tapi lama kelamaan Chang di semakin kesal dan dia mengambil kerikil di tanah, lalu melemparkan nya dengan jentikan jari ke arah mata kaki elen yg langsung membuat elen tersandung ke arah Chang di. elen yang sudah tidak bisa menjaga keseimbangan diri dan pasrah jatuh di atas tubuh Chang di dan mulut mereka berdua saling berciuman. elen hanya bisa membatu dan melebarkan matanya menatap mata Chang di. tapi segera dia bangkit dengan panik dan mengacungkan senjatanya pada Chang di sambil berteriak kesal. "kamu pasti sengaja melakukannya" tapi Chang di dengan expresi ketakutan melambaikan tangannya. "aku tidak tahu apa apa, kamu sendiri yg tiba tiba jatuh. jika kamu ingin membunuh ku maka bunuh lah, nyawa rakyat biasa sepertimu memang tidak ada artinya bagimu. walaupun aku belum sempat menikah, setidaknya aku sudah pernah berciuman dengan wanita cantik seperti mu." expresi kesal dan malu bercampur di wajah elen dan dia segara menyarungkan pedangnya. lalu dia mengikat tangan Chang di "mulai sekarang kamu akan menjadi pelayanku. jika kamu berani kabur lagi, aku akan segera membunuh mu." Chang di langsung mengangguk dengan tergesa gesa dan elen langsung menarik Chang di dengan kuda nya menuju tempat tinggal elen. "sial dunia Madan no ou to vanadis dan langsung masuk ke plot romantis pula. setidaknya aku ingin bersama sofy yg lebih montok." tapi elen sepertinya mendengar gumaman Chang di dan berkata dengan kesal. "apa yg kamu katakan" dengan panik Chang di berkata. "tidak tidak, aku hanya menyesali nasib ku yg begitu sial." dan elen hanya diam tanpa berkata kata lagi.
____________________________________
dan keesokan harinya "bangun dasar pemalas" tendangan dan teriakan kesal membangunkan Chang di yg masih tertidur dengan nyenyak. "apa masalah mu Lim" mendengar nada kesal Chang di, Lim langsung mengacungkan senjatanya dan perlahan mendekatkannya ke dalam mulut Chang di. "sekali lagi kamu berteriak pada ku, aku akan merobek mulut mu." lalu dia dengan kasar melemparkan seragam pelayan pada Chang di. "cepat ganti pakaianmu, nona eleonora sudah menunggu mu" lalu chang di perlahan membuka bajunya, tapi Lim langsung menendangnya lagi. "apa lagi sekarang" lalu Lim berkata dengan kesal. "tunggu aku keluar dulu, baru ganti pakaianmu" lalu Lim segera keluar dari kamar Chang di, setelah beberapa saat Chang di juga keluar dari kamarnya dan menatap Lim yg sedang menunggu di luar. "ikuti aku" dengan expresi malas Chang di mengikuti Lim menemui elen.
di dalam ruang kerja elen, Chang di melihatnya sedang berdiskusi dengan protagonis dunia ini yg bernama Tigre. "Alex buatkan aku teh" mendengar permintaan elen, Chang di dengan malas langsung membuatkannya secangkir teh dan meletakkannya di meja elen. sambil mengangguk lembut elen perlahan meminum teh tersebut, tapi dia langsung menyemprotkan teh yg ada di mulutnya ke wajah Chang di sambil berteriak dengan kesal. "teh apa yg kamu buat, kenapa tidak ada gulanya." dengan polos Chang di menjawab. "kamu hanya bilang untuk membuatkan teh, tapi tidak menyuruh menambahkan gula." lalu elen berteriak. "buat ulang." tapi Chang di menjawab. "cukup tambakan gula saja, kenapa repot membuat lagi." lalu elen membanting gelas teh tersebut ke arah Chang di, tapi untungnya Chang di segera menghindar dan gelas itu langsung pecah membentur dinding. "aku bilang buat ulang maka buat ulang, cepat lakukan." dengan expresi pasrah Chang di membuat ulang teh tersebut.
tapi sekali lagi dia menyemburkan teh yg ada di mulutnya sambil berkata dengan kesal. "kenapa rasanya masih sama" Chang di dengan santai menjawab. "bukankah kamu hanya menyuruhku membuat ulang, tapi tidak menyuruhku menambahkan gula." akhirnya elen benar benar marah dan membanting gelas teh itu lagi sambil berteriak dengan kesal. "Lim.. bawa dia ke kandang kuda dan suruh dia membersihkannya." lalu Lim segera menyeret Chang di dan membawanya ke kandang kuda. "tenang aku bisa jalan sendiri, tidak perlu menarik lenganku dengan kasar." tapi Lim malah melempar Chang di ke lantai dengan kasar. "berani beraninya kamu membuat putri marah, apa kamu sudah bosan hidup." dan dengan kasar Lim menendang Chang di hingga berguling giling di lantai. saat itu chang di dengan wajah ketakutan berusaha membela diri. "aku hanya melakukan apa yg dia suruh, ini pertama kalinya aku menjadi pelayan." melihat expresi menyedihkan Chang di, Lim hanya bisa mendesah. "ikuti aku" dan akhirnya mereka berdua pergi ke kandang kuda.