Chereads / sistem the gamer / Chapter 486 - Bab 4 hukum surga

Chapter 486 - Bab 4 hukum surga

di dalam kereta semua orang menatap ku yg sedang tertidur di pangkuan Jasmin dan tentu saja Jasmin yg juga tertidur lelap sambil memelukku dengan penuh kasih. sampai tanpa sadar aku meremas dada Jasmin yg membuat tubuhnya sedikit gelisah. "sayang tunggu sampai kamu besar dulu" mendengar gumaman jasmin semua orang langsung melebarkan matanya penuh ketidak percayaan, tapi sesaat berikutnya mereka hampir mati karena terkejut karena Jasmin tanpa sadar mendekatkan bibirnya ke bibirku dan mulai mencium ku.

tapi kami berdua cepat tersadar kerena roda kereta seperti menghantam batu yg membuat kereta sedikit bergelombang. dengan mata yg masih mengantuk aku menatap semua orang yg sedang menatap kami dengan expresi terkejut. "kenapa kalian menatap ku seperti itu" tapi ibuku langsung berkata dengan tegas. "sayang duduk di pangkuan ibu saja" aku dengan bingung menjawab. "kenapa Bu, aku sangat nyaman di sini" tapi ibuku masih ngotot. "ibu bilang pindah kesini maka pindah kesini." dengan expresi sedih aku terpaksa pindah ke pangkuan ibu ku, Jasmin juga menatap kepergian ku dengan expresi melankolis.

saat itu aku menatap Arthur yg masih terus mengamati ku dengan tatapan anehnya, melihat ini aku langsung memberikan jempol terbalik padanya sambil mengejek. "setidaknya masih ada bantal untuk diduduki walaupun tidak senyaman kakak Jasmin, tapi lebih baik dari pada kayu kasar itu" Arthur langsung menunjukan expresi sedih sambil menatap ibu, tapi Angela yg melihat ini segera berkata. "Arthur kamu bisa tidur di pangkuan ku" tapi aku segera berteriak. "tidak... jika Arthur tidur di pangkuan bibi, aku tidak akan membantu bibi membuat anak" segera kepalaku langsung menerima pukulan dari ibu ku dan tawa terbahak bahak terdengar di luar kereta. "ha ha ha ha ya nak, jangan bantu bibi mu. biarkan dia melakukannya sendiri, ha ha ha ha ha" aku yg sudah kesakitan langsung menangis. "guiiikkk guiiiikkk" hal ini membuat semua orang tertegun sejenak dan akhirnya mereka tertawa bersama. "Alice, ha ha ha itu benar benar mengocok perutku. ha ha ha jangan bilang anakmu sering bermain di kandang babi, ha ha ha ha" ibuku langsung mengusap rambutku dengan lembut. "kalian jangan menghina, dia babi kecil ku yg tercinta." semua orang langsung menunjukan senyum main main dan akhirnya Arthur di tinggal sendirian dengan kesedihannya.

keesokan harinya di malam hari, aku sedang menyaksikan pertarungan antara Adam dan arthur yg berlangsung sangat sengit, sampai akhirnya Adam bisa di tekan oleh Arthur untuk sesaat tapi akhirnya arthur tetap saja kalah dari Adam. melihat ini aku langsung tertawa terbahak bahak. "ha ha ha ha paman bahkan kewalahan melawan Arthur yg masih kecil, lebih baik berhenti menjadi petualang dan ikut dengan ku membuka toko. itu lebih baik dari pada bermain tombak yg berbahaya itu" tapi Adam segera menarik kerah ku dan membawanya ke arena lalu memberiku pedang kayu arthur yg tergeletak di tanah. "ayo coba paman lihat kemampuanmu juga, apa itu lebih baik dari Arthur atau kamu hanya bisa mengejek saja."

aku tentu saja harus menunjukan akting ketakutan, kaki mulai gemetar dan tanganku yg memegang pedang juga mulai tidak stabil. perlahan air mata menetes dari mata ku. "ibu tolong aku sangat takut." tapi Adam segera berteriak. "jangan jadi laki laki pengecut" lalu aku melihatnya menebas ke arahku dengan serius, tentu saja aku langsung berguling di tanah sambil berteriak minta tolong. tapi Adam terus menyerang ku tanpa ampun dan aku pun terus berguling ke kanan dan ke kiri menghindari serangan tersebut. semua orang menatap Adam dengan expresi bingung, tapi hanya Jasmin yg tersenyum tipis melihat akting ku. setelah menghindar cukup lama, aku akhirnya melihat dia membuka kakinya agak lebar dan dengan cepat aku berguling ke arah selangkangannya.

Adam secara reflek mengangkat tombaknya yg sudah tertancap di tanah saat melihat ku berguling di antara kakinya dan bersiap untuk berbalik tapi aku segera berhenti di antar selangkangannya dan dengan sekuat tenaga menggunakan pedang kayu untuk menusuk lubang pantatnya. "urrggggghh" seketika tubuh Adam langsung menegang dan suasana sunyi mulai menyelimuti area pertarungan. semua orang yg menonton langsung melebarkan matanya dengan expresi terkejut terutama Arthur melihat Adam yg tiba tiba berhenti bergerak. perlahan tombak di tangannya langsung terjatuh ke tanah dan dia pun langsung ikut terjatuh dengan tubuh yg sedikit mengejang.

aku perlahan berdiri dan mendekati tubuh Adam lalu dengan kaki kecil ku, aku menginjak pantatnya sambil menarik pedang kayu yg menancap di pantat Adam dengan kasar. "arrrgghhhh" mendengar teriakan Adam tubuh semua orang langsung merinding, tapi aku dengan expresi sombong mengangkat pedang kayu itu ke atas. "ha ha ha aku tidak akan mati sampai mimpi ku terwujud. bersiaplah menerima hukum surga jika berani menghalangi ku." tapi saat itu ayah ku mengangkat tubuh ku dan melihat ke kanan dan ke kiri. "nak kamu juga memiliki bakat dalam ilmu pedang, jika di latih dengan baik kamu akan menjadi kesatria yg hebat." lalu aku berkata dengan serius. "ayah, apa kamu ingin memiliki nasib yg sama dengan paman Adam. aku bisa melakukannya saat ayah sedang tidur, jadi jangan main main dengan hukum surga." tubuh ayah ku langsung menegang dan perlahan di menurunkan ku sambil tersenyum canggung. "ayah hanya bercanda, jangan berikan hukum surga pada ayah" tapi saat itu Adam kembali berteriak kesal. "kamu curang, kamu babi kecil yg licik. tidak punya kehormatan sama sekali" tapi aku dengan santai menjawab. "dalam bisnis hanya ada untung dan rugi, apa kehormatan, apa itu bisa di makan dan aku hanya mempertahankan diri ku, jika tidak pasti aku yg akan berbaring di sana." lalu aku berlari ke arah ibuku sambil meneteskan air mata buaya. "whuaaaa ibu aku takut, peluk peluk cepat." melihat perubahan ini semua orang menunjukan expresi yg sangat rumit dan ibuku juga langsung memelukku sambil mengusap rambutku.