di dalam gua tempat kelompok Seol tinggal, 4 kristal komunikasi sedang menyala di depan semua orang.
wajah Agnes, Kim Hanna, putri teresa dan chohong terlihat dari masing masing kristal komunikasi dan mereka sedang menjelaskan situasi darurat yg sedang terjadi saat ini.
ratu parasit sedang mengerahkan pasukan skala besar untuk mengepung semua perbatasan kerajaan manusia.
jadi setiap kerajaan mengeluarkan draf panggilan darurat untuk para earthling agar membantu dalam menghadapi serangan parasit dan Seol juga harus segera kembali.
"sial, pria mesum itu tidak menjawab panggilan ku, kemana dia saat benar benar di butuhkan. apa gunanya dia memberiku alat komunikasi khusus tapi dia tidak pernah menanggapinya." seru putri teresa dengan expresi kesal yg terpancar di wajahnya.
"maksud mu Harry"
"siapa lagi pria mesum yg dapat di andalkan di saat situasi seperti ini" teriak Teresa yg membuta Seol menutup telinganya.
"mungkin karena dia terlalu sibuk membuat kapal baru"
"dari mana kamu tahu" Teresa segera mendekatkan wajahnya ke kristal komunikasi yg membuta Seol sedikit menjauhkan wajahnya. "dia ada di sini juga"
"kenapa kamu tidak mengatakannya." teriak Teresa, Agnes dan chohong secara bersamaan yg membuat Seol hampir terjatuh kebelakang karena terkejut.
"bukankah aku sudah mengatakannya saat Teresa bertanya."
"Seol, sepertinya kamu kurang pemukulan agar otakmu sedikit bekerja." Agnes terlihat meremas tinjunya yg membuat tubuh Seol sedikit bergetar dan dia meminta maaf dengan senyum canggung. "maaf maaf, aku terlalu fokus pada latihan jadi aku melupakannya."
"jangan buang waktu, beri kristal komunikasi pada nya. dengan bantuan airship nya kalian bisa sampai di haramark dengan cepat. aku juga sudah menyiapkan banyak koin agar dia mau membantu." melihat Teresa yg tergesa gesa, Seol pun mengangguk dengan expresi serius. "aku akan segera kesana." tapi Jang maldong segera menepuk bahu Seol. "mari kita rapikan barang barang dulu agar tidak bolak balik. aku yakin setidaknya dia pasti akan membatu kita untuk kembali ke haramark.
"Hugo juga dalam perjalanan ke sana, tunggu dia sebelum kalian berangkat." Chohong dengan serius memperingati Seol tentang keberangkatan Hugo menuju pegunungan batu.
"untuk apa dia datang ke sini"
"tanyakan sendiri pada nya."
***
satu persatu, aku mulai memasukkan semua alat berat dan elektronik yg ada di hanggar kedalam inventori karena proses start up awal kapal sudah berjalan dengan baik dan sistem juga berjalan dengan normal. jadi saatnya untuk proses menggabungkan sarang naga dengan kapal naga dan untuk itu, aku harus membongkar atap hanggar dengan bantuan shadow army dan mengosongkan hanggar karena tidak akan digunakan lagi.
"bip bip" jam tangan komunikasi yg ada di tangan kanan ku tiba tiba berbunyi dan sebuah layar biru dengan wajah flone yg cantik tiba tiba muncul. "suamiku, kelompok Jang maldong datang ke kapal dan katanya ada situasi darurat."
"baiklah aku akan segera kesana."
ya ini alat komunikasi anggota kru yg bisa melakukan panggilan Vidio secara real time dan melacak lokasi masing masing anggota kru. alat ini menggunakan gelombang quantum sebagai pengantar sinyal dan sarang naga sebagi pusat pengolahan sinyal tersebut. alat ini juga terhubung langsung dengan Momo yg merupakan AI sarang naga.
***
di dalam ruang tamu, aku melihat kelompok Jang maldong yg sedang bersantai di sofa sambil menikmati minumannya dan ada juga wajah baru yg belum aku kenal. "apa ini anggota baru mu Seol" tanyaku dengan sedikit penasaran dan Seol mengangguk ringan lalu memperkenalkan anggota baru itu. "marchel ghionea, archer baru carpe diem yg memiliki julukan steel of Arrow."
"namaku Harry, elit commander of freedom yg memiliki julukan pria bajingan atau pria mesum." aku mengulurkan tangan ku pada nya sambil tersenyum ramah dan dia segera menjabat tangan ku dengan expresi heran. "apa itu kelas unik." aku memberinya anggukan ringan sambil duduk di sofa di depan mereka bersama phi sora.
"apa kamu masih marah, kenapa expresi mu begitu kusam. lihat oppa punya permen untuk mu" sebuah permen lolipop berbentuk hati berwarna merah langsung muncul di depan ku. "jangan kira aku anak kecil" tapi phi sora masih mengambil permen itu dan langsung memasukannya ke dalam mulutnya.
"sayang, kenapa permen itu tidak memiliki bungkus. bukankah biasanya itu terbungkus plastik merah muda dengan tulisan i love you." melihat expresi bingung Hinata yg duduk di tidak jauh dari kami sambil membaca novel, aku langsung tersadar. "sepertinya permen itu sudah aku hisap dan tidak sengaja kumasukkan ke dalam kantong dimensi." lalu aku menatap phi sora yg sudah membatu sambil berkata dengan canggung. "tenang, aku selalu menggosok gigiku setiap pagi, jadi tidak akan ada virus menular."
phi sora dengan expresi kesal mulai mengunyah permen itu dan menelannya dengan cepat, lalu dia menggunakan minuman yg ada di depannya untuk berkumur sebelum menekannya lagi.
"ha ha ha ha ha" semua anggota kru langsung tertawa terbahak bahak melihat kelakuan Sora yg membuatnya tidak bisa menahan rasa kesal dan mulai berteriak untuk melampiaskan kekesalannya. "aaaagggrrrhhh"
"ok ok, jangan marah. mari kita fokus ke inti masalahnya. apa yg kalian lakukan dengan semua barang barang kalian di sini, jangan bilang kalian ingin menggunakan ku sebagai taksi." mendengar itu semua orang menunjukan expresi canggung dan Seol segera mengeluarkan kristal komunikasi yg masih terhubung dengan Teresa.
"kenapa kamu tidak bisa di hubungi" teriak Teresa yg sudah menempelkan wajahnya ke kristal saat melihat wajah ku. "maaf, aku memasukan alat komunikasi kedalam kantong dimensi karena sedang merenovasi kapal."
"jangan menipu ku, kantong dimensi hanya di miliki oleh rank tinggi. memang berapa level mu"
"aku level 6, apa ada masalah." mendengar kata kata ku, Seol dan kawan kawannya langsung terkejut dan tidak bisa berkata kata. Teresa juga terdiam untuk sesaat sambil melebarkan matanya. "kamu... kamu... kamu pasti curang." aku mengangguk ringan. "terserah, katakan saja apa mau mu" mendengar itu Teresa segera menunjukan expresi serius dan mulai menjelaskan situasi tentang pengepungan pasukan parasit.
aku yg mendengarkan ocehan Teresa sesekali menganggukkan kepalaku agar terlihat mendengarkan perkataannya. "jadi bisakah kamu membantu" tapi mataku melebar dengan expresi kesal saat mendengar kata kata membantu yg di ucapkan Teresa dan aku mulai mencaci dengan banyak umpatan.
"apa apa an membantu, apa menurutmu kapal ku bergerak menggunakan daun sebagai bahan bakar."
"apa meriam kapal ku menggunakan air sebagai amunisi."
"apa makanan jatuh dari langit saat aku lapar."
"apa perlengkapan dan senjata yg aus bisa pulih kembali setelah di bawa tidur."
"apa make up anggota kru ku terbuat dari lumpur."
"sabun mandinya saja terbuat dari kristalisasi madu lebah spiritual yg sudah mengendap hingga ribuan tahun. bayangkan berapa biaya perawatan anggota kru ku." lalu aku mendekatkan wajahku ke kristal komunikasi sambil menunjukan expresi menghina.
"dan kamu berkata membantu"
"apa otak mu pindah ke pantat"
Teresa yg sudah tertegun langsung membalas dengan teriakan kesal. "aku belum selesai bicara dan kamu sudah memotongnya. tentu aku akan membayar mu, aku sudah menyiapkan banyak koin untuk mu dan kru mu" aku langsung menunjukan expresi lega sambil menganggukkan kepala ku dan mulai berkata dengan nada santai. "situasi sepetinya sangat berbahaya kali ini, jadi aku minta syarat tambahan."
"katakan, jika bisa aku pasti akan memenuhinya."
"sangat mudah, aku hanya ingin kamu mengangkat rok mini mu itu" suasana ruangan seketika menjadi hening dan semua orang langsung menatap ku yg sedang tersenyum jahat pada kristal komunikasi di depanku dengan expresi yg rumit.
"kamu bajingan, pria mesum sialan, aku membenci mu, membenci mu" teriakan Teresa mulai bergema di ruang tamu dan tawa para anggota kru juga mulai terdengar.
"ok ok aku hanya bercanda. aku melihatmu terlalu tegang menghadapi situasi ini, jadi aku sedikit menggoda mu. tapi kenapa kamu benar benar mengangkat rok mu, warnanya juga masih sama. apa kamu hanya punya warna itu." aku mendekatkan mata ku ke kristal komunikasi untuk melihat dengan jelas warna celana dalam Teresa.
"kamu bajingan....." dan kristal komunikasi langsung terputus setelah teriakan marah Teresa terdengar dan aku hanya menggelengkan kepalaku dengan expresi menyesal. "putri teresa tidak punya selera humor sedikit pun."