku bisa menjamin akan membalas cinta mu berkali kali lipat. tapi tidak ada jaminan pria itu akan membalas cinta mu dan mungkin akan membuat mu patah hati. coba pikirkan selama ini, apa dia pernah membalas cinta mu walau hanya sedikit saja." mata Mio tiba tiba melebar dan nafasnya menjadi tidak teratur.

"Mio, jangan dengarkan kata kata nya, dia hanya ingin menghasut mu." Takahiro segera mendekati kami berdua dan melepaskan tangan ku yg ada di bahu Mio.

"Takahiro, apa yg kamu lakukan." Mio menatap Takahiro dengan tatapan kesal.

"aku hanya ingin menyelamatkan mu"

"Harry tidak melakukan hal jahat pada ku dan apa yg dia katakan semuanya benar. selama ini kamu tidak pernah membalas cinta ku sama sekali, hubungan kita tidak pernah berkembang lebih jauh padahal aku sudah berusaha sebaik mungkin."

"itu.... bisakah kamu memberi ku waktu."

melihat ini aku mengambil kesempatan untuk menarik Mio ke dalam pelukan ku. "aku hanya tidak ingin kamu sakit hati Mio. sampai kapan kamu terus menunggu nya, pria ini seperti banci yg berpura pura menjadi lelaki sejati. dia tidak akan pernah mengerti perasaan mu, tapi aku berbeda. aku mengerti setiap rasa sakit yg kamu rasakan, walaupun cinta mu bukan untuk ku tapi aku bisa merasakan kebesaran cinta mu."

"aku...whuuuu whuuuuu" Mio langsung memeluk ku dengan erat sambil menangis tersedu sedu dan aku dengan penuh kasih membelai rambut Mio.

"tenanglah, jangan buang buang cinta mu dengan pria seperti itu" Mio perlahan mulai meremas baju ku dan memelukku semakin erat.

"aku ingin bersama mu Harry, aku ingin mendapatkan cinta mu, aku ingin bahagia seperti istrimu yg lainnya."

"tentu saja, aku bisa menjanjikan semua itu" aku perlahan mengangkat dagu Mio dan langsung mencium bibirnya di depan Takahiro.

"Mio kamu..." suara Takahiro mulai bergetar, wajah memucat dan tubuh seakan telah kehilangan vitalitasnya.

"ehem, akhirnya kamu bisa membuat keputusan." suara ayako yg baru saja tiba langsung mengejutkan Mio yg membuat dia tertunduk malu. "maaf guru ayako."

"kenapa minta maaf, aku senang kamu bisa melepaskannya. aku tahu apa yg kamu rasakan selama ini Mio, aku juga tidak mengerti kenapa Takahiro memperlakukan mu begitu kejam. tapi sekarang kamu sudah membuat keputusan, jadi berbahagia lah."

"guru..." Mio bergegas ke pelukan ayako dan ayako dengan lembut membelai rambut Mio.

"jangan jadi anak cengeng"

"mm"

"Mio kamu tidak perlu merapikan barang barang mu, semua kebutuhan mu ada di kapal. kita harus segera pergi sekarang, waktu ku tidak banyak."

"baiklah Harry."

saat itu ayako menatap Takahiro dalam dalam. "kamu bukan anak kecil lagi, jadi urus diri mu sendiri." dan kami bertiga segera pergi meninggalkan Takahiro yg masih menjadi patung.