di ruang kesehatan, semua orang menatap ku dengan takjub karena orang yg terkena pria gendut yg tidak ada harapan hidup itu sembuh secara perlahan dan rune aneh di belakang tubuhnya perlahan menghilang menjadi asap hitam. setelah beberapa saat kondisi pria tersebut di nyatakan normal dan akan sadar beberapa jam lagi.
"Victor, kamu luar biasa." seru Claire sambil memeluk dengan penuh semangat. tapi aku segera mendorong nya menjauh sambil berkata. "keringat latihanmu masih menempel, setidaknya mandi dulu setalah selesai berlatih." claire yg terkejut langsung mencium bau badannya dan menunjukan expresi canggung. "he he he tadi aku buru buru, jadi lupakan saja itu. mari kita temui profesor dulu" akhirnya aku, art dan Claire segera menunju kantor nenek goodsky.
sampai di kantor nenek tua itu, aku segera membuka pintu dengan kasar sambil berseru. "nenek, ada kultus iblis masuk ke akademi mu. kita harus segera meliburkan siswa selama 5 tahun demi keamanan siswa" tapi suasana langsung menjadi hening, karena saat ini nenek tua itu sedang menerima dua orang tamu yg salah satunya adalah Elia ku yg tercinta. melihat ini art hanya menutup wajahnya karena malu dan Claire sudah bergetar karena takut. sampai nenek tua itu berkata dengan kesal sambil membanting tangannya di meja. "jangan bicara omong kosong, bilang saja kamu hanya ingin bolos sekolah." aku langsung menjawab. "nek, jangan mengubah jika tidak ada bukti yg jelas. aku ini anak yg serius." tapi nenek tua itu kembali berkata dengan kesal. "bukti apa lagi yg perlu di tunjukan, kamu bahkan tidak pernah menghadiri kelas apapun." aku langsung menunjukan sikap sopan ku dan mulai merendah. "ehem, nenek maafkan atas ketidaksopanan ku ini. aku hanya sedikit shok melihat hal buruk terjadi pada siswa kita. kamu tahu aku ini hanya mage penyembuh yg lemah dan tak berdaya. hal hal kekerasan seperti itu membuatku sangat takut." lalu aku berjalan mendekati nenek itu meletakkan kotak kecil itu di atas meja dan memutar Vidio yg ada di sana.
terlihat pertemuan antara Art dan Luke serta dua teman lainnya. setelah saling mengejek salah satu temannya yg bertubuh gemuk tiba tiba berubah menjadi aneh dan mulai menyerang art. tapi saat itu seorang pria tampan tiba tiba muncul di depan art dan membanting kepala pria itu ke lantai hingga pingsan. lalu dengan gagah di sedikit menoleh pada art dengan mata dinginnya. "apa ini, kenapa wajahnya begitu menjijikan" dan setelah itu Vidio berhenti dan semua orang kembali menatap ku dengan heran. aku yg melihat ini perlahan menggaruk pipiku dengan canggung sambil berkata. "aku tidak tahu ternya aku begitu tampan jika di rekam."
"puffff" saat itu alea berusaha menahan tawanya menggunakan tangan nya, melihat ini aku langsung mendekatinya "nona Alie lama tidak bertemu, setiap malam aku selalu merindukanmu dan berharap bisa bertemu lagi dengan mu." lalu aku melirik ke arah pria di sebelahnya yg juga sedang menatapku dengan serius. "tapi aku tidak menyangka kamu sudah memiliki pria lain bersama mu, hal ini membuat hati ku sangat sakit. penantian ku selama ini terasa sia sia." semua orang yg mendengar ini menunjukan wajah gelap mereka, tapi yg mereka segera terkejut melihat reaksi alea yg tiba tiba panik. "tidak tidak, bairon hanya rekan kerja tidak lebih. kamu jangan salah paham" tapi aku masih menunduk dengan sedih sambil memegang dadaku. "awalnya hanya rekan kerja, tapi setelah sekian lama kamu pasti akan jatuh hati pada nya. lihat saja dia juga tampan, tinggi dan bertubuh kekar. sedangkan aku hanya sampah masyarakat yg bisa di buang kapan saja, aku bahkan jarang melihat mu. kita bagai langit dan bumi, aku hanya bisa membuang cinta ini dari pada terus menderita karena penantian yg tidak pasti."
melihat kesedihanku alea semakin panik dan dia dengan cepat memegang tangan ku sambil menunjukan tampang memelas. "jangan sedih plssss" tapi aku dengan cepat mencium bibirnya di depan semua orang yg membuat alea melebarkan matanya, lalu dengan cepat di melangkah mundur dengan expresi malu dan wajah memerah. "kamu menipu ku lagi" mendengar itu aku langsung tersenyum. "lebih manis dari terakhir kalinya" tapi nenek tua itu langsung menyela lagi. "nak apa kamu sudah cukup, jangan lakukan hal hal mesum di kantorku." lalu aku segera berkata. "pantas saja masih melajang hingga tua." sambil menggelengkan kepalaku aku segera menuju pintu keluar. "nenek aku masih ada urusan, sisanya aku serahkan pada art dan Claire." lalu dengan cepat aku berlari keluar di hadapan semua orang yg masih terdiam.
"lupakan anak nakal itu, perkenalkan mereka berdua adalah dua anggota komisi disiplin dan beberapa dari mege paling menjanjikan di generasi ini, kalian pasti bertanya tanya kenapa wajah anak nakal itu agak mirip dengan yg satu ini" melihat alea mengangguk, nenek tua itu langsung tersenyum dan berkata. "karena mereka berdua saudara kembar, tapi sayangnya salah satunya memiliki masalah otak dan hanya bertindak sesuka hatinya. jadi aku sudah biasa dengan sikapnya tadi." lalu nenek itu menatap alea. "kalian sepertinya sudah saling kenal sejak lama" sambil mengelus gelang yg ada di tangannya, Alea berkata dengan malu malu. "aku bertemu dengannya saat dia masih kecil saat ingin membeli senjata itu saja"
tapi bairon segera berkata. "seperti yang aku katakan, tolong lakukan tindak lanjut secepat mungkin." lalu bairon dan alea segara pergi dari kantor nenek tua dan art serta Claire yg sudah membatu dari tadi akhirnya mulai menjelaskan situasi keseluruhan. mendengar bahwa aku mampu menyembuhkan korban dari kutukan itu, nenek itu langsung terkejut dan berkata dengan serius. "kalian harus rahasiakan tentang kemampuan Victor yg bisa menyembuhkan penyakit ini. hal ini sangat penting, apa kalian paham." Ary dan Claire langsung mengangguk setuju.
di sisi lain saat mendekati kamarku, aku merasa seseorang sedang menuju ke arah ku dengan sangat cepat. tentu saja aku tahu bahwa yg datang adalah alea dan dengan santai aku menunggu nya di depan kamarku. dan benar saja Alie segera tiba dengan senyum yg di paksakan sambil menggosok kedua tangannya.