Chereads / sistem the gamer / Chapter 669 - Bab 187 meja makan memanas

Chapter 669 - Bab 187 meja makan memanas

"hina, bagaimana kamu bisa menikah dengan pria yg memiliki banyak istri." natsuo yg sudah tidak tahan mulai mempertanyakan hubungan ku dan hinata. "kenapa tidak, kami saling mencintai dan istri Harry yg lain juga saling mencintai. tidak ada yg keberatan dan kami sama sama bahagia."

"dulu aku sangat egois dan mementingkan perasaan ku saja. tapi saat aku bertemu salah satu istri Harry, aku bisa merasakan cinta nya yg murni dan tulus pada Harry."

"dia juga membantu ku agar bisa mendapatkan kesempatan kedua agar bisa bersama Harry lagi."

"saat itu aku tahu apa arti cinta sebenarnya dan aku mulai mengingat bagaimana Harry memperhatikan ku dulu dan memberiku cinta nya yg tanpa pamrih"

"hanya karena aku dibutakan oleh keegoisan, aku meninggalkan Harry yg benar benar mencintai ku dan pergi bersama pria lain yg hanya tertarik pada penampilan ku."

"jika di bandingkan dengan istri Harry yg lain, aku seperti sampah."

"mereka semua memiliki kecantikan tiada Tara dengan harta yg melimpah."

"tapi Harry tidak pernah mempermasalahkan penampilan ku dan harta ku yg jauh di bawah istri Harry yg lain."

"mereka semua juga menganggap ku seperti saudara mereka."

"jadi kamu sebaiknya jangan menghina suamiku jika kamu tidak tahu apa apa tentang nya." jawab Hinata dengan nada kesal pada natsuo yg membuatnya langsung terdiam dan menunduk dengan sedih.

"lalu bagaimana dengan ku, siapa yg akan membantu ku mendapatkan kesempatan kedua." Rui juga tiba tiba berkata dengan expresi sedih. "bahkan sampai sekarang aku tidak pernah bisa melupakan mu" dan air mata Rui mulai menetes sedikit demi sedikit .

"aku membakar semua foto mu dan membuang semua barang pemberian mu, tapi tetap saja aku tidak bisa melupakan mu."

"sesekali aku akan selalu menunggu mu di tempat terakhir kali kita bertemu, berharap aku bisa melihat mu dan meminta maaf pada mu. tapi kamu tidak pernah datang sama sekali." saat itu Hinata menatap ku untuk meminta penjelasan dan aku juga menatapnya dengan canggung. "Rui lebih galak dari mu saat di atas ranjang, desahannya juga lebih keras dari mu."

"apa kamu memiliki ide bermain kakak dan adik dalam satu ranjang." tanya Hinata dengan bibir yg sedikit berkedut.

"sepertinya ide yg bagus, layak untuk di coba."

"bukannya aku tidak mau, tapi kamu tahu sendiri apa yg akan di hadapi Rui jika dia bersama mu." aku langsung mengangguk ringan dan kembali menatap Rui. "bukan aku tidak ingin memberimu kesempatan kedua. tapi jika kamu ingin bersama ku, kamu harus meninggalkan rumah ini."

"kamu tahu sendiri ada serigala lapar yg tanpa segan segan memakan saudari tiri nya sendiri. pria mana yg mau kekasihnya tinggal di rumah yg berisi serigala lapar yg setiap malam mengintai untuk menjilati kekasihnya."

"selain itu bersama ku berarti meninggalkan semua yg kamu miliki dan menempuh hidup baru sama sepeti Hinata atau hina kakak mu yg sudah meninggalkan semuanya di belakang bahkan nama nya sendiri."

"bahkan jika kamu setuju, apa orang tua mu setuju." saat itu aku menatap nyonya Tachibana dan tuan Fujii yg dari tadi hanya diam mendengar percakapan kami dengan expresi serius. "maaf tuan Fujii dan nyonya Tachibana karena perkataan ku yg terus terang. itu karena aku tidak suka berbohong untuk hal hal yg sangat penting."

"di sisi lain tujuan kami berdua juga hanya untuk mengucapkan selamat tinggal untuk terakhir kalinya dan bukan untuk meminta izin atau restu kalian atas hubungan kami. bahkan jika kalian tidak setuju kami berdua tidak akan peduli." mereka berdua langsung terkejut mendengar perkataan ku dan nyonya Tachibana langsung berkata dengan nada tinggi pada hina. "hina apa maksud semua ini" dan hina langsung menjawab dengan santai. "seperti yg dikatakan suami ku, ini adalah hari terkahir ku akan memanggil mu ibu. karena setelah ini nama ku adalah hinata dan tanpa nama keluarga apa pun."

"plak" nyonya Tachibana langsung menampar meja dengan keras. "apa kamu tahu apa yg kamu katakan."

"aku tahu dan aku tidak akan mengubah keputusan ku bahkan jika aku harus mati." saat itu Hinata langsung memeluk ku dengan erat yg membuat nyonya Tachibana menatap ku dengan mata penuh kebencian. "ini semua pasti karena hasutan mu" aku dengan santai menganggukkan kepala ku. "ini memang hasutan ku, karena syarat untuk kembali bersama ku adalah meninggalkan keluarga ini, tapi kenapa anda begitu marah."

"kamu bahkan tidak marah saat kedua anak kandung mu di genjot oleh anak tiri mu di rumah mu sendiri yg membuat Hinata harus pindah kerja."

"sekarang anda marah saat anak mu menemukan kebahagiaannya, apa ada yg salah dengan otak anda."

"atau anda menunggu sampai ayah tirinya juga ikut menggenjot anak kandung mu." mereka berdua benar benar syok mendengar kata kata ku dan amarah mereka berdua benar benar sudah berada di puncak nya. "jaga kata kata mu, aku bukan orang seperti itu." teriak ayah natsuo dengan penuh amarah.

saat itu natsuo yg dari tadi hanya menunduk diam tiba tiba berdiri dengan expresi yg juga di selimuti oleh amarah. lalu dia dengan cepat menuju ke arah Hinata dan menarik lengannya agar menjauh dari ku. "hina, jangan bersama pria seperti itu. dia hanya akan memperlakukan mu dengan buruk. tetap lah di rumah ini, jangan dengarkan kata katanya." aku menatap wajah hinata dan pergelangan tangan yg di sentuh oleh natsuo dengan penuh perhatian untuk melihat reaksi apa yg akan di lakukan Hinata.

tidak butuh waktu lama wajah Hinata mulai memerah karena marah dan dengan sekuat tenaga dia menendang senjata natsuo yg membuatnya langsung melepaskan pergelangan tangan hinata. "jangan pernah menyentuh ku, tubuh ini hanya milik suami ku" saat itu Hinata bergegas memeluk ku dengan erat, sedangkan natsuo sedikit menunduk dengan expresi kesakitan sambil memegang selangkangannya dengan kedua tangannya.

tentu saja itu bukan hanya karena tendangan hinata, tapi juga karena aku menembakan jarum perak kecil yg berisi racun yg dapat membusukkan kemaluannya sebelum tendangan hinata mengenai selangkangannya.

"istriku ayo kita pergi dari sini, serigala ini sepertinya sudah mulai lapar. biarkan Rui saja yg menjadi santapannya, sepertinya dia sudah terbiasa dengan itu." saat itu Hinata mengangguk lembut. "baiklah sayang ku, aku juga tidak mau tubuh ku ternoda olehnya."

tapi sebelum pergi aku melirik Rui yg masih memiliki expresi komplek di wajahnya. "setelah aku keluar dari sini kita tidak akan pernah bertemu lagi." Rui menatap ku dengan expresi melankolis. "kemana kalian akan pergi setelah ini."

"tempat yg sangat jauh." lalu kami berdua segera keluar dari rumah ini.

"hina jangan pergi, aku mohon. aku benar benar mencintai mu, jangan tinggalkan aku." tapi saat itu aku membuat sentilan ringan ke arah pendingin makanan yg ada di dapur. "boom" pendingin makanan itu langsung hancur berkeping keping yg membuat semua orang langsung terdiam dengan expresi terkejut bercampur dengan takut. "jika bukan karena mu, aku tidak akan menghukum Hinata seperti ini. kamu masih hidup hari ini hanya karena aku mencintai Hinata dan tidak ingin dia bersedih."

"apa kamu tahu nasib pria yg sudah membohongi hinata."

"aku memotong kaki dan tangannya sehingga dia hanya bisa berbaring di ranjang seumur hidup nya."

"jadi jangan serakah, nikmati saja Rui. rasanya juga tidak jauh beda dengan Hinata hanya dadanya sedikit lebih kecil."

"jika kamu belum puas, kamu bisa mencoba ibu nya. kalian ayah dan anak bisa saling berbagi bersama. bukankah kalian keluarga, saling berbagi adalah hal yg wajar." tanpa mempedulikan reaksi mereka, kami berdua segara keluar dari rumah.