setelah sampai di rumah hinata, shoko dan Rumi segera tidur di kamar yg di sediakan oleh Hinata sedangkan aku dan hinata saat ini sedang duduk di ruang tamu yg gelap. "apa kamu sudah paham kenapa aku mengatakan kita bagai langit dan bumi"
"jika aku tidak membunuh bos monosuke dengan cepat, banyak monster akan keluar dari gerbang itu dan banyak agen yg akan mati. aku hanya tidak ingin kamu melihat hal hal seperti ini, karena di dunia yg akan kita tuju hal seperti itu sangat biasa."
"aku hanya ingin kamu bisa hidup normal dan bahagia, tapi kamu masih bersikeras meminta jalan ini."
"bohong jika aku berkata tidak marah pada mu atas semua yg kamu lakukan pada ku"
"bohong jika hati ku tidak sakit saat melihatmu bersama pria lain bahkan sampai berhubungan badan dengan mereka."
"kesempatan kedua mu hanya ujian yg aku berikan pada mu."
"apa cinta mu memang hanya untuk ku atau masih di bagi dengan yg lainnya." Hinata perlahan menyandarkan kepalnya di bahu ku sambil memeluk lengan ku dengan erat. "maaf Harry, aku sudah sangat jahat pada mu."
"aku berjanji mulai sekarang cinta ku hanya akan ada untuk mu dan tubuh ku hanya untuk kamu gunakan." air mata Hinata mulai menetes sedikit demi sedikit dan Isak tangis samar mulai terdengar di ruangan yg sepi. "kenapa kamu menangis lagi, apa kamu sedih karena harus melepaskan cinta mu pada yg lainnya."
"aku merasa jijik pada diri ku sendiri."
"aku merasa seperti wanita nakal yg hanya menginginkan kepuasan sex."
"aku merasa sangat berdosa telah meninggalkan orang yg sangat mencintai ku demi keegoisan semata."
"katakan Harry, apa ada cara agar aku bisa menebus kesalahan ku."
"aku merasa kamu membatasi dirimu dengan tembok besar sehingga cinta ku tidak bisa sampai pada mu."
"bantu aku menghancurkan tembok ini Harry, aku sangat ingin merasakan cinta mu yg dulu." aku perlahan membelai rambut Hinata dengan lembut. "setelah mengantar shoko dan Rumi pulang, kita akan pergi ke rumah mu untuk mengatakan perpisahan terakhir."
"kamu bisa menggunakan kesempatan ini untuk membuktikan cinta mu pada ku. apakah itu sesuai dengan yg kamu katakan atau hanya kata kata manis yg sering kamu ucapkan pada ku."
"ya Harry, aku pasti akan membuktikannya pada mu"
"baiklah ayo kita istirahat dulu." aku segera merebahkan diri ku di sofa dan Hinata juga ikut berbaring di sebelahku sambil memelukku dengan erat. "aku berjanji tidak akan pernah meninggalkan mu lagi harry." aku membelai rambut Hinata dan mencium keningnya dengan lembut. "ayo tidur."
"mm"
***
pagi berikutnya aku mengantar shoko dan Rumi kembali kerumahnya. di rumah Rumi aku sedikit tertahan untuk menjelaskan tentang perpindahan sekolah Rumi dan pekerjaan baru yg di dapat oleh ibu Rumi. untungnya mendengar penjelasan ku, ibu Rumi menerimanya dengan mudah.
setelah semua itu, kami menempuh perjalan jauh menuju ke kediaman keluarga Fujii yg merupakan rumah baru keluarga Tachibana yg sudah menikah dengan suami barunya.
setelah Berjam jam perjalanan kami akhirnya sampai di rumah keluarga Fujii saat sore hari. Hinata mengenakan setelan yg anggun dan terlihat sangat menawan, sedangkan aku mengenakan setelan yg mirip dengan vergil di seri DMC 5 yg saat ini sedang berdiri di depan pintu rumah keluarga Fujii setelah memencet bel rumah.
"hina kamu kembali" kata nyonya Tachibana yg baru saja membuka pintu dengan sedikit kejutan, lalu dia menatap ke arahku dengan sedikit penasaran. "siapa pria ini hina?"
"dia suami ku Bu, maaf tidak mengundang ke acara pernikahan kami." kata hina sambil tersenyum lembut pada ibunya yg membuat nyonya Tachibana kembali terkejut. "ayo masuk dulu, kita bicarakan di dalam." kami berdua segera masuk ke dalam rumah mengikuti nyonya Tachibana.
di dalam aku melihat natsuo yg sudah membatu melihat kecantikan hina, tapi wajahnya seketika menjadi cemberut melihat hina yg memeluk lenganku dengan mesra. "hina siapa pria ini" tanya natsuo dengan nada melankolis dan hina langsung bertingkah manja pada ku sambil menjawab natsuo. "dia suami ku, kami sudah menikah beberapa bulan yg lalu."
expresi natsuo langsung menjadi pucat dan tangannya sedikit gemetar. "hina kenapa kamu menikah begitu saja tanpa memberi tahu kami."
"ayo duduk dulu, baru kita bicarakan." sela nyonya Tachibana yg tiba tiba dan Hinata juga segera menjawab. "Bu, kami berdua sangat lelah karena perjalan yg jauh. jadi aku dan suamiku akan beristirahat di kamar ku dulu."
"kita bicara sesaat makan malam saja." saat itu Hinata langsung menarik ku ke kamarnya tanpa menunggu jawaban ibunya.
"dimana kak hina" tanya Rui yg baru saja keluar dari kamar nya dan bergegas ke ruang tamu.
"dia beristirahat di kamarnya bersama suaminya. jangan ganggu mereka, kita bicarakan saja saat makan malam." kata nyonya Tachibana yg membuat Rui langsung tertegun dengan expresi penuh kekuatan, lalu dia menatap natsuo yg sudah duduk dengan expresi pucat di wajahnya.
di dalam kamar Hinata sudah memeluk leherku dengan senyum jahat di wajahnya. "karena ini ujian, jadi aku bebas melakukan apapun kan." aku langsung memberikan anggukan ringan pada Hinata yg membuat matanya sedikit berbinar. "aku benar benar tidak tahan, tadi malam kamu membuat ku sangat tidak nyaman. aku akan melampiaskan nya hari ini." Hinata segera membuka pakaianku dengan agresif sambil menekan ku ke tempat tidurnya.
beberapa menit kemudian suara desahan Hinata samar samar mulai terdengar di ruang tamu.
"sayang, lebih cepat lagi"
"huh huh huh huh hmmmmhhh"
"seperti itu sayang, mmmm ini sangat nikmat."
"sayang hisap puting ku."
"hmmmm aaahhhhh ini lebih nikmat sayang, jangan berhenti terus hisap sayang."
nyonya Tachibana, Rui dan tuan Fujii langsung menunjukan expresi gelap mereka dan natsuo sudah mengepalkan tangannya erat erat dengan expresi yg pucat.
"hina aku akan keluar, lubang mu terlalu nikmat"
"mmm sedikit lagi sayang, senjatamu juga sangat nikmat."
"hina"
"sayang keluarkan di dalam, aku ingin susu putih mu memenuhi rahim ku."
"aku keluar hina."
"aku juga hmmmm aaahhhhhhh"
bulu tubuh semua orang tiba tiba merinding mendengar teriakan hina yg sangat menggoda dan wajah natsuo terlihat benar benar akan meledak
"sayang biarkan hina di atas, hina ingin ronde ke dua."
"kemarin kita bermain sampai kamu pingsan, apa kamu masih belum puas."
"kemarin adalah kemarin, sekarang adalah sekarang. hina selalu ingin merasakan cinta mu sayang. ayo biarkan hina yg melayani mu kali ini."
"oo mari kita lihat seperti apa pelayanan dari istri ku yg tercinta ini"
"kamu akan sangat puas sayang ku"
teriakan mesum hina pun mulai bergema kembali yg membuat semua orang benar benar tak bisa berkata kata.
akhirnya kami berhenti setelah melakukan 3 ronde di kasur dan 2 ronde di kamar mandi, karena waktu sudah menunjukan jam 7 malam yg berarti saat nya makam malam.