Chereads / sistem the gamer / Chapter 612 - Bab 130 pergi ke haramark

Chapter 612 - Bab 130 pergi ke haramark

"tuan Harry, jika boleh tahu dari mana kamu mendapatkan buku tentang rune ini" tanya Ian yg langsung memecah suasana canggung antara aku dan Dante. "aku tidak mendapatkannya, tapi aku menulisnya sendiri" melihat Ian terdiam aku segera berkata lagi. "jangan pikir itu palsu, semuanya asli. tapi aku tidak akan memberi tahu mu dari mana pengetahuan ini berasal."

"itu sama saja kamu bertanya dari mana kamu belajar bernafas"

"apa kamu tidak takut jika kerajaan menguasai rune ini dan malah menggunakannya untuk melawan mu" tanya Ian dengan nada serius.

"maka sebaiknya kerajaan ini benar benar bisa membunuh ku dalam sekali serangan, jika tidak he he he he"

"toh menguasai rune tidak semudah itu dan bahan untuk menulis rune bukan sesuatu yg bisa kalian dapatkan dengan mudah."

"aku bisa membuat kapal ini semua berkat hadiah yg aku dapat dari zona netral, jika tidak mana mungkin aku bisa membuatnya dalam waktu singkat." jawab ku yg membuat Ian mengangguk puas.

"apa yg terjadi jika kerajaan berniat menyerang mu" tanya Teresa dan aku langsung menjawab. "aku tidak pernah berbelas kasihan pada musuh ku nona terasa. jadi sebaiknya kamu bisa membujuk ayah mu untuk tidak menjadi musuh ku."

"karena aku sangat menyukai dunia ini dan aku sangat menikmati tinggal di dunia dari pada di bumi." Teresa lalu mengangguk dengan tegas dan Dante segera berkata. "jika begitu aku akan pergi dulu, sampai bertemu lagi nak"

"aku harap kita tidak pernah bertemu lagi" kata ku sambil melambaikan tanganku pada Dante yg sudah beranjak dari tempat duduk nya dan dia hanya melambaikan tangannya lalu berjalan keluar bersama Trish dan Mary.

"apa kalian akan turun disini atau menumpang dengan ku, karena tujuan ku adalah haramark." tanya ku pada semuanya dan mereka semua saling memandang lalu mengangguk secara serempak. "kebetulan kami juga akan kembali ke haramark, jadi kami akan merepotkan mu kali ini" kata dilan pemimpin tim carpe diem dan aku memberinya anggukan ringan. "kalian istirahat di sini dulu, tidak apa apa berbaring di sofa. maaf tidak menawarkan kamar tidur, karena jumlahnya tinggal satu. ini demi keadilan semuanya." mereka semua mengangguk setuju dan shoko juga datang untuk merapikan meja dari sisa sisa makanan kami.

"apa kamu perlu bantuan" tanya ku pada shoko dan dia langsung menggelengkan kepalanya. "aku bisa sendiri kapten" shoko dengan cepat merapikan meja dan berlari ke arah dapur. "kamu sepertinya sangat suka menggoda gadis kecil itu" tanya dilan dengan penasaran.

"dia gadis yg sangat baik, dia sering di bully karena tidak bisa mendengar dan berbicara dengan baik."

"bayangkan hidup tanpa mendengar suara dan terus di bully dari kecil"

"yg bisa membuatnya bertahan mungkin karena ibu dan adik nya yg baik pada nya, tapi tetap saja itu tidak cukup"

"tujuanku menerimanya adalah agar dia bisa merasakan kebahagian yg dia inginkan sebagai ganti penderitaan yg pernah dia alami." jawab ku dengan santai sambil bersandar di sofa yg membuat orang sedikit terpana.

"apa kamu mengenalnya dari kecil, dari mana kamu tahu semua itu" tanya dilan yg menjadi lebih penasaran dan aku segera menjawab. "aku mengenalnya, tapi dia tidak mengenal ku"

"saat itu aku ingin membantunya, tapi aku tidak bisa melakukannya." saat itu aku langsung bangkit dari sofa dan berjalan menuju dek kapal untuk ke tempat kemudi kapal. "aku akan mengatur arah kapal, kalian istirahat saja di sini." kataku pada mereka sebelum pergi, di sisi lain shoko yg mendengar perkataan ku sudah bersembunyi di dapur sambil menutup wajahnya yg memerah dengan sedikit air mata yg mengalir di pipinya.

***

"apa rencana mu selanjutnya" tanya dilan yg tiba di sebelahku yg sedang menyetir kapal.

"menikmati hidup, berlatih dan mendapatkan poin kontribusi, apa lagi yg bisa di lakukan."

"aku dengar kamu sudah melepaskan semua yg kamu miliki di bumi dan berniat menetap di paradise." tanya dilan sekali lagi.

"ya, di sini aku bisa merasakan hidup yg sebenarnya dari pada di bumi." jawab ku sambil memberinya anggukan ringan.

"tapi jika kamu mati di sini, kamu akan dikirim kembali ke bumi dan kehilangan semua ingatan mu tentang paradise" jelas dilan dengan serius dan aku memberinya anggukan ringan sambil berkata. "maka jangan mati" mendengar itu dilan menepuk bahu ku lalu dia kembali ke ruang tamu.

"kapten, aku membawakan mantel mu. di luar sangat dingin" kata shoko yg tiba di area kemudi sambil menyerahkan mantel hitam ku. melihat ini aku segera mengambil mantel itu dan mengenakannya pada shoko yg membuatnya sedikit terkejut. "kapten.."

"aku akan mengajarimu cara mengemudi, ayo berdiri di depan ku" aku dengan lembut memegang tangan shoko dan membawanya ke depan ku untuk mulai memegang kemudi.

"ini sangat mudah, putar kiri berarti belok kiri dan putar kanan berarti belok kanan."

"tapi jika kamu memutar terlalu keras, kapal akan menjadi sangat miring"

"jadi cukup putar sedikit saja, kecuali kita dalam keadaan melarikan diri dan perlu untuk menghindari serangan musuh." melihat shoko mengangguk mengerti, aku membimbing tangan kanan shoko ke tuas yg ada di sebelah kemudi. "tuas ini berfungsi untuk menaikan dan menurunkan ketinggian."

"sedangkan tuan yg lebih kecil di sebelah nya adalah untuk meningkatkan kecepatan."

"tapi jika kamu ingin menggunakan kecepatan turbo, kamu harus menurunkan layar terlebih dahulu. karena layar biasa menjadi penghambat angin jika kecepatan kita terlalu cepat."

"itu juga berlaku jika kita ingin menuju ke arah yg berlawanan dengan arah angin."

"ya kapten, shoko mengerti" jawab shoko sambil menganggukkan kepalanya dan aku perlahan memeluk pinggang shoko dari belakang yg membuat tubuhnya sedikit bergetar. "lihat bulan malam ini sangat indah, bukankah ini sangat romantis."

"ya kapten, tapi ini sedikit mesum" jawab shoko dengan malu malu.

"ohhh tidak apa apa, itu hanya sedikit" jawab ku dengan santai yg membuat shoko menoleh ke belakang dan aku segera menundukkan kepalaku lalu mencium bibir dengan lembut. seketika mata shoko langsung melebar dan wajahnya perlahan mulai memerah. "kapten, itu itu"

"ayo fokus pada kemudi" kata ku untuk mengalihkan perhatian shoko.

"baik kapten" dan shoko kembali fokus memegang kemudi sambil perlahan menyandarkan tubuhnya di dadaku dan menikmati pelukanku. "apa shoko bisa selalu bersama kapten."

"tentu saja"

"terima kasih kapten" tangan kanan shoko perlahan memegang punggung tangan ku yg sedang memeluknya dan kami berdua pun mulai menikmati pemandangan langit malam yg indah dengan bintang bintang serta bulan yg cerah.

"dasar pria bajingan, menggoda gadis kecil saat kedua istrimu sedang tidur." suara mengejek Chohong tiba tiba terdengar dari belakang yg membuat shoko menjadi panik dan mulai melepaskan dirinya dari pelukan ku. "jangan salah paham nona shoko, kapten hanya mengajari ku menyetir kapal." lalu shoko melepaskan mantel nya dan menyerahkannya pada ku. "aku kembali ke kamar dulu, terima kasih kapten." dengan cepat shoko berlari masuk ke ruangan dengan wajah memerah.

"cih.. kamu merusak momen romantis kami, padahal sedikit lagi hatinya akan luluh." kata ku dengan kesal pada Chohong yg membuat matanya melebar. "kamu bahkan tidak merasa bersalah dan malah menyalah kan ku." kata Chohong dengan kesal.

"ya jadi apa, apa kamu ingin bertarung. ayo aku akan meladeni mu" seketika chohong menunjukan senyum jahat dan mulai meremas kedua tinju nya. "itu ide yg sangat bagus."