perlahan alunan musik yg merdu mulai terdengar di seluruh ruangan dan perlahan suara bising mulai mereda. perhatian semua orang mulai tertuju pada ku, karena penasaran dengan permainan musik yg belum pernah mereka dengar sama sekali. lembut, merdu dan penuh kegembiraan terpancar dari alunan musik ku yg membuat semua orang semakin terpesona. segera setelah musik selesai, tepuk tangan meriah mulai terdengar di seluruh ruangan dan suara ayahku yg sudah mabuk juga terdengar. "tenang semuanya, perkenalkan ini adalah salah satu anakku Victor leywin yg memang memiliki bakat dalam merayu wanita sejak dia masih kecil" segera semua orang tertawa mendengar perkataan ayak ku dan dia melanjutkan ya lagi. "di hari yg berbahagia ini, biarkan ke tiga anak ku melakukan dansa pertama mereka. ohhh maaf, untuk Victor ini adalah dansa keduanya. jangan tanya siapa yg mencuri dansa pertamanya, karena kalian jantung kalian akan berhenti berdetak jika tahu siapa wanita pertama yg dia ajak berdansa." tapi semua orang hanya menanggapi kata kata ayah ku sebagai lelucon dan mereka kembali tertawa.
aku langsung mengabaikan ayah ku dan mendekati lilia sambil mengeluarkan tangan ku. "nona cantik, malam ini maukah kamu berdansa dengan ku" dengan mata terharu, lilia dengan lembut memegang tangan ku. "tentu saja" dan saat itu art juga menjemput Elli untuk berdansa bersama dan teriakan ayah ku langsung terdengar. "mainkan musiknya" kami pun mulai berdansa bersama dengan anggun. saat itu aku melihat tatapan cinta yg membara dari lilia dan jantung nya berdetak semakin cepat di setiap langkah dansa kami. semakin lama pelukan lilia semakin erat dan semakin erat sampai pada pada akhir dansa kami, lilia benar benar tidak bisa menahan lagi dan langsung merangkul leherku serta dengan cepat mencium bibirku.
semua orang yg akan bertepuk tangan oleh dansa kami langsung di buat tercengang, beberapa wanita menutup mulut mereka yg terbuka dengan tangan, ayah ku dan paman vincent saling memandang, expresi ibuku sudah mulai mendidih dan bibi tabhita hanya bisa menepuk bahunya untuk menenangkan ibu ku. setelah mencium ku, lilia langsung memelukku dengan erat dan membenamkan wajahnya di bahu ku. "maaf aku tidak tahan lagi. aku benar benar mencintai mu, aku mencintai mu, whuuu aku mencintai mu, whuuuuuu aku mencintai mu" benar saja, emosi lilia yg sudah lama dia tahan sejak dia masih kecil akhirnya pecah saat ini. aku hanya bisa membelai rambutnya dan menghiburnya untuk tetap bersabar. untuknya saat itu ayah ku langsung berkata. "ehem, maaf membuat kalian menyaksikan drama cinta anak ku. seperti yg aku katakan, ini lah salah satu bakatnya. jadi tolong jaga putri kalian baik baik kecuali kalian ingin putri kalian menjadi bagian dari keluarga kami" tawa para tamu pun mulai terdengar dan aku segera membawa lilia untuk keluar menikmati udara segar.
"kamu tidak perlu takut kehilanganku. jika bukan karena akan terjadi sesuatu yg besar, aku pasti akan menerima mu. umur kita juga masih kecil, jadi bersabarlah." lilia yg bersandar di bahu ku lalu berbisik. "terima kasih" dan akhirnya kami berdua hanya menikmati momen ini dalam keheningan. sampai saatnya aku dipanggil oleh ayah ku untuk ikut dalam membuka hadiah.
satu persatu Elli membuka hadiah yg dia dapat, sampai dia menemukan busur yg di berikan oleh Tessi. "siapa yg memberikan busur ini" aku dengan santai menjawab. "itu calon kakak ipar mu nanti, putri dari raja elf. berbahagia lah kalian semua bahwa kita akan menjadi keluarga dari raja elf. ha ha ha ha hidup santai ku akhirnya terkabul" tapi ibu ku segera memberikan pisau tangan ke kepala ku. "jangan bicara omong kosong" tapi yah ku langsung berkata. "busur ini memang memiliki motif elf" saat itu semua orang langsung memandang art dengan mata yg penasaran. saat itu art langsung tersenyum canggung dan berkata. "kita hanya teman saja" semua orang masih memandang dengan serius sampai suara kutukan ibu ku terdengar. "sial, aku lupa anak kita punya kemampuan untuk sekilas melihat masa depan. dia pasti sudah meramalkan semua ini" dan tatapan semua orang kembali pada ku dan aku langsung menganggukkan kepalaku.
"sayangnya perjalanan cintanya akan penuh belokan, turunan dan tikungan yg tajam, he he he" tapi saat itu art berkata dengan serius. "apa maksud mu, apa akan terjadi sesuatu pada Tess" tapi ibu ku segera menghentikan art. "jangan art, Victor tidak bisa mengatakannya. akan ada efek samping yg berbahaya jika dia mengatakannya." lalu aku tersenyum jahat pada art sambil menepuk bahunya. "saat itu kamu akan menyesal menjadi orang yg sok pahlawan. ingat kata kata ku, kebaikan pada musuh berarti kamu telah melakukan kejahatan pada orang yg kamu cintai." semua orang langsung terdiam dan Art merasa merinding di sekujur tubuhnya. untuk nya Elli segera menyela. "kakak kakak ku, mana hadiah kalian" mendengar ini art segera tersadar dan mengeluarkan dua kotak berisi kalung Phoenix yg indah. lalu menyerahkannya pada ibu ku dan Elli yg memiliki fungsi untuk melindungi diri dan jika pelindung itu rusak maka ibuku dan Elli bisa di teleportasi ke tempat yg mereka anggap aman.
setelah itu mereka kembali menatap ku dengan expresi penasaran. melihat ini aku segera mengeluarkan 4 kotak hadiah dan menyerahkannya masing masing kepada ibuku, Elli, ayah ku dan lilia. saat kotak itu terbuka mereka terkejut melihat sebuah bola cahaya yg menyilaukan dan sebuah cincin yg sangat indah di dalam kotak tersebut. sontak mereka menatapku dengan wajah penasaran dan tentu saja aku langsung menjawabnya. "gunakan cincin itu dulu, lalu tempelkan cahaya itu di dahi kalian dan boom kalian semua akan terkejut" ibuku dan ayah ku hanya berkedut kesal mendengar penjelasan ku, tapi Elli dan lili benar benar bahagia mendapatkan cincin tersebut. tanpa pikir panjang semua orang melakukan apa yg di katakan olehku.
bola cahaya itu adalah wuhun yg sudah di modifikasi oleh sistem dengan tambahan beast Will dari beberapa inti mana monster yg membuat wuhun tersebut mampu di gunakan dengan energi mana dan juga memiliki beberapa skill bawaan. sedangkan cincin itu adalah artefak yg dapat mengisi mana pada diri dengan cepat serata mampu membuat perisai pelindung di saat yg di butuhkan. saat itu dari punggung ayah ku sepasang sayap api tiba tiba muncul yg membuat semua orang terkejut yg merupakan wuhun Phoenix api dan bukan hanya ayah ku saja tapi lilia juga yg merupakan Phoenix es, sedangkan Elli merupakan sayap burung walet dengan tipe kecepatan sama dengan ibu ku.
perlahan mereka mulai melayang ke udara dan berputar putar di atas sampai akhirnya mereka turun dan mulai menatap ku lagi. tapi Elli segera melompat ke pelukanku dengan bahagia. "terima kasih kakak, Elli sekarang bisa terbang" lalu ibu ku berkata. "nak, dimana kamu mendapatkannya, sayap ini bukan hanya untuk terbang tapi juga bisa menambahkan kecepatan gerak dan jangkauan penyembuhan ibu, serta cincin ini bisa menyuplai mana yg ibu butuhkan untuk sayap ini" lalu ayah ku berkata. "ayah juga merasa bahwa ayah bisa mengendalikan api Dengan mudah." lili juga menganggukkan kepalanya menyatakan persetujuannya.
"itu dibuat dengan gabungan dari berbagai beast Will, intinya kalian bisa di bilang beast timer tapi dengan versi lemahnya dan tentu saja sangat stabil dan tanpa efek samping. kebanyakan beast Will memiliki efek samping saat masuk ke mode beast timer, tapi kalian tidak dan bisa menggunakannya sesuka hati. ini adalah hasil penelitian ku selama bertahun tahun yg menghabiskan ribuan koin emas. jadi puji lah anak mu yg jenius ini, ha ha ha ha" tapi ibuku segera berkata. "lalu bagaimana dengan mu" aku segera menjawab. "maaf Bu, anak mu ini takut ketinggian. jadi aku hanya bisa berjalan dengan santai di tanah dan ingat gunakan celana dalam yg indah saat terbang. banyak orang akan melihatnya, jadi jangan bikin malu." ibu ku dengan expresi kesal langsung menarik ku ke pangkuan nya dan mulai memukul pantat ku. "kamu bahkan tanpa malu malu mengintip celana dalam ibu mu sendiri." dan teriakan kesakitan ku mulai bergema di ikuti tawa semua orang.