Chereads / sistem the gamer / Chapter 550 - Bab 68 perpisahan

Chapter 550 - Bab 68 perpisahan

"untuk ibu ku tercinta.

ibu, anak mu Arthur baik baik saja jadi ibu jangan bersedih lagi dan dalam beberapa Minggu dia pasti akan menghubungi ibu.

ibu jangan mencari ku lagi, karena aku selalu ada di sisi mu bu.

tapi untuk suatu alasan aku tidak boleh mencampuri urusan keluarga ibu.

atau akan terjadi hal yg buruk lagi pada ku, aku yakin ibu tidak ingin ini terjadi kan.

suatu saat aku pasti akan menemui ibu.

aku selalu mencintai mu bu.

dan tolong rahasiakan semua tentang ku Bu, anak mu hanya Arthur dan Ellie.

aku hanya akan menjadi babi kecil tercintamu." setelah membacanya, surat itu perlahan berubah menjadi cahaya emas dan menghilang di udara. perlahan Alice menghapus air matanya dan mulai tersenyum kembali, lalu segera berkumpul dengan anggota party yg lainya.

"sayang, siapa yg mengirim surat itu, kenapa kamu tiba tiba bahagia." Alice segera duduk, lalu berkata pada Reynold. "entahlah, tapi dia bilang Arthur baik baik saja dan kita tidak perlu khawatir." lalu reynolds berkata lagi. "apa itu bisa di percaya." Alice segera menjawab. "kita hanya bisa percaya untuk saat ini, aku juga bisa merasakan bahwa art baik baik saja." mendengar itu Reynold menganggukkan kepalanya.

____________________________

di sebuah bukit tinggi dengan pemandangan beast glade yg indah, aku sedang bersantai di kursi malas sambil melihat matahari terbit. "jadi di sini kamu tinggal" aku melihat varay yg baru saja tiba dan aku langsung melemparkan sebuah buku kecil pada nya. "baca dan praktekan, ini adalah pelatihan pengendalian mana dan fisik. latihlah dulu, jika sudah sampai di tahap yg memuaskan maka aku akan mengajari mu teknik yg lain." tapi varay segera menjawab. "aku ingin bertarung dengan mu" lalu aku melambaikan tanganku. "masih banyak waktu, mari kita latih tanding di sore hari. sekarang fokus pada latihan yg aku berikan, jika tidak jangan bermimpi untuk mengalahkan ku." tanpa pikir panjang varay segera membaca buku kecil tersebut dan mulai melatihnya.

di sore hari, aku duduk di sebelah varay yg sudah berbaring dengan penuh keringat sambil mengulurkan sebotol minuman padanya. "minumlah" tapi varay melirik ku dengan mata kesal. "kamu sengaja mengolok olok ku, aku bahkan tidak bisa menggerakkan tubuh ku." mendengar ini, aku mengangkat tubuh bagian atasnya agar bisa duduk dan menyandarkannya di bahuku sambil memeluk pinggangnya, lalu aku menyerahkan minuman itu padanya. dengan tangan kemahnya yg masih bergetar, dia berusaha mengambil minuman itu. "minum saja langsung dari sedotannya, kenapa repot repot memegangnya." varay segera menyesap sedotan tersebut sambil melirik ku dengan mata kesalnya. "bagaimana, rasanya enakkan." varay segera menganggukkan kepalanya dan aku berkata lagi. "tentu saja enak, aku sudah mencicipinya terlebih dahulu sebelum memberimu." mendengar itu varay segera menyemburkan minuman yg dia minum. "kamu jorok" lalu aku berkata. "apa nya yg jorok, kita hanya berbagi minuman. jika tidak mau aku akan membuangnya." tapi varay segera menyesap sedotan itu lagi hingga minuman di gelas itu habis. "minuman ini enak, sayang untuk di buang."

tapi aku mengeluarkan sepiring kentang goreng, lalu mengambilnya satu dan mengirimnya ke mulut varay. "aaaaaaa" tapi varay segera berkata dengan kesal. "kamu pikir aku anak kecil." lalu aku berkata. "tidak mau, ya sudah" tapi varay segera menggigit kentang goreng itu dan mulai mengunyahnya sambil berkata. "mm rasanya enak" tapi sesaat berikutnya mata varay tiba tiba melebar melihat sisa kentang goreng yg sudah dia gigit aku masukan ke dalam mulutku. "kamu kamu itu sisa makanan ku, lalu kenapa kentang itu bisa menembus topeng mu" aku dengan santai menjawab. "ini hanya topeng hologram, artefak yg dapat memadukan berbagai cahaya yg mampu mewujudkan sebuah topeng." lalu aku menyentuh topeng ku dan tangan ku langsung menembusnya. setelah itu aku berkata lagi " lalu kenapa aku memakan sisa makanan mu, apa bibirmu memiliki banyak bakteri." varay dengan wajah memerah segera menjawab dengan panik. "tentu saja tidak, itu maksudku.. aahhh sudahlah. terserah kamu saja." lalu aku tertawa kecil. "he he he" dan mulai melakukan hal yg sama berulang kali sambil menonton matahari terbenam.

"jangan berpura pura, aku tahu tubuh mu sudah pulih. cepat pergi ke kamar mandi ku, di dalam bak mandi ada ramuan obat yg sudah aku siapkan untuk meningkatkan kekuatan fisik mu. berendam lah di sana." varay yang masih bersandar di bahuku segera bangkit dan menendang ku dengan kesal. "jangan mengintip" lalu dia dengan cepat masuk ke rumah kayu yg aku bangun.

dan semua ini terus terulang setiap Minggu hingga 1 tahun berlalu. "V aku membawakan masakan kesukaan mu, cepat lah turun dari kamar mu. jangan seperti babi malas" mendengar teriakan varay di ruang tamu, aku segera muncul dan duduk di meja makan. "sial, sampai sekarang aku belum terbiasa dengan semua itu. tidak bisakah kamu hanya berjalan seperti orang normal lainya." aku merentangkan kedua tanganku sambil berkata. "sayangnya aku memang bukan orang normal, apa lagi yg bisa ku perbuat." varay langsung duduk di sebelahku sambil mengerucutkan mulutnya sambil perlahan menyajikan masakan yg dia buat. seperti biasa, kami akhirnya makan bersama sambil saling menyuapi satu sama lain. "aku yakin ada lipatan lemak di perut mu" tiba tiba sendok yg dia pegang membeku dan langsung hancur berkeping keping. "Jangan memulai pertengkaran V" tapi aku hanya berkata dengan santai. "aku hanya menduga, tidak perlu marah. ayo makan lebih banyak daging agar berat mu sedikit bertambah." area di sekitar varay perlahan mulai membeku dan dia langsung berteriak dengan kesal. "kamu yg babi sialan V..." dan pertengkaran hebat pun terjadi yg membuat semua bangunan rumah kayu menjadi bangunan rumah es. lalu merembet ke halaman hingga radius 30 meter menjadi area yg di penuhi oleh es.

hingga di sore hari, seperti biasanya varay sudah bersandar lemah di bahu ku sambil menikmati matahari terbenam bersama. "aku sudah mengajari banyak hal dan tidak ada lagi yg perlu aku ajarkan pada mu. jadi ini saat nya kita berpisah." tubuh varay tiba tiba menegang dan dia berkata dengan kesal. "apa maksudmu kita berpisah, jangan bercanda dengan ku." lalu aku berkata. "tentu saja kita akan berpisah untuk menempuh jalan masing masing. kamu akan segera memiliki tanggung jawab yg harus kamu emban, begitu juga dengan ku." tapi varay masih berkata dengan kesal. "kamu hanya perampok sialan, jangan sok bicara tanggung jawab. kamu akan tetap akan melatih ku menjadi kuat sampai aku bisa mengalahkan mu."

aku langsung membawa varay ke dalam pelukanku dan memeluknya dengan erat. "varay.." tapi sebelum aku berbicara, varay berteriak lagi. "cukup, sudah cukup v, kamu tidak akan kemana mana. ini keputusan terakhir." lalu aku berkata lagi. "dengar kan dulu" tapi varay berkata dengan penuh emosi. "aku tidak akan mendengar omong kosong mu" saat itu tangan varay perlahan memeluk ku dengan erat dan semakin erat. aku hanya bisa diam dan terus membelai rambut putih varay dengan lembut, hingga aku merasa pakaian di bahu mulai basah oleh air mata varay.