perlahan aku mengetuk pintu gedung carpe diem dan seorang wanita dengan pakaian olah raga segera membukakan pintu. kami berdua saling menatap untuk sesaat sebelum dia membanting pintu nya lagi tanpa mempersilahkan ku masuk.
"siapa yg datang" tanya dilan pada Chohong.
"tidak ada, paling orang iseng." jawab Chohong dengan singkat yg membuat dilan penasaran.
"tok tok tok" dan suara pintu berbunyi lagi. "ini pasti orang iseng lagi, biar kau yg bereskan." kata Chohong dengan kesal, lalu dia bergegas membukakan pintu lagi.
aku melihat Chohong dengan expresi polos menatap ku dan aku segera mengeluarkan sebuah gada berduri. "gada sihir dari bahan mirthil dan logam kuat lainnya, bola berduri nya bisa di lempar keluar dan di tarik kembali. memiliki atribut suci yg bisa memberi kerusakan ganda pada parasit." seketika tangan Chohong langsung meraih gada tersebut dan berkata dengan sopan. "silahkan masuk tuan Harry, kami sudah lama menunggu mu"
saat masuk ke dalam, Chohong langsung mengabaikan ku dan asik bermain dengan gada barunya. "aku harus mengeluarkan artefak untuk menyogok penjaga pintu agar di ijinkan masuk ke tempat ini" kata ku dengan santai pada dilan sambil membanting tubuh ku ke sofa di ruang tamu nya. "ha ha dia pasti masih dendam pada mu" jawab dilan dengan tawa ringan sambil membuatkan kopi untuk ku.
"boomm" tiba tiba suara terdengar di ruang bawah yg membuat dilan sedikit terkejut.
"apa apaan ini" teriak chohong dan dia segera berlari ke atas menuju ruang tamu. "Harry, artefak apa yg kamu berikan pada ku" tanya Chohong pada ku dengan expresi serius dan aku menjawab sambil mengulurkan tangan ku. "jika kamu tidak suka maka kembalikan." tapi Chohong langsung menyembunyikan gada itu di belakang punggungnya. "jangan seperti anak kecil, jika sudah di berikan maka tidak boleh di minta lagi." aku menggelengkan kepalaku dan bertanya pada dilan. "apa Seol pergi ke kuil, dia pasti naik level kali ini"
"seperti dugaan mu, Seol memang pergi ke kuil." jawab dilan sambil meletakan secangkir kopi di depan ku. "tidak seperti mu yg bisa naik level di manapun kamu berada, benar benar membuat iri." kata Chohong dengan sinis sambil melemparkan tubuh nya di atas sofa. "jadi apa kamu juga naik level." tambah Chohong dan aku segera menganggukkan kepalaku. "elit kapten Crusader"
"pasti susah bagi mu untuk mempelajari job skill secara manual dan harus menggunakan ability poin." kata dilan yg sudah duduk di sofa dan aku memberikan anggukan ringan padanya. "apa kamu khawatir tentang perkembangan ku di masa depan" dilan mengangguk ringan dan aku segera berkata lagi. "tidak perlu untuk itu"
"cih.. kamu terlalu sombong, jangan menangis jika saat nya tiba." kata Chohong dengan nada menghina.
"tok tok tok" saat itu pintu kembali di ketuk yg membuat Chohong menjadi kesal. "siapa lagi yg datang bertamu." Chohong segera turun untuk membuka pintu dan sesaat berikutnya aku melihat Agnes dan chohong datang bersama. aku hanya memberikan anggukan ringan pada Agnes dan segera bangkit dari sofa untuk bersiap pergi. "aku tidak akan menggangu kalian, masih ada hal lain yg perlu aku lakukan."
"jadi aku akan pergi dulu, sampai bertemu lain waktu" kataku sambil melambaikan tangan ku dengan santai. "baiklah" jawab dilan dengan singkat. tapi saat itu Agnes tiba tiba berkata "Harry, apa kamu bisa menunggu sebentar. ada yg ingin ku bicarakan pada mu" aku langsung menggelengkan kepala ku. "sayangnya aku tidak ingin bicara dengan mu" Agnes mengepal erat tangannya dan berkata lagi pada ku. "apa kamu membenci ku" tapi aku segera berkata dengan santai. "jangan buat drama, aku hanya tidak ingin berurusan dengan wanita seperti mu." tapi Agnes tiba tiba berteriak pada ku. "setidaknya ijinkan aku menjelaskannya pada mu" aku langsung menatap ke arahnya dengan mata membunuh dan seketika ruangan itu dipenuhi oleh niat membunuh yg kuat. Agnes, dilan dan chohong langsung menunjukan expresi ketakutan mereka pada ku.
"kenapa baru sekarang kamu ingin menjelaskannya."
"selama bertahun tahun di mana kamu"
"apa karena aku memasuki paradise kamu baru ingin berbicara dengan ku"
"jadi sebaiknya lupakan saja penjelasan konyol mu itu, aku tidak lagi membutuhkannya." saat itu aku menarik lagi niat membunuh ku dan kembali tersenyum pada mereka. "maaf aku hanya sedikit terbawa emosi, jadi sampai bertemu lagi di lain kesempatan." lalu aku segera pergi dari markas carpe diem tanpa mempedulikan reaksi mereka.
"apa itu tadi, kenapa aku merinding ketakutan." kata Chohong yg masih sedikit menggigil.
"aku tidak percaya Harry bisa memancarkan niat membunuh yg begitu kuat." seru dilan lalu dia menatap Agnes yg masih membatu sambil berkata. "nona Agnes, ada apa dengan mu dan Harry. kenapa dia sampai menunjukan niat membunuhnya seperti itu." tapi Agnes langsung mengalihkan topik. "nona cinzia ingin bertemu dengan mu, ada hal penting yg ingin dia bahas." setelah mengatakan itu Agnes bergegas meninggalkan markas carpe diem.
"apa menurutmu Harry sudah pernah ke paradise, mungkin ini yg kedua kalinya dia masuk ke paradise." tanya Chohong pada dilan, tapi dilan segera menggelengkan kepalanya. "aku juga tidak tahu" lalu Chohong berkata lagi. "apa mungkin Harry adalah seseorang yg dilahirkan kembali ke masa lalu"
"mungkin dia sudah melewati banyak hal, tapi kemudian mati dan kembali ke masa lalunya."
"itu mungkin saja terjadi dan itu juga bisa menjelaskan niat membunuhnya serta pengetahuannya tentang rune." jawab dilan sambil memberi anggukan ringan pada Chohong yg membuat Chohong melebarkan matanya. "sial.. aku harus bertanya bagiamana nasib ku kedepannya."