Chereads / sistem the gamer / Chapter 512 - Bab 30 beberapa gigi yg patah

Chapter 512 - Bab 30 beberapa gigi yg patah

setalah beberapa hari akhirnya aku, Art dan Elijah masuk ke dalam akademi sihir bersama. dengan menyembunyikan semua atribut sihir, aku masuk dengan atribut penyembuh. kami pun melewati acara pembukaan yg membosankan dan setelah itu melewati adegan diskriminasi yg klise di setiap novel, hingga pertemuan Art dengan Tess. tapi segera setelah aku mengetahui teman sekamarku, aku langsung menuju kantor nenek tua itu.

di dalam kantornya aku langsung duduk di sofa dan berbaring dengan malas. "nak, sepertinya kami sudah bosan menikmati masa remaja mu" lalu aku melirik nenek tua goodsky itu dan berkata. "nek, jangan main main. apa maksudmu menempatkan ku dengan bangsawan bernama Lukas itu. apa kamu ingin membuat sekolah ini terbakar atau kamu ingin mengolok olok ku. hal ini tidak lucu." nenek goodsky langsung tersenyum dan berjalan ke arahku, lalu duduk di sofa di seberang ku sambil meletakkan sebuah kotak hitam di meja. "masuklah ke komite disiplin, maka aku akan memberikan salah satu kamar profesor pada mu" aku sedikit melirik nenek tua itu lalu memasukan kotak hitam di atas meja ke dalam inventori ku. "ayo antar aku nek" nenek itu langsung tertawa kecil. "sangat mudah membujuk mu" aku dengan santai menjawab. "jangan main main, hidangan kantin malam ini hampir berubah manjadi berbeqiu kadal terbang" saat itu aku sedikit melirik ke arah burung hantu yg ada di dekat jendela yg membuat nenek tua itu sedikit terkejut. burung hantu itu juga langsung memicingkan matanya menatap ku. "rasanya pasti tidak enak" lalu aku berkata. "tenanglah, aku sudah memasak ratusan jenis ini. apa lagi yg bisa berpura pura menjadi seekor burung. keahlian ku sudah di luar nalar yg manusia bisa pahami"

nenek itu mengangguk setuju. "aku tidak tahu di level mana inti mana mu saat ini" dengan santai aku menjawab. "perak cerah" seketika tubuh nenek tua itu bergetar dan dia berkata dengan sungguh sungguh. "kenapa kamu jujur pada ku" lalu aku menjawab dengan acuh tak acuh. "kenapa aku harus berbohong pada mu, itu tidak seperti kamu akan membocorkan rahasia ku dan tidak ada gunanya membocorkan rahasia orang seperti ku. itu hanya akan menambah masalah bagi mu" lalu aku menyerahkan sebuah botol giok pada nenek itu. "OOO apa ini uang tutup mulut" aku langsung menganggukkan kepala ku. "hidup damai itu sangat indah nek, ini berisi pil yg bisa membersihkan racun apa pun pada tubuh" lalu aku menatap nenek itu dengan serius. "ingat racun apapun, bahkan jika racun itu adalah sebuah kutukan. jadi simpan lah baik baik, mungkin suatu saat itu akan berguna bagi mu." nenek itu dengan cepat memasukan botol giok itu ke dalam penyimpanannya, lalu tersenyum pada ku. "sepertinya aku mendapatkan harta karun lainnya, ayo biar nenek ini mengantar mu ke kamar baru mu." aku langsung berkata dengan sinis. "murahan" dan nenek itu langsung menendang pantat ku.

setelah beberapa saat aku akhirnya sampai di kamarku dan sebelum nenek itu ikut masuk ke kamar, aku segera menutup pintu ku. "kamarku hanya bisa di masuki gadis gadis cantik, nenek tua menjauh" lalu aku mendengar suara kesal nenek itu. "kamu tidak tahu seberapa cantiknya aku dulu." aku berkata lagi. "siapa yg percaya, buktinya kamu masih melajang. ha ha ha ha" akhirnya nenek tua itu menyerah dan pergi dari pintu kamar ku. lalu aku melompat ke atas tempat tidur dan mulai menikmati waktu sendirian ku.

perlahan aku memejamkan mataku, tapi saat aku membuka mataku lagi satu hari sudah berlaku. melihat jam yg menandakan waktu untuk berkumpul bagi para anggota komite disiplin aku dengan cepat membersihan tubuhku dengan sihir, lalu berganti dengan pakaian hitam yg di berikan oleh nenek tua itu. setelah itu aku dengan cepat berlari menuju ruang berkumpul yg sudah di tetapkan. untung nya saat di jalan aku bertemu dengan Art yg juga merupakan anggota komite disiplin. "cih kita sama sama di tipu oleh nenek tua itu" Art langsung tersenyum canggung sambil berkata. "apa yg kamu minta" dengan santai aku menjawab. "kamar pribadi yg luas dan nyaman. nenek itu langsung memberiku kamar untuk para profesor" Art hanya bisa terdiam tanpa daya mendengar apa yg aku minta dari nenek tua itu.

setelah beberapa saat kami akhirnya sampai di ruang pertemuan dan saat aku membuka pintu aku dikagetkan dengan mulut harimau yg berteriak di depanku. "anjing sial" dengan reflex aku memberinya tendangan balik yg tepat mengenai rahang singa tersebut sehingga membuatnya terlempar ke belakang lalu mengenai salah satu anggota di belakangnya dan akhirnya mereka berdua menabrak dinding ruangan bersama. setelah suara benturan yg sangat keras, suasana kembali sunyi. salah satu anggota dengan otot yg besar hanya bisa menatap ku dari samping dengan expresi tak percaya. untuk memecah kesunyian aku langsung berseru. "siapa yg menaruh anjing liar di depan pintu, apa ini sekolah atau kebun binatang." art yg ada di belakang ku hanya bisa menggaruk pipinya dengan canggung dan akhirnya semua anggota komite yg lainya keluar dari ruangan sebelah untuk menyaksikan keributan yg sedang terjadi.

tapi saat itu mereka di kejutkan saat melihat seekor singa sedang berbaring tak berdaya di atas tubuh pria jangkung yg juga sudah pingsan. "siapa yg melakukan ini pada binatang ikatan ku" lalu aku segera menjawab. "maaf tuan raja Curtis yg agung, aku tidak sengaja menendangnya aning mu karena terkejut. tapi tenang saja, dia tidak akan mati hanya beberapa gigi yg patah." lalu Curtis berteriak kesal pada ku. "kamu lagi, kenapa kamu selalu membuat masalah dengan ku. apa kamu mempunya dendam tertentu pada ku" dengan ragu ragu aku berkata. "jangan salah paham, ini hanya kebetulan. biar aku sembukan mereka dulu." aku segera menghampiri kedua mahluk yg hampir mati ini dan mulai menyembuhkan mereka. tidak butuh waktu lama kedua mahluk malang ini akhirnya tersadar dari pingsan mereka.