aku segera menuju ke kantor nenek goodsky dan dengan kasar aku membuka pintu lalu berkata dengan nada tinggi. "nenek, aku ingin tempat workshop untuk membuat item ajaib" bibir nenek goodsky langsung berkedut kesal. "gunakan saja kamar mu sendiri, bukakan itu sangat luas. kamu bisa mengambil bahan yg di butuhkan dari kelas dan membawanya ke kamar mu" aku dengan santai mengangguk. "ok" lalu aku segera meninggalkan kantor tersebut. "anak tidak tahu sopan santun" dan dari dalam kantor teriakan nenek itu langsung terdengar. tapi tentu saja aku mengabaikannya dan segera menemui Emily.
tapi di tengah jalan aku melihat kathyln yg masih dengan wajah datarnya sedang berjalan berlawanan arah dengan ku, kemungkinan dia sedang menuju kantor nenek goodsky. "Victor, aku tidak melihat mu mengikuti kelas." mendengar perkataan kathyln yg tiba tiba aku langsung melambaikan tangan ku. "tidak tertarik, aku sedang buru buru jadi aku pergi dulu" aku segera menemui Emily untuk segera membahas pembuatan artefak, karena aku sudah tidak sabar membuat drone tipe bertarung. tapi kathyln yg melihat kepergian ku menunjukan expresi sedih dan dia mulai mengepal tangannya dengan erat sambil melanjutkan perjalannya.
di sisi lain aku sudah membawa Emily ke kamar ku dan menyulap ruangan ku menjadi laboratorium yg canggih. lalu aku menyerahkan sebuah disain baterai moderen yg bisa mengalirkan arus listrik dengan sebuah alat pengisian ulang yg mampu mengubah mana di sekitar menjadi arus listrik untuk mengisi ulang baterai. setelah percobaan sampai tengah malam, kami akhirnya berhasil menciptakan 3 model baterei dari ukuran koin emas, tepak tangan dan akhirnya dengan ukuran yg 3 kali lebih besar dari telapak tangan. bahan yg di gunakan juga sangat murah dan sangat mudah di dapat di pasaran yg sangat cocok untuk produksi massal.
"Victor, akhirnya kita berhasil. disain mu sangat luar biasa. dengan baterai ini, kita bisa membuat artefak yg bergerak tanpa dukungan mana penggunanya." dengan penuh semangat Emily memeluk ku tanpa malu malu sambil melompat. melihat ini aku langsung menepuk punggung nya. "ini masih tahap pertama, sampai kita benar benar bisa membuat drone asisten perang mandiri. baru kita benar benar bisa merayakannya." emily langsung mengangguk dengan serius. "tentu saja, kita pasti bisa membuatnya." dan kami berdua pun saling memandang sampai wajah Emily tiba tiba merah karena tersadar bahwa dia masih memeluk ku. dengan panik Emily melepaskan pelukannya dan berlari keluar kamarku sambil berteriak. "sampai ke temu besok." aku hanya menggelengkan kepalaku melihat tingkah lucu Emily dan segara berbaring di tempat tidur ku.
__________________________
hari berikutnya di sore hari, aku di kejutkan oleh pesan yg di berikan ibuku bahwa dia dan yg lainnya sedang ada di ruang kesehatan akademi. melihat pesan ini aku segera berlari ke ruang kesehatan dan di sana aku melihat art yg sudah berbaring dengan tubuh penuh dengan perban, semua keluargaku dan ada juga keluarga kerajaan elf berserta Tessi. melihat ini aku segera bergegas ke arah kakek vurion yg merupakan kakek dari Tessi. "kakek lama tidak berjumpa" tapi dengan wajah kesal dia menahan wajah ku dengan tangannya agar tidak mendekat. "kapan aku menjadi kakek mu" lalu aku menjawab. "Tessi adalah adik ipar ku, tentu saja kamu akan menjadi kakek ku." mendengar itu Tessi langsung menutup wajahnya lagi, tapi ibuku segera menarik telinga ku. "kamu bahkan tidak tahu adik mu terluka parah. kemana saja kamu" aku langsung memeluk ibuku. "Bu bukankah dia masih hidup, pria harus sering terluka untuk membentuk karakter mereka." tapi ibuku segera berkata. "lalu bagaimana dengan mu ibu tidak pernah melihat mu terluka." aku langsung berkata. "Bu karakterku tidak perlu di bentuk lagi, karena dari lahir sudah sempurna." ibu ku kembali memukul pantatku. "omong kosong mu semakin besar setelah masuk akademi, cepat sembuhkan adik mu" dengan expresi malas, aku langsung mengulurkan tanganku pada art dan energi hijau langsung memenuhi seluruh tubuhnya. hanya dalam beberapa detik semua luka Art langsung pulih sepenuhnya. lalu aku mengulurkan tangan ku pada Tessi yg ada di sebelah kakek vurion untuk menyembuhkannya juga.
saat itu kakek vurion sedikit terkejut dan berkata ke pada ku. "energi kehidupan yg sangat kuat, ini bukan sekedar sihir restorasi yg hanya memulihkan tapi sihir ini adalah sihir penyembuh yg lebih tinggi." lalu aku berkata. "kakek memang hebat, pengetahuan dan usia sangat sejalan." expresi kakek vurion menjadi semakin kesal. "nak kamu sepertinya menghina ku" aku langsung mundur selangkah dengan expresi ketakutan. "kakek jangan galak, tubuh Tessi memiliki beast Will dari Elder Wood yg bermutasi. kesadarannya beast Will ini sangat agresif, bahkan jika sudah terintegrasi sepenuhnya cucumu akan kesusahan untuk mengendalikannya dan bisa membahayakan jiwanya." dan semua orang langsung menatap tajam pada ku. lalu kakek vurion berkata. "katakan saja apa yg ingin kamu katakan"
aku langsung tersenyum dan melanjutkannya lagi. "aku bisa membantu cucumu dan bahkan melenyapkan kesadaran Elder Wood itu sehingga kekuatan beast Will nya bisa di kendalikan sepenuhnya oleh cucumu, tapi tidak ada yg gratis di dunia ini. art mungkin orang yg menolong orang tanpa pandang bulu, tapi aku tidak menganut sistem bodoh seperti itu. bagiku semua harus ada timbal balik, sehingga menjadi seimbang. tanpa ke seimbangan dunia ini akan hancur dan jika dunia ini hancur, aduhhh" kakek vurion langsung memberiku pisau tangan dan berkata dengan kesal. "katakan saja apa yg kamu inginkan." sambil menggosok kepala, aku berkata dengan mulut cemberut. "aku hanya ingin di terima untuk tinggal di kerjaan elf atau bisa di bilang aku dan keluarga ku bisa menjadi warga kerajaan elf secara resmi dan memiliki tempat tinggal di sana. tentu saja aku tidak hanya akan membantu Tessi, aku juga bisa bekerja untuk kalian layaknya warga biasa."
semua orang kembali menatapku dengan expresi terkejut dan ibu ku mulai berkata. "kenapa kamu ingin pindah ke kerajaan elf, apa kamu ingin menggoda gadis gadis elf." bibirku langsung berkedut mendengar perkataan ibuku dan raja elf juga berkata. "aku juga penasaran kenapa kamu ingin menjadi warga elf kami" aku langsung duduk di salah satu ranjang kosong di sebelah tempat tidur art dan mulai menatap semua orang dengan serius. "kerajaan elf adalah tempat paling aman jika perang pecah." semua orang kembali terkejut dan ibuku berkata dengan cemas. "Victor apa maksudmu, perang apa yg akan ada" tapi aku langsung melambaikan tangan ku untuk menghentikan ibu ku, lalu menatap raja elf dan istrinya. "manusia sangat serakah, terutama para bangsawan mereka. kamu pasti tahu ini raja elf" melihat raja elf mengangguk, aku kembali berkata. "lalu kurcaci memiliki hasrat terpendam untuk tinggal di daratan yg penuh dengan pepohonan. apa menurut kalian mereka menikmati hidup mereka di bawah tanah" merasakan suasana menjadi sunyi, aku segera berkata. "elf mencintai alam, keseimbangan dan perdamaian sudah menjadi jati diri mereka."