Chereads / sistem the gamer / Chapter 584 - Bab 102 senyum jahat

Chapter 584 - Bab 102 senyum jahat

Rebecca yg sudah pulih segera menghampiriku sambil berkata dengan cemas. "Harry tangan mu" aku melambaikan tangan kiri ku. "tenang saja, tubuhku tidak bisa menanggung kekuatan yg begitu kuat jadi dia sedikit rusak." tapi Rebecca berteriak marah. "apa maksud mu sedikit rusak, semestinya kamu tidak perlu melakukan itu. bukankah dia sudah tidak bisa bergerak, cukup tusuk saja dengan anak panah yg yg berserakan di lantai dan dia akan mati." tapi aku menggelengkan kepalaku. "itu tidak keren, tujuanku adalah untuk membuat semua orang melihat hal hal keren ini. jadi jika mereka berani mengganggu ku lagi, biarkan mereka merasakan hal hal keren dari ku secara langsung." lalu aku menatap semua orang. "apa yg kalian tunggu, ayo kita selesaikan ujian ini. lihat semua perangkap juga sudah hilang akibat serangan ku."

mendengar itu semua orang langsung mengangguk dan mulai berjalan menuju ruangan 3-1 yg tidak jauh di depan. sambil berjalan aku juga mulai menyembuhkan tangan ku dengan perisai kebebasan. "Harry, apa itu benar tidak apa apa" aku melihat expresi cemas yor untuk sesaat lalu mengangguk ringan pada nya. "tenang saja semua baik baik saja." tapi tiba tiba Anya berkata. "ayah sangat keren, Anya juga ingin belajar jurus yg keren seperti tadi." yor dan Rebecca tiba tiba terkejut mendengar sebutan ayah dari Anya, tapi aku langsung mengangguk. "tentu saja, ayah akan mengajarinya. tapi kita mungkin akan berpisah setelah ujian ini, karena ibu mungkin punya rencana lain." sebelum yor bisa menjawab, Anya lebih dahulu berkata. "ibu tentu saja akan mengikuti ayah, bukankah kita keluarga." wajah yor langsung memerah dan dengan panik berkata. "itu itu, aku juga tidak tahu harus kemana setelah ini" lalu dia menatap Rebecca dengan tatapan minta maaf. "jika di ijinkan, aku juga ingin mengikuti kalian." tapi Anya segera berkata lagi. "tentu saja, benarkan ibu Rebecca" Rebecca kembali dibuat terkejut oleh perkataan Anya dan senyum lembut serta penuh kasih langsung muncul di wajah rebecca. "tentu saja Anya ku sayang" anya langsung bersorak gembira. "yeee kita akan selalu bersama" lalu aku menatap Anya dan memberinya acungan jempol yg membuat Anya semakin tersenyum lebar.

________________________________

di ruang pemantauan.

"apa apaan kekuatan itu, bagaimana bisa anak baru memiliki kekuatan mengerikan seperti itu"

"kekuatan itu tidak bisa di gunakan terus menerus, lihat saja tangannya langsung hancur. dari lukanya saja, aku pikir tangannya sudah tidak bisa di gunakan lagi." semua orang langsung mengangguk mendengar pria itu.

"tapi yg membuatku penasaran adalah kekuatan penyembuh yg dia gunakan, bagiku itu kekuatan yg sangat konyol dan tidak masuk akal."

"apa maksudmu Davis"

"apa lagi maksudku, dia bahkan belum di bangkitkan dan sudah bisa memiliki kemampuan penyembuh yg setara Priest level 4. lalu jika saat kebangkitan dia mendapatkan job sebagai penyihir apa menurutmu yg akan terjadi." seketika semua orang langsung terdiam dan Davis lanjut berkata. "kemampuan tempur jarak dekat yg hebat, mampu menyembuhkan, bisa membuat perisai pelindung dan jika di tambah magic maka dia akan menjadi petarung serba bisa. dia bahkan hanya menggunakan benang plastik yg entah dia dapat dari mana. coba bayangkan jika yg dia gunakan adalah senjata sungguhan"

salah seorang wanita tiba tiba berkata. "sebaiknya kita membuat dia agar berpihak ke pada kita"

lalu Davis berkata lagi. "OOO Monica akhirnya mau berbicara, apa kamu tertarik dengan pria ini" Monica langsung memberikan tatapan dinginnya pada Davis yg membuatnya langsung menutup mulutnya.

_____________________________

"ada banyak koin yg tersebar di seluruh lantai 4 dan 5 gedung ini"

"kalian harus menemukan koin itu sebanyak mungkin malam ini"

"koin itu di gunakan untuk biaya masuk dan juga untuk menggunakan mesin undian."

"pintu masuk ke paradise ada di lantai enam, kalian perlu membuka kunci lantai enam dengan menemukan kuncinya dari mesin undian atau membayar 499 koin untuk membuka pintu lantai 6"

"setelah lantai enam terbuka, gerbang menuju paradise akan muncul dalam waktu 30 menit dan setiap orang akan di kenakan fee 100 koin untuk masuk"

"di dalam mesin undian kalian bisa mendapatkan senjata, perlengkapan pelindung, makanan dan kebutuhan lainnya"

"ada lebih dari 3000 koin yg tersebar dan jumlah kalian adalah 15 orang, aku pikir kalian pasti bisa lolos dengan mudah jika bekerja sama."

"dan untuk tuan Harry, jangan berpikir untuk membuka pintu lantai 6 dengan jurus pamungkas mu. itu tidak akan berhasil sama sekali." aku langsung mengangguk. "tenang saja tuan Antony, aku selalu mengikuti aturan permainan." Antoni pun langsung tersenyum. "baiklah ujian terkahir akan di mulai dalam 30 menit jadi bersiap lah" lalu hp setiap orang langsung bergetar yg merupakan pesan tentang rincian detail ujian kali ini.

segera semua orang mulai membaca pesan tersebut dan tidak butuh waktu lama salvatore langsung berkata. "jika kita membuka pintu ke lantai enam maka pintu di lantai 2 juga akan terbuka dan monster yg kita lihat di auditorium kemungkinan besar akan datang ke arah kita" saat itu delphine berkata. "tenang saja, aku akan membunuhnya jika monster itu datang." tapi aku segara berkata. "tidak perlu untuk itu, aku sudah membunuh monster jelek itu." semua orang kembali menatapku dan Anya yg duduk di pangkuan yor dengan expresi bersemangat pindah kepangkuan ku. "ayah sangat hebat, apa ayah membunuhnya karena monster itu membuat Anya terluka." aku dengan lembut memainkan hidung Anya. "jangan egois, ayah melakukannya juga karena dia melukai ibu mu bukan hanya kamu saja." yor segera memalingkan wajahnya karena malu dan Anya kembali berseru penuh semangat. "wow ayah sangat mencintai ibu yor sama seperti ayah mencintai ibu Rebecca. ayah membunuh semua yg berani menyakiti kedua ibu Anya." dan Rebecca pun ikut tersipu oleh perkataan Anya, melihat ini aku tahu apa yg sedang di rencanakan bocah licik ini. aku langsung mengeluarkan minuman enak dan beberapa manisan dan cemilan untuk anya yg membuatnya semakin bersemangat. "kerja bagus anak ku" lalu Anya menjawab. "tenang saja ayah, anya pasti membatu ayah." dan kami berdua saling memandang dan kemudian tersenyum jahat.