"ayo mandi dulu, setelah ini kita pergi keluar untuk melihat pemandangan malam di Korea." kataku pada Anya yg masih memelukku dengan erat seperti kumbang yg menempel di ranting pohon sambil membenamkan wajahnya di dada ku. "Anya ingin seperti ini saja satu hari ini papa." aku hanya bisa pasrah sambil membelai rambut Anya dengan penuh kasih. "apa kamu sangat merindukan papa"
"ya papa" mendengar jawaban lembut anya, aku bisa merasakan kasih sayang yg terkandung di dalamnya dan aku dengan lembut membelai punggung Anya dengan penuh kasih sayang sebagi balasan.
tapi setelah beberapa menit aku merasakan tubuh Anya semakin memanas dan terlihat sedikit gelisah yg membuat ku heran. "sayang, apa kamu terangsang dengan papa" Anya segera memperkuat pelukannya pada ku sambil berkata dengan nada sedih. "maaf papa, Anya tidak tahan dengan pikiran semua mama yg sangat mesum. pikiran itu terus membayangi Anya." aku benar benar terkejut karena tidak memikirkan efek samping dari kemampuan Anya yg secara pasif terus memberikan informasi tentang pikiran semua orang yg ada di sekitarnya.
"maaf sayang ku, papa lupa dengan efek samping kemampuan membaca pikiran mu"
"tidak apa apa papa"
"kalo begitu biar papa membantu mu" saat itu aku memegang pantat Anya dengan kedua tangan ku dan mulai menggerakkannya dengan lembut agar celana dalamnya bisa saling menggesek dengan celana ku secara perlahan.
merasakan hal ini Anya juga mulai mengikuti gerakan yg aku peragaan dan mulai menggerakkan pinggulnya untuk menggesekkan vaginanya dengan tonjolan senjataku yg terlihat dari celanaku. "apa rasanya lebih nyaman"
"mm ya papa hah hah" aku perlahan mengangkat dagunya yg memperlihat kan wajah Anya yg sudah memerah dan matanya yg sedikit melayang, lalu aku mencium bibirnya dengan lembut sedikit demi sedikit yg membuatnya semakin terangsang dan menggerakkan pinggulnya lebih cepat.
"maaf papa, Anya akan pipi di celana." setelah beberapa menit sepertinya anya sudah mencapai puncak nya dan langsung membasahi celana dalamnya. "tidak apa apa sayang, tapi ingat jangan katakan ini pada mama mu yg lain."
"ya papa, Anya akan mandi dulu. malam ini papa harus menemani Anya tidur."
"baiklah." Anya dengan cepat berlari ke kamarnya untuk mandi dan aku juga pergi ke kamarnya untuk menemani Anya tidur. melihat celana ku yg basah, aku segera menggantinya dengan piyama tidur yg nyaman.
***
"papa, Anya ingin yg merasakan yg sebenarnya." saat menemani anya tidur, dia meminta permainan yg sama dengan yg tadi kami lakukan. tapi setelah beberapa saat anya sepertinya kurang puas dan ingin merasakan senjata ku yg sebenarnya. "jangan sayang ku, kita tidak akan bisa kembali lagi jika itu terjadi."
"papa, hari ini saja" melihat tatapan memelas Anya aku tidak lagi bisa menahan diri dan kebetulan senjataku juga sudah berdiri tegak di bawah gesekan terus menerus dari Anya.
"baiklah, tapi biar papa yg melakukannya kamu berbaring diam saja."
"baik papa" Anya dengan antusias berbaring di sebelah ku dan langsung membuka kedua kakinya lebar lebar. "papa cepat, Anya sudah tidak sabar."
aku menaiki tubuh Anya dan perlahan memasukan senjata ku ke lubang vaginanya. tapi aku hanya akan memasukkan sepertiga dari panjang senjata ku agar tidak melukai Anya. "papa..." seru Anya dengan nada mendesah saat aku memasuki lubang vaginanya yg sudah di penuhi oleh lendir dan perlahan mulai memompanya dengan lambat.
"hmmmf papa hah hah Anya ingin peluk" dengan wajah yg merah padam, Anya mengeluarkan tangannya memohon untuk di peluk.
melihat ini, aku segera mendekatkan tubuh ku yg ada di atasnya hingga tubuh kami saling menempel dan Anya langsung memelukku dengan erat.
"papa.."
"papa.."
"hah hah hah papa.." kata kata Anya perlahan membuatku semakin bergairah dan tanpa sadar senjata ku mulai masuk lebih dalam dan kecepatan gerakan pinggulku juga semakin meningkat.
"papa...hah hah hah hah hah papa" Anya dengan kuat meremas punggung ku dengan kedua tangannya dan desahan Anya juga semakin keras. melihat wajah mabuk Anya dan desahannya yg benar benar menggoda, aku juga mulai kehilangan kendali dan membenamkan senjataku dalam dalam dan memompanya semakin liar. "papa.... hah hah hah" Anya langsung mengaitkan kedua kakinya di pinggang ku dengan erat dan desahan lembut berubah menjadi teriakan lantang.
"papa, Anya mencintai mu papa"
"Anya sangat mencintai papa"
"Anya ingin terus bermain dengan papa"
"papa..."
"papa..."
"aaagghhhhhhhhh" cairan sperma ku langsung memenuhi lubangnya setelah 10 menit lebih bekerja keras untuk menggali.
tapi aku tidak membiarkan Anya beristirahat dan mulai membalik tubuhnya, lalu mulai memasukan senjataku dengan posisi doggy.
"papa...." seru Anya dengan sedikit desahan.
"apa kamu menyukainya sayang"
"Anya menyukainya papa, Anya ingin terus bermain dengan papa."
"tentu saja, kita akan bermain sampai kamu lelah."
"ya papa jangan berhenti, Anya ingin terus bermain sampai lelah."
akhirnya malam itu kami berdua memainkan hampir semua pose sex yg ada hingga akhirnya Anya tertidur saat tengah malam.
***
di pagi hari aku menyiapkan makanan di meja makan, lalu menunggu Anya untuk segera datang. "papa selamat pagi." seru Anya dengan senyum di wajahnya dan dia bergegas duduk di pangkuan ku. "ayo duduk di sebelah dan makan makanan mu."
"Anya ingin duduk di sini, kita bisa makan berdua papa." aku memberi Anya senyum lembut dan kami akhirnya makan berdua sambil saling menyuapi makanan.
"papa, apa kita bisa datang ke bumi sesekali untuk bermain lagi." setelah kami selesai makan, Anya segera membalikkan badannya dan mulai bertanya pada ku dengan expresi memohon. "tentu saja."
"hanya Anya dan papa"
"tentu saja, tapi sekarang kita harus mandi dulu."
"papa, sebelum mandi Anya ingin bermain sebentar." aku mengangguk riang dan langsung mengeluarkan senjata ku untuk menusuk lubang Anya. "ayo kita lakukan dengan cepat."
"ya papa, Anya akan cepat" tapi setalah satu jam hal yg berlawanan segera terjadi.
"papa, terus papa. jangan berhenti ini sangat menyenangkan." saat ini Anya sudah berbaring di atas meja makan sambil meremas kain meja makan dengan kedua tangannya sedangkan aku berdiri di sisi meja makan sambil terus menggerakkan pinggul ku untuk menusuk lubang vagina Anya.
kedua kaki Anya mengait erat ke pinggangku dan pinggulnya terus menerus berjuang untuk mengimbangi permainan ku. "maaf Anya, papa tidak tahan dengan mu"
"papa..."
"sedikit lagi papa..."
"aaaahhhhhhhhhhhh" dan kami keluar lagi bersama sama. "ini sudah ketiga kalinya, ayo sekarang kita mandi."
"jangan cabut papa, Anya ingin sekali lagi"
"kita lakukan sambil mandi saja." aku segera membawa Anya kedalam pelukan ku.
"baik papa"