Chereads / sistem the gamer / Chapter 661 - Bab 179 kesempatan kedua

Chapter 661 - Bab 179 kesempatan kedua

aku mengambil beberapa ranting pohon dan mengeluarkan pisau kecil untuk menajamkan ranting ini satu persatu. saat itu teman teman shoko serta Shizuka dan hina juga datang ke sungai tempat kami berada.

"apa yg kamu rencanakan pada Rumi." tanya Shizuka dengan serius. "bukan urusan mu."

"Harry, Rumi masih anak anak. jangan mengajarinya hal hal aneh." aku mengabaikan Shizuka dan menggenggam semua ranting pohon yg runcing dengan tangan kanan ku. lalu dengan cepat aku melemparkan semuanya ke arah sungai.

dengan cepat ranting pohon ini menyebar ke segala arah dan langsung menembus air sungai yg dan menancap di dasar sungai yg membuat ekor ranting tetap terlihat berdiri. "Rumi, lepas sepatu mu dan ambil ranting ranting itu."

"ya kapten." Rumi segera melepas sepatunya dan bergegas masuk ke sungai untuk mengambil ranting rating itu.

"kapten ada ikannya" Rumi dengan penuh semangat menunjukkan ikan besar yg tertancap di ranting pohon yg membuat semuanya memandang dengan kagum.

"shoko, kamu bantu Rumi membawa semua ikan. aku akan menyiapkan bumbu dan perlengkapan memasak lainnya."

"ya kapten." melihat shoko yg bergegas membantu Rumi, aku segera kembali ke tenda ku untuk menyiapkan bumbu dan alat alat memasak. "Harry biar aku membantu." melihat niatku, hina berinisiatif untuk ikut membantu dan aku memberinya anggukan ringan pada nya. "baiklah."

***

aku memberi beberapa bahan sayuran untuk di potong oleh hina, sedang kan aku memotong kayu bakar untuk memasak dan menyiapkan tempat untuk memasak.

lalu aku mengeluarkan beberapa kotak aluminium dan aluminium foil dari inventori untuk membantu proses memasak nanti. "Harry bahan bahan sudah aku potong semua, apa ada lagi yg lain."

"tidak ada, tinggal menunggu Rumi dan shoko membawa ikan kembali." lalu aku mengambil semua sayuran yg sudah di potong oleh hina, tapi tangan hina tiba tiba mencengkram tangan kanan ku dengan tangan kirinya, membawa tangan ku ke pinggang nya, lalu dia mengaitkan tangan kanannya di leherku dan mulai mencium bibir ku.

melihat ini aku tidak menolak sama sekali dan menikmati setiap sensasi yg di berikan oleh hina. perlahan aku mulai meremas pantat hina yg membuatnya semakin bersemangat mencium bibir ku. "apa yg kalian lakukan di tempat umum." suara kesal Shizuka membuat kami tersadar dan dengan cepat menghentikan tindakan kami.

aku melihat semua teman teman shoko yg membantu membawa ikan terlihat syok dan expresi tak percaya terpancar dari mata mereka. "kapten, ikannya terlalu banyak dan ada beberapa lobster air tawar serta udang dengan ukuran yg besar." kata kata shoko langsung memecah suasana dan shoko segera meletakan semua ikan di ember yg sudah aku sediakan.

"bersihkan dulu, lalu setengah dari ikan dan semua udang jadikan seafood skewer sisanya biarkan utuh untuk ku proses."

"ya kapten" dengan kecepatan tangan dan keahlian pisau yg aku ajarkan, shoko mulai memproses semua ikan dengan sangat cepat. mereka yg menyaksikan hanya bisa terdiam melihat kecepatan tangan shoko yg seperti bayangan.

hanya butuh 5 menit bagi shoko mengubah 5 ikan dengan panjang 30 cm dan 20 udang menjadi 100 tusuk skewer lengkap dengan potongan paprika dan bawang bombai di dalamnya.

saat itu aku juga sudah selesai memproses sisa ikan dan lobster dan membungkusnya dengan aluminium foil bersama bumbu lainnya lalu meletakkannya di dalam kotak aluminium.

"kenapa kalian diam saja, susun beberapa batang kayu untuk di jadikan meja dan siapkan alas untuk tempat duduk mengitari meja. apa kalian tidak ingin makan bersama, jika tidak enyah lah." kata ku dengan nada sinis karena melihat mereka masih berdiri seperti patung. "ayo kalian semua, siapkan meja makan dan tempat duduk." seru Shizuka untuk menggerakkan semua muridnya.

melihat mereka sudah mulai menyiapkan tempat makan aku segera meletakkan kotak aluminium di atas susunan kayu, lalu menumpuknya lagi dengan kayu lainnya dan meletakkan perangkat untuk memanggang di atas tumpukan kayu ini.

setelah semua itu aku langsung menyalakan api untuk memulai proses memasak. "Bu guru hina, tolong bantu mengoleskan bumbu ini pada setiap skewer." hina sedikit terkejut mendengar perkataan shoko dan dengan cepat membantu nya. "baik baik." sambil mengoleskan bumbu, shoko mulai bertanya pada guru hina tentang perasaannya pada ku. "apa ibu hina juga mencintai, kapten" expresi melankolis mulai muncul dari wajah hina. "ya, ibu baru menyadari bahwa ibu sangat mencintai Harry. tapi semuanya sudah terlambat, Harry sepertinya tidak ingin bersama ibu lagi."

"apa yg ibu lakukan pada kapten, apa ibu mengkhianati kapten."

"ibu..." saat itu air mata kembali menetes sedikit demi sedikit dari mata hina saat dia menjelaskan semuanya pada shoko. mendengar ini, hati shoko pun mulai tersentuh dan dia langsung memeluk hina. "jika ibu hina di beri kesempatan kedua, apa ibu mau berjanji untuk tidak mengkhianati kapten dan mengikuti semua kata kata kapten."

"ibu pasti akan melakukannya, bahkan jika Harry meminta nyawa ibu."

"aku akan membantu ibu mendapatkan kesempatan kedua. tapi ibu harus ingat, jika ibu melanggar janji nasib ibu akan sangat menderita. istri istri kapten sangat mencintai kapten, jika mereka tahu bahwa ibu menyakitinya nasib ibu tidak akan lebih baik dari sekarang. mereka sangat kejam pada orang orang yg berani menyakiti Harry, apa ibu mengerti."

"terima kasih nishimiya, terima kasih. ibu berjanji tidak akan pernah mengkhianati Harry." shoko dengan lembut membelai punggung hina untuk menenangkannya. "setelah makan, aku akan memohon pada kapten. ibu tolong bersabar."

"baiklah, terima kasih nishimiya."

"shoko, cepat bawa skewer itu ke sini. apa yg kamu lakukan berpelukan seperti teletabis." mendengar teriakan ku, shoko segera membawa skewer ke pada ku sambil berkata dengan kesal. "shoko tidak gendut seperti teletabis."

"bagian itu terlihat gendut."

"ini gara gara kapten yg meremasnya di setiap kesempatan."

"bukankah kamu sangat menyukainya, kenapa menyalahkan ku"

"kapten mesum..."

"Rumi abaikan kakak mu itu, cepat bantu memanggang skewer ini."

"ya kapten."

melihat kami saling melempar kata kata mesum, mereka hanya menggelengkan kepala dengan wajah gelap.