"papa ayo cepat, kita akan bertemu kakak cantik" di siang hari Anya mengajakku untuk bertemu tetangga di dekat rumah kami yg di katakan sebagai kakak yg baik dan cantik oleh Anya.
tidak banyak tetangga yg bisa di ajak bicara di dekat sini karena ini adalah kawasan perumahan elit yg para penghuninya biasa nya memiliki sifat yg tertutup.
baru saja kakak cantik yg di katakan oleh Anya mengirimkan pesan pada Anya untuk ke rumah mengajaknya makan siang bersama dan Anya langsung menarik lengan ku dengan tergesa gesa untuk menuju rumah kakak cantik itu.
tapi saat sampai di depan rumah, yg menyambut kami bukanlah wanita cantik tapi pria berwajah dingin yg menatap ku dengan tatapan tajam. "minggir om jelek, Anya ingin bertemu kakak cantik." tiba tiba Anya bergegas masuk sambil mendorong pria itu ke samping yg membuatnya kembali tersadar.
"oi jangan selalu seenaknya di rumah ini" pria itu langsung mengeluh dengan kesal tapi Anya mengabaikannya dan menarik ku masuk ke dalam dengan cepat.
"kakak" seru Anya saat melihat kakak cantik yg dia katakan sambil bergegas ke pelukannya. "kakak, ini papa anya yg sering Anya ceritakan, papa terbaik di seluruh dunia."
tapi kakak cantik itu hanya terdiam menatap ku dan bibir ku sedikit berkedut melihat wanita itu dan beberapa pria yg duduk dia sofa ruang tamu yg juga terdiam menatap ku. "ehem, Anya sayang. sepertinya rumah ini sedikit berhantu, ayo kita pulang saja."
"kenapa terburu buru, ini benar benar kebetulan yg luar biasa. ayo duduk dulu, kami baru saja membicarakan tentang mu." kata Frankenstein yg sedang berdiri di sebelah pria tampan yg dengan anggun sedang menikmati teh nya.
ya pria ini adalah noblesse bernama cadis etrama di raizel atau bisa di sebut Rai yg merupakan protagonis dari seri noblesse.
lalu ada juga rael kertia yg merupakan tunangan seira dan kakak nya Rajak kertia yg mengenakan kostum mirip pembunuh.
lalu ada juga Regis k. landegre yg memiliki tinggi badan hanya beberapa cm lebih tinggi dari Anya.
Rai, seira, rael, rajak dan Regis merupakan seorang bangsawan atau bisa di sebut vampir kelas atas dan Frankenstein adalah pelayan dari Rai yg merupakan protagonis dalam seri ini.
sedangkan paman jelek yg di katakan anya tadi adalah manusia modifikasi bernama M21 dan dua teman lainya yg sesama manusia modifikasi bernama Takeo yg merupakan pria dengan rambut panjang berwarna merah, lalu Tao pria ahli komputer dengan potongan rambut seperti mangkok bakso.
"aku rasa ini bukan kebetulan yg luar biasa, tapi kebetulan yg membawa masalah." kataku dengan nada kesal. "apa papa sudah mengenal kakak cantik dan yg lainya." aku mengangguk ringan pada Anya. "papa hanya bertemu kemari." melihat expresi canggung ku Anya kembali menatap seira yg pipinya sedikit merona, melihat ini Anya langsung tersenyum jahat. "kakak, apa kakak mau menjadi mama Anya." seketika wajah seira semakin memerah dan dia mulai menunjukan sikap paniknya.
"berani beraninya manusia rendahan sepertimu menginginkan seira ku" teriak real dengan kesal, tapi Anya langsung menatap balik sambil mengembunkan pipinya dengan kedua tangan di bertumpu di pinggang. "papa, ijinkan Anya memukul pria jelek ini"
"jangan kasar saat bertamu di rumah orang lain, bukankah kita di undang untuk makan siang oleh kakak mu. jadi mari kita tunggu dengan tenang." lalu aku duduk di sofa ruang tamu bersama yg lainnya. "tapi dia baru saja menghina papa." aku segera melambaikan tangan ku pada Anya. "anjing memang selalu menggonggong dan kucing mengeong, jadi kita tidak perlu menyalahkan mereka untuk melakukan itu."
"beraninya kamu mengatai ku seekor anjing." teriak rael sambil menunjuk ke arah ku. "apa aku mengatakan hal itu padanya." tanya ku pada Takeo, m21 dan Tao yg di balas dengan gelengan kepal mereka. "lihat, aku tidak mengatakan apa apa tentang itu. mungkin itu suara hati mu untuk menyadarkan diri mu sendiri"
"kamu..."
"rael hentikan." sela Rajak untuk menghentikan perkataan rael. "tapi kakak" Rajak langsung menatap rael dengan tajam yg membuatnya terdiam.
saat itu aku melihat Rai yg sedikit melirik ke arah anting anting yg aku kenakan dan aku segera mengeluarkan sebuah kotak hitam kecil serta sebotol nektar dari inventori. "ini hadiah kecil dari ku karena sudah membiarkan Anya selalu bermain di sini." saat itu aku meletakan kotak itu dan nektar di depan meja Rai yg membuatnya sedikit menatap ku lalu perlahan mengambil kotak tersebut.
saat membuka kotak tersebut sedikit kejutan melintas di matanya dan dia segera mengenakan anting anting yg aku berikan di telinganya yg langsung membuat semua orang terkejut.
segera expresi lega tiba tiba terlihat dari wajah Rai yg membuat Frankenstein menjadi penasaran. "tuan itu.." tapi Rai langsung mengangguk. "tidak apa apa, aku menyukainya."
saat itu Frankenstein langsung menatapku untuk meminta penjelasan. "anting anting itu memiliki kemampuan untuk menyegel dan membuka energi secara otomatis sesuai keinginan penggunanya."
"itu juga mampu secara otomatis menyerap kembali sisa sisa energi yg di keluarkan agar lebih efesien."
"jadi tidak ada lagi energi yg terbuang sia sia." semua orang kembali menatapku dengan tatapan serius dan Frankenstein juga kembali bertanya. "lalu botol ini"
"bisa di sebut nektar, yg merupakan inti sari dari tumbuhan yg langka."
"itu dapat memulihkan kondisi fisik seseorang, membuatnya awet muda dan menambah umur."
"dari mana kamu mendapatkan benda ini dan kenapa kamu memberikan hal hal yg berharga ini pada tuan" tanya Frankenstein dengan nada serius.
"tidak ada pendapat untuk pertanyaan pertama dan untuk pertanyaan kedua itu sangat mudah."
"Anya adalah harta ku yg paling berharga dan kalian sudah menerimanya dengan baik, tentu saja aku akan membalas kebaikan kalian dengan memberikan hadiah yg sesuai untuk tuan rumah disini."
"dan aku melihat energi kehidupan tuan rumah di sini terkuras sedikit demi sedikit, jadi hadiah ini sangat cocok untuk nya."
"bagiamana kamu bisa melihat semua itu dan dari mana kamu tahu siapa tuan rumah di sini." aku langsung melambaikan tanganku. "mari kita hentikan pertanyaan penuh kecurigaan ini, aku ke sini karena Anya di undang makan siang bersama oleh seira. jika kalian tidak suka, aku bisa kembali bersama Anya. waktu ku terbatas dan besok aku sudah harus pergi bersama Anya." seketika semua orang menunjukan expresi canggung mereka.
"Harry, makan siang sebentar lagi selesai." seru seira yg sedang memasak di dapur dengan sedikit panik. "papa, mama seira membuatkan makan siang spesial untuk papa." tambah Anya yg sedang membantu seira di dapur.
"Anya, jangan menerima siapapun menjadi mama mu. kakak seira belum tentu setuju dengan itu, jangan buat kakak seira tidak nyaman." balasku pada Anya tapi seira segera menjawab. "Harry tidak apa apa, aku tidak masalah dengan itu."
dan expresi syok langsung muncul di wajah semua orang kecuali Rai yg masih dengan expresi tenangnya dan rael yg sudah penuh amarah. "aku ingin menantang mu bertarung." teriak rael dengan penuh amarah dan aku segera memberinya anggukan ringan. "mari kita lakukan setelah makan, pria sejati memang harus menyelesaikan masalah dengan tinju nya bukan dengan mulut nya. aku sangat menghargai tantangan mu, tapi mari kita hormati seira yg sudah memasak dengan susah payah terlebih dahulu."
"baiklah, kita akan bertarung setelah makan siang."