akhir semester dan waktunya untuk pulang ke rumah, bersama dengan art, Tessi dan lilia aku kembali kerumah tepat di sore hari. segera aku membuka pintu dan berteriak dengan keras. "ayah, ibu. art pulang membawa menantu cantik untuk mu." tapi art langsung menendang pantat ku sambil berkata dengan kesal. "hentikan omong kosong mu" aku juga balik berkata dengan kesal. "lihat Tessi baik baik saja, sebagai laki laki kamu tidak boleh mengabaikan perasaan wanita. cih,, pria pengecut" dan Art kembali berkata. "siapa yg mengabaikan perasaan wanita, kita masih kecil." lalu aku juga membalas. "apa masalahnya jika kita kecil, muda atau tua. aturan mana yg mengatakan mencintai seseorang harus memiliki umur yg sesuai. aku mencintai ibu saat aku masih bayi dan tidak ada masalah dengan itu. hatimu hanya terlaku kaku dan terikat oleh aturan aturan moral yg tidak jelas." art, Tessi dan lilia langsung tertegun mendengar perkataan ku, tapi ibuku langsung datang dan menarik telinga ku. "jangan bertengkar di depan pintu, ibu tahu kamu adalah pakar cinta. jadi katakan kotbah cinta mu setelah meletakan semua pakaianmu." dengan expresi kesakitan, aku menunjuk Art sambil berkata dengan kesal. "Bu ini salah art, dia sudah tidur bersama Tessi tapi dia tidak mau bertanggung jawab dan menyangkal Tessi sebagi menantu mu. ini benar benar kejam dan tidak berperasaan. wanita mana yg tahan di perlakukan seperti itu Bu, bukan kah ibu seorang wanita." ibu ku langsung melepaskan telinga ku dan menatap art dengan kejam, ayah ku juga mulai memandang art dengan tatapan serius.
Tessi yg mendengar ini hanya bisa menunduk dan tersipu malu. melihat kelakuan Tessi, ayah dan ibu ku menjadi semakin yakin dan mulai memicingkan matanya. "Bu, dengar dulu. itu tidak seperti yg ibu pikirkan." tapi ibuku langsung menarik telinga art dan membawanya duduk di ruang tamu. sedangkan aku langsung pergi ke kamarku dengan langkah yg gembira. "Victor, kamu sialan..." tapi aku mengabaikan teriak art dan dengan mantap kembali ke kamarku. tapi saat membuka kamar, aku melihat Elli yg sedang bersantai di tempat tidur ku sambil membaca sebuah buku. "kakak" tanpa basa basi Elli langsung melompat ke pelukan ku dan langsung mencium pipiku. "ok ok biar kakak mandi dulu. sepertinya akan ada pesta malam ini" Elli dengan tegas mengangguk dan turun dari pelukanku.
saat makan malam kami hanya saling bercanda bersama tanpa pembicaraan yg serius sampai akhirnya tengah malam tiba dan semua orang mengantuk, aku membawa Elli untuk tidur bersama. merasakan bahwa aku sedang memeluknya saat tidur, Elli langsung tersenyum dan kami pun tidur saling berpelukan bersama.
dan keesokan harinya adalah hari di mana aku, Art dan Tessi pergi ke dongeon bersama murid lainnya dengan bimbingan profesor glory. tentu saja kedatanganku adalah paksaan dari nenek tua itu dengan alasan perlu ada satu orang yg bertugas untuk menyembuhkan luka para siswa jika terjadi sesuatu yg salah. ya karena aku juga ingin datang ke sini maka aku menerimanya dengan lapang dada. tujuan ku ingin datang adalah untuk mencegah Art agar tidak jatuh ke dalam dongeon.
dalam ceria aslinya, di dongeon ini art akan terjatuh ke dasar dongeon dan di sana dia akan bertemu alea yg sedang terluka. tapi aku sudah memberikannya gelang pelindung yg bisa melindunginya dan walaupun dia benar benar akan mati, alea akan di teleportasi langsung ke depan ku. ini lah fungsi dari gelang itu selain membantu memulihkan mana dan membuat proteksi. tapi sejak awal berangkat, aku selalu memiliki perasaan yg tidak enak. sempat terpikirkan bahwa mungkin itu Alea, tapi jika itu masalahnya mestinya artefak akan mengirim alea ke posisiku saat ini. jadi aku hanya bisa mengabaikannya saja dan terus mengikuti rombongan.
setelah sampai di depan dongeon, profesor glori membagi semua orang menjadi beberapa tim. sedangkan aku hanya sebagi peran pendukung yg berada di belakang semua orang. melihat ini Luke tiba tiba menatap ku dengan mata menghina sambil berkata. "jadi kamu adalah kakak Arthur yg hanya bisa sihir penyembuh. kenapa orang lemas sepertimu ikut ambil bagian dalam studi lapangan ini" melihat ini aku langsung tersenyum dan menjawab dengan penuh semangat "wow tuan Luke yg agung memang sangat kuat dan perkasa" seketika Luke menunjukan expresi sombongnya dan aku juga melanjutkan lagi. "tapi ada aku dengar rumor bahwa dulu ada orang bernama Luke yg ikut ujian petualang, tapi dia malah meledakan diri hingga pingsan dengan mantra nya sendiri." saat itu luke tiba tiba menjadi kesal dan semua orang mulai menatap ke arah kami. "beraninya kamu menghina ku" tapi aku segera mengulurkan tanganku untuk memberi kode berhenti. "tenang tuan Luke, jangan marah. jika kamu marah celana mu akan melorot" tapi di hadapan semua orang, celana Luke langsung jatuh ke bawah dan memperlihatkan celana dalamnya saja.
"pufffff"
"ha ha ha ha ha"
dan tawa semua orang langsung terdengar yg membuat Luke menjadi lebih marah. dengan cepat dia memperbaiki celananya dan bersiap menerjang ku. tapi sekali lagi celana nya kembali terjatuh yg membuatnya tersandung dan jatuh ke arah ku. tapi aku dengan cepat menghindar, lalu di terjatuh dengan posisi terentang dan wajah menghadap ke tanah. tapi sayangnya tepat di tanah bagian wajahnya terjatuh, aku sudah meletakkan kotoran mana beast yg sangat bau. melihat ini aku hanya pura pura tidak melihat dan hanya bersiul dengan santai. tapi semua orang yg melihat kotoran monster di wajah Luke langsung tertawa terbahak bahak. "diam...." lalu dengan aura merah mulai memancar dari tubuh Luke dan dia berkata pada ku dengan kejam. "aku tahu ini pasti ulah mu, aku akan membunuh mu dasar makhluk rendahan."
tapi aku dengan cepat berlari ke arah profesor glory dan memeluknya dengan erat. "profesor, luke ingin membunuh ku, tolong hentikan dia." profesor glory langsung menatap Luke dengan tajam. "jangan buang energi mu disini, ayo kita segera masuk ke dalam dongeon." luke segera menghilangkan niatnya untuk menyerang ku, tapi semua orang tiba tiba menatap ku yg sedang menyandarkan kepalaku di belahan dada profesor glory dengan expresi mesum. merasakan tatapan semua orang, profesor glory juga mulai menatap ku. "apa kamu sudah puas memeluk ku" lalu aku berkata. "jarang jarang bisa merasakan dada yg empuk, beri tambahan waktu" tapi profesor glory melepaskan pelukanku, lalu membalik tubuh ku dan dengan kasar menendang pantat ku yg membuatku berguling giling di tanah. "dasar murid mesum, kamu benar benar berbeda dengan saudara mu" dan akhirnya semua orang kembali tertawa terbahak bahak, lalu di bawah bimbingan profesor, kami semua masuk ke dalam dongeon.