lobster yg terbelah dua dengan saus asam manis, sup ikan dengan bumbu merah yg pedas dan skewer dengan bumbu yg gurih dan manis berjejer dengan indah di meja makan. "Rumi, mulai hari ini kamu adalah anggota kru ku. kamu mungkin belum menyadari apa maksud dari menjadi anggota kru ku. apa itu benar."
"ya kapten, Rumi masih belum paham." aku menggosok kepala Rumi yg duduk si sebelah ku sambil tersenyum padanya. "kakak shoko akan menjelaskan nya nanti. malam ini kamu tidur di tenda bersama kakak shoko, di sana dia akan menjelaskan petualangan baru apa yg akan kamu lakukan." Rumi mengangguk dengan penuh semangat. "ya kapten." lalu aku menatap semua orang. "tidak ada etika, ayo kita langsung makan saja."
mereka tanpa basa basi mulai menikmati hidangan yg ada di depan mereka.
"nishimiya, aku tidak mengerti kenapa kamu biasa biasa saja melihat Harry berciuman dengan ibu guru hina. apa kamu tidak cemburu." suasana langsung menjadi canggung karena pertanyaan Yui, tapi shoko segera menjawab untuk menghilangkan suasana canggung ini. "kenapa harus cemburu, cinta kapten begitu besar. aku sendiri tidak bisa menampung nya, jadi kenapa tidak di bagikan pada mereka yg membutuh kan cinta." lalu shoko menyandarkan kepalnya di bahu ku. "seperti ini saja sudah cukup bagi ku, apa lagi yg aku butuhkan. aku memiliki segalanya berkat kapten, bahkan aku bisa mendengar suara mu berkat kapten."
"aku hanya milik kapten, tapi kapten milik semua orang yg mencintainya."
"lalu bagaimana kalian menikah" tanya yukino yg penasaran dengan cara ku menikahi banyak orang.
"aku sudah menjadi milik kapten, apa gunanya menikah. kami tidak perlu persetujuan orang lain untuk membangun rumah tangga. ini cinta ku dan kapten, apa urusan mereka untuk ikut campur. apa aku perlu melapor pada mereka juga jika kapten ingin berbuat mesum pada ku."
"tapi inilah aturan masyarakat kita dan aturan negara Jepang." kata Shizuka dengan sedikit kesal, lalu shoko menatap ku untuk meminta bantuan.
"aturan di buat untuk mengendalikan perilaku masyarakat agar tidak menyalahi norma norma kemanusiaan yg ada, apa aku benar nona Shizuka." tanyaku pada Shizuka dan dia mengangguk dengan tegas. "jadi siapa yg membuat norma norma kemanusiaan ini, kenapa semua orang mengikutinya. apa itu dewa yg mengatakannya secara langsung, sehingga kalian percaya." seketika Shizuka terdiam dan matanya menunjukan bahwa dia sedang berpikir keras untuk menjawab pertanyaan ku. "tapi ini adalah hal yg benar"
"dari mana kamu tahu itu benar dan salah, dari mana kamu tahu itu baik dan buruk. bahkan dewa tidak pernah menghakimi baik dan buruk setiap manusia. jadi siapa kamu berani berkata baik dan buruk, apa kamu lebih tinggi dari para dewa."
"cukup, katakan saja apa maksudmu" teriak Shizuka dengan kesal pada ku yg membuat ku langsung tersenyum.
"he he he, pada dasarnya masyarakat mengikuti aturan karena mereka takut di hukum oleh pemerintah. kalian semua pasti setuju dengan ini." dan semua orang mengangguk setuju.
"jadi bagaimana jika ada seseorang yg tidak bisa di hukum bahkan jika pemerintah mengerahkan semua kekuatan militer mereka." melihat semuanya masih diam
"ha ha ha maka orang ini akan bebas melanggar hukum nona Shizuka."
"jadi apa kamu memiliki kemampuan seperti itu" tanya Shizuka dengan nada sinis.
"itu bukan urusan mu"
"aarrrgggg terserah, aku malas berbibicara dengan mu."
"aku juga tidak ingin berbicara dengan mu." Shizuka dengan kesal bangkit dari tempat duduk nya dan bergegas menuju tepi sungai.
"Harry ayo jawab pertanyaan ku siang tadi. kenapa kamu menjual aset mu, kemana saja kamu selama sebulan lebih ini bersama shoko. aku yakin kalian pasti pergi bersama kan." tentu saja aku menjawab nya dengan kebohongan, tidak mungkin aku menceritakan paradise kepada mereka.
"aku hanya bosan dan ingin hidup santai, jadi jual saja dan aku menghabiskan banyak waktu saat itu bersama shoko untuk menyembuhkan penyakitnya." yukino dengan mudah tertipu oleh ku dan dia memberikan anggukan ringan pada ku. "terima kasih sudah menyembuhkan teman kami."
"bahkan raja iblis bisa berubah menjadi dewa yg baik hati untuk membantu jika dia melihat shoko." saat itu shoko mencengkram tangan ku sambil menatap ku dengan mata memohon. "kapten, boleh shoko memohon sesuatu pada kapten." aku yakin pasti flone yg mengajari semua ini pada shoko. "katakan saja" saat itu flone perlahan memindahkan pelukannya ke pinggang ku. "kapten, tolong beri ibu guru hina kesempatan kedua."
"baik lah" aku tanpa ragu ragu menyetujui permintaan shoko yg membuatnya berseru bahagia. "kapten yg terbaik, shoko sangat mencintai kapten."
"jangan senang dulu." saat itu aku menatap hina yg matanya sudah memerah dan menahan mulutnya yg ingin menangis. "jika kamu ingin kesempatan kedua aku akan memberikannya, tapi kamu harus meninggalkan semua pekerjaan mu, mimpi mu, keluarga mu, teman teman mu, semua yg kamu miliki saat ini dan ikut bersama ku.
"aku akan membuatmu terkurung seperti burung dalam sangkar yg kehilangan kebebasannya."
"kamu hanya bisa mendengarkan kata kata ku"
"kamu tidak boleh berbicara dengan pria manapun selain aku, bahkan jika dia ayah angkat mu."
"jika ada pria lain yg menyentuhmu dengan sengaja atau tidak sengaja, kamu harus menendang kemaluannya dengan kaki mu sekuat tenaga bahkan jika dia ayah angkat mu"
"kamu harus ada di sisi ku dalam radius 10 meter dan tidak boleh melewati itu tanpa seijin ku."
"dan yg terakhir nama mu akan berubah menjadi Hinata, tanpa ada tambahan lainnya."
"setiap kesalahan harus ada hukuman dan ini adalah hukuman mu yg berlaku untuk selamanya, jadi apa kamu setuju."
"hick hick aku setuju, hick hick aku setuju Harry hick hick hick" melihat wajah Hinata yg sudah basah oleh air mata, aku memberikan isyarat untuk mendekat dengan tangan ku. "duduk lah di pangkuan ku." Hinata bergegas duduk di pangkuan ku dan langsung memeluk pinggangku dengan erat. setelah itu aku memasukannya manjadi anggota kru kapal. "ulurkan tangan mu" Hinata secara perlahan mengulurkan tangannya dan aku dengan lembut memasukan cincin anggota kru ke jari nya yg membuatnya menangis lebih kencang sambil memelukku dengan erat.
"kapten, aku juga ingin di hukum seperti kakak Hinata. itu terdengar seperti sebuah hadiah dari pada hukuman bagi ku." melihat tatapan polos shoko, bibir ku sedikit berkedut. "apa kamu tidak ingin bersekolah lagi, apa kamu tidak ingin bersama ibu dan adik mu" shoko dengan cepat menggelengkan kepalanya. "aku sudah meninggalkan semua itu saat masuk kesana dan satu satunya yg aku inginkan adalah selalu bersama kapten."
"aku kembali hanya karena mengikuti perintah kapten, tidak ada alasan lainnya."
"aku tidak butuh yg lain, aku hanya ingin bersama kapten. jika uang bisa membeli waktu kapten bersama ku, maka aku akan membayar semuanya." kata kata romantis shoko membuatku benar benar terkejut dan tidak bisa berkata kata. "apa ini ajaran dari flone."
"kakak flone hanya mengajariku cara untuk mengatakan semua isi hati ku pada kapten."
"aku akan mengabulkan keinginan mu, tapi tidak sekarang. sebaiknya kamu bawa Rumi ke dalam tenda dan ceritakan petualangan apa yg akan dia lakukan nanti."
"terima kasih kapten" shoko dengan lembut mencium pipi ku lalu menatap ke arah Rumi. "ayo Rumi, kakak akan menceritakan petualangan kami yg menyenangkan."
"baik kakak" dan mereka berdua segera masuk ke tenda.
"kalian masih remaja, hal hal seperti ini tidak baik untuk kalian. sebaiknya kalian pergi untuk beristirahat." kata ku pada murid ini yg dari tadi asik menonton drama cinta kami.