"raja elf sangat bersedih atas kematian putrinya dan menyalahkan raja Sapin karena pengkhianatan Luke"
"hal ini juga mulai membuat perpecahan antara dewan council."
"belum lagi keputusan raja kurcaci dan raja Sapin yg menahan Arthur membuat raja elf semakin geram."
"aku merasa raja elf mungkin akan mundur dari dewan council" aku langsung tersenyum mendengar perkataan Aya. "bukankah itu bagus, lebih mudah untuk bertahan dari serangan musuh jika elf mundur. terlalu berbahaya bagi ras elf untuk bergantung pada ras manusia dan ras kurcaci. jika ras elf mundur, aku siap membantu ras elf untuk bertahan dari serangan musuh." Aya melebarkan matanya dan berkata dengan nada heran. "apa kamu tidak peduli dengan ras manusia." aku dengan cepat menjawab. "tentu saja aku peduli, tapi aku tidak peduli pada bangsawan serakah ini. jika perang sampai merembet ke area warga sipil, tentu saja aku akan langsung turun tangan."
Aya segera menganggukkan kepalanya. "baiklah, aku bisa tenang jika seperti itu, jadi aku akan kembali dulu" Aya segera bangun dari tubuhku dan cairan putih susu mulai berceceran di lantai. "cepat beri aku sihir mandi bersih mu dan tambahkan aroma bunga yg segar" bibirku langsung berkedut mendengar perkataan Aya, tapi tetap saja aku langsung memberikan apa yg dia ingin kan. tapi saat itu mata Aya menunjukan expresi terkejut dan mulai menatap ku dengan tatapan tajam. "apa maksud semua ini" mataku mengikuti arah yg di tunjuk aya dan aku melihat tessia yg sedang mengenakan pakaian pelayan sedang berjalan ke arah kami dengan expresi malu malu.
"OOO, ini pelayan baru yg aku temui di tengah jalan. apa ada masalah dengannya." wajah Aya langsung memerah karena menahan amarahnya dan setelah beberapa saat, amarah Aya langsung meledak. "masalah, tentu saja masalah. dia adalah putri tessia" seketika Aya berhenti berbicara dan mulai melihat sekeliling, lalu matanya tertuju pada kathyln. melihat ini Aya menjadi semakin brutal dan langsung menendang kursi tempat ku duduk dengan kakinya yg sudah menjadi hitam karena penggunaan haki. "pria bajingan, bahkan putri kathyln tidak kamu lepaskan. apa lubang ku dan yg lainnya belum cukup untuk memuaskan mu. kenapa tidak sekalian saja kamu mengambil putri dari ras kurcaci."
aku masih berbaring di lantai dengan bingung kerena semua terjadi begitu tiba tiba, aku tidak mengira Aya menjadi begitu galak di saat saat tertentu. lalu aku menatap yg lain tapi mereka hanya mengalihkan pandanganya dari ku, berpura pura tidak tahu apa apa. merasa di abaikan, aku kembali menatap Aya dengan kesal. "setelah menggunakan suami mu, kamu langsung menendangnya." aku dengan cepat bangun dari lantai dan mengembalikan kursi yg rusak itu dengan sihir waktu. dibawah tatapan semua orang, kursi yg sudah hancur itu mulai kebentuk aslinya lagi seperti waktu yg di putar kembali. mereka yg mengamati semua ini mulai menunjukan keterkejutannya, tapi aku tidak terlalu memperdulikan nya dan hanya fokus pada Aya.
aku berjalan mendekati Aya dengan senyum jahat ku. "sepertinya aku sudah terlalu lunak pada mu akhir akhir ini atau kamu belum puas dengan ku. bagaimana jika ada 4 dari ku yg bermain dengan mu, mungkin kamu akan lebih puas dan tidak lagi bertingkah." melihat Aya yg melebarkan matanya sambil perlahan mundur dengan expresi ketakutan, aku melebarkan senyumku. "sayang, tadi hanya sedikit emosi. aku tidak bermaksud bertingkah." tapi langkah mudur Aya langsung tertahan oleh diriku yg lain yg sudah ada di belakangnya dan dua lainnya muncul di sisi kiri dan kanan Aya yg langsung mengunci kedua lengan Aya. "sayang, jangan main main. aku harus segera kembali ke dewan council." aku mengangguk setuju. "tenang saja, dewan council tidak akan hilang. tapi mendidik istri yg bandel harus menjadi prioritas utama." segera semua duplikat ku langsung menarik Aya ke kamar. "tidak tidak, hentikan satu saja sudah cukup, aku bisa mati karena gila jika bermain empat." tapi aku tidak peduli dengan rengekan Aya yg sudah diseret oleh diriku yg lainya ke kamar.
di dalam kamar, aku membaringkan Aya di atas tubuh salah satu duplikat ku dan memasukan senjatanya ke dalam pantatnya. "aaaarrhhhh hmmmmff jangan di pantat lagi mmmm" tanpa peduli desahan Aya, aku segera menikam lubang vagina nya dari atas tubuhnya. "aaaahhhhhh jangan bersamaan. hmmmmff hentikan. hah hah hah." dan kedua sisinya mulai mengisap dua puting susunya yg membuat Aya mulai berteriak lebih keras. "sayang.... ugh ugh hmmmmff aaahhhhhh sayang... aku gila sayang.... Aya mu akan gila hah hah hah hmmmff ugh ugh ugh"
semua yg mendengar teriakan Aya merasa bulu kuduk mereka merinding dan dengan cepat menghabiskan sarapan mereka. tapi semakin lama teriakan Aya semakin mengecil dan hanya desahan kebut yg mulai terdengar serta erangan setiap 15 menit.
setelah lebih dari 2 jam pendidikan, Aya akhirnya mencapai batas dan langsung tak sadarkan diri dengan tubuh yg sedikit mengejang. melihat ini aku langsung membersihkan diri dan meninggalkan Aya yg terkulai seperti mayat overdosis narkoba. saat aku keluar, aku melihat semua orang langsung menundukkan kepalnya dan tidak berani menatap ku. "tenang saja, perlakuan itu khusus untuk anak anak nakal seperti Aya." melihat semuanya mengangguk aku segera memberi tessia, kathyln dan Emily buku panduan untuk latihan spiritual. "pelajari baik baik dan latih, setiap Minggu aku akan menguji kalian. jika hasilnya tidak memuaskan, he he he he kalian akan tahu apa itu surga sebenarnya." mereka bertiga langsung menutup selangkangan mereka dengan wajah memerah. "anu, bisakah kita melakukannya untuk pertama kalinya terlebih dahulu. agar nanti saat di hukum rasanya tidak terlalu sakit." semua orang langsung memandang Emily dengan heran, aku pun sedikit mengangguk. "ide yg bagus." Emily langsung melompat kegirangan. "Yee akhirnya." tapi aku segera melambaikan tanganku. "tapi tidak sekarang." Emily langsung membatu di tempat yg membuat semuanya langsung tertawa.