setelah mereka semua pergi, kami berdua saling berciuman dengan agresif selama beberapa menit. "Harry, aku sudah tidak tahan. aku ingin melampiaskan rinduku pada mu. tolong harry malam ini saja, aku mohon Harry." Hinata yg sudah duduk mengangkang di pangkuan ku mulai menggosokkan dadanya dengan dadaku.
merasakan kegelisahan tubuh nya aku segera mengeluarkan senjata ku dan dia dengan cepat menyibak celana dalam yg ada di dalam rok nya, lalu memasukan senjata ke dalam lubang vagina nya yg sudah berlendir.
dengan gerakan pinggul yg liar dan ciuman yg penuh nafsu kami mulai menikmati malam yg dingin ini dengan duduk saling berhadap hadapan dan menggerakkan pinggul kami dengan cepat.
detik demi detik, menit demi menit dan akhirnya jam demi jam berlalu tanpa mengehentikan gerakan kami. hingga jam 12 malam, Hinata akhirnya tertidur di dalam pelukan ku karena kelelahan. "jangan cabut Harry, aku masih ingin merasakannya." kata Hinata yg setengah tertidur dengan lemah.
"tidurlah, masih banyak waktu bagi kita untuk melakukan nya."
"mm" perlahan aku mencabut senjataku yg membuat semua cairan putih di dalam rahim nya keluar seperti air pancuran. lalu aku membersihkan tubuhnya dengan handuk hangat yg ada di inventori dan memasukan Hinata kedalam kantong tidur.
di kegelapan malam, aku pergi ke sungai untuk membersihkan tubuh ku. dengan tubuh telanjang aku mengambang di atas air sungai yg diterangi oleh cahaya bulan.
"grrrrrrrgggg" tiba tiba aku mendengar suara bangunan runtuh yg membuatku segera melompat dari air sungai dan mengenakan pakaianku lalu bergegas ke tenda ku.
di depan tenda aku sudah melihat shoko yg sudah menggendong Rumi yg tertidur. "kamu jaga Rumi, aku akan menjaga Hinata." aku segera membawa Hinata yg masih tertidur lelap dengan kedua tangan ku.
"ya kapten." di tengah lapangan di depan tenda ku terlihat sebuah gerbang kayu berwarna merah yg tiba tiba muncul entah dari mana.
dari gerbang itu, aku bisa merasakan aura yg sangat jahat mengalir keluar dan mulai menyebar ke sekitar lapangan. 'pasti ini yg di katakan oleh bibi sakura, tapi kenapa harus muncul di sini'
"Shizuka, kumpulkan yg lainnya dan bawa mereka sejauh mungkin dari gerbang itu." teriak ku pada Shizuka yg baru saja keluar dari rumah kayunya. mendengar teriakan ku, Shizuka segera menganggukkan kepalanya dan bergegas membangunkan yg lain.
"kapten, aku merasa aura yg sangat jahat dari gerbang itu. apa kapten tahu apa yg sedang terjadi."
"aku juga tidak tahu"
"he he he ternyata ada juga yg kapten tidak ketahui."
"apa menurut mu kapten ini Wikipedia."
"he he he, aku hanya bercanda kapten."
setelah beberapa saat Shizuka dan murid muridnya segera berkumpul di dekat ku. "Harry, apa kamu tahu apa yg terjadi." tanya Shizuka dengan tergesa gesa dan aku menggelengkan kepalaku. "tidak tahu, tapi yg pasti hal itu bukanlah pertanda baik. jadi sebaiknya kalian membangunkan semua murid SMP dan membawanya keluar dari sini sesegera mungkin."
"kita tidak bisa melakukan itu karena kita sendiri tidak tahu apa yg sedang terjadi." hayato segera membantah usulanku dengan tegas. "terserah pada mu, aku hanya memberikan saran." tapi sesaat berikutnya beberapa helikopter tiba tiba muncul di atas kami dan sekumpulan orang berpakaian hitam dengan armor taktis segera masuk kedalam perkemahan.
"semua orang yg ada di sini harap segera menuju lokasi aman yg ditunjukan oleh petugas."
"aku ulangi semua orang..." suara pria mulai terdengar dari pengeras suara sebanyak tiga kali dan beberapa petugas dengan jas ala man in black segera menghampiri kami. "silahkan lewat sini." aku mengangguk ringan pada petugas itu dan mengikuti mereka keluar dari area perkemahan.
"shoko, selalu berada di sebelahku."
"ya kapten." saat itu Yui juga langsung mendekatiku. "Harry, apa kita dalam masalah."
"bukan kita, tapi kalian. jika aku tidak salah mereka mungkin akan menghapus ingatan kalian."
"cih, kamu terlalu percaya diri." kata Shizuka sambil menatapku dengan sinis.
saat mencapai pintu keluar perkemahan, aku melihat seseorang yg ku kenal sedang berbicara dengan wanita dengan bekas luka di wajahnya.
saat pria itu melirik ku, aku segera memalingkan wajah ku dan pura pura tidak melihatnya. aku yakin orang ini pasti akan membawa masalah jika sampai tahu bahwa aku ada di sini. "tuan Harry, tunggu sebentar."
"sial" kutuk ku dalam hati, tapi aku mengabaikannya dan terus berjalan dengan santai menuju mobil yg di miliki Hinata.
tapi pria itu langsung mencegat ku dari depan yg membuat langkah ku terhenti. "tuan Harry, aku tidak tahu jika kamu ada Jepang. kenapa tidak menghubungi, aku bisa mengantar mu berkeliling Jepang." tapi aku segera membantah. "maaf salah orang, nama ku Uzumaki Naruto." expresi gelap muncul dari pria itu dengan sedikit kedutan di bibirnya, tapi dia tidak menyerah di situ dan mengalihkan targetnya pada shoko. "nyonya nishimiya, lama tidak bertemu."
shoko dengan panik memalingkan wajahnya ke arahku. "maaf aku tidak mengenal tuan Kazuki." lalu shoko semakin panik. "maksudku aku tidak mengenal mu, benar kan kapten." aku menatap wajah shoko yg hampir menangis karena melakukan kesalahan dengan expresi tak berdaya. "ok ok tuan Kazuki, ada apa ini sebenarnya. mari kita lewatkan basa basi nya."
"bisa kita bicara bertiga saja."
"wanita di tangan ku ini juga anggota kru ku dan yg ada pada shoko juga anggota kru ku."
"baiklah, ikuti aku tuan Harry." aku memberi anggukan ringan pada Kazuki dan berjalan mengikutinya ke arah wanita yg tadi di ajak bicara.
"Harry, bagaimana dengan kita." tanya Shizuka.
"ikuti petugas untuk evakuasi dan jangan ikut campur masalah ini."
"tapi nishimiya adalah murid ku dan hina adalah salah satu guru di sekolah kami, lalu Rumi juga masih anak anak."
"mulai besok shoko akan berhenti dari sekolah, hina juga berhenti menjadi guru dan orang tua Rumi bekerja di perusahaan milik salah satu wanita ku. jadi kamu tidak perlu khawatir." aku langsung meninggalkan Shizuka yg tidak bisa membalas perkataan ku dan petugas lain juga mulai menghalangi Shizuka agar tidak mendekat ke arah ku.