"sial sial nasib kenapa bisa seperti ini" Chang di dengan linglung melihat ke kiri dan ke kanan karena saat ini dia terjebak dalam sebuah pedang. mari kita kembali ke beberapa menit yg lalu. saat itu karena bosan berjalan, Chang di langsung menggunakan teleportasi dengan arah di depannya dan akhirnya berada di antara pasukan yg sedang berperang. karena tidak ingin menunjukan kemampuannya dan membuat banyak masalah, Chang di hanya bisa menghindari setiap serangan yg mengarah kepadanya. "sial gara gara teleportasi sembarangan. sebaiknya aku mengumpulkan semua mayat ini dan menggunakannya untuk bersembunyi." dan begitulah, akhirnya Chang di kembali menjadi pengecut kelas atas.
setelah bersembunyi di dalam tumpukan mayat selama lebih dari 3 jam dan suara pertempuran juga sudah lama mereda. Chang di perlahan keluar dari tumpukan mayat itu. melihat ke arah depan sudah tidak ada lagi pasukan, Chang di langsung tertawa terbahak bahak. "ha ha ha ha akhirnya selamat juga dari peperangan yg berdarah ini." lalu Chang di ke arah langit senja sambil berteriak dengan bahagia. "kehidupan baru aku datang....." tapi suara batuk seorang wanita langsung membuat tubuh Chang di membeku sejenak. "ehem.. jangan bahagia dulu" perlahan Chang di menoleh ke arah belakang dan melihat seorang wanita cantik dengan rambut putih dan beberapa prajurit dengan armor besi yg menutupi kepalanya. di sebelahnya ada juga pria berambut merah yg menatap Chang di dengan expresi prihatin. "maaf tuan putri, saya hanya rakyat biasa yg terjebak dalam perang. jadi tolong jangan bunuh saya, sampai saat ini saya belum memiliki kekasih." Chang di sedikit menunjukan expresi ketakutan yg lucu, hal ini membuat bibir wanita itu berkedut dengan kesal.
lalu perlahan dia turun dari kudanya dan mengacungkan senjatanya pada Chang di. "nama ku eleonora viltaria" Chang di dengan panik menjawab. "aku tidak peduli" mendengar ini expresi kesal elen menjadi memuncak lalu Chang di segera menutup mulut nya dan dengan panik melambaikan tangannya. "maaf maaf, maksudku nama ku Alex" tapi Alen segera berkata dengan serius "kamu punya dua pilihan, pertama menjadi pelayan ku dan kedua mati" mata Chang di langsung melebar. "tuan putri, maksudku eledora vitnari" tapi elen langsung berteriak dengan kesal. "eleonora viltaira, jangan panggil nama ku seenaknya." Chang di segera berkata dengan canggung. "maaf maaf karena ketakutan aku tidak mendengarnya dengan benar. jadi bisakah aku memilih pilihan ke tiga seperti melarikan diri." elen langsung menunjukan senyum jahatnya pada Chang di. "kamu bisa mencobanya, tapi jika kamu gagal nyawa mu bisa melayang."
perlahan Chang di melangkah mudur lalu berbalik dan siap berlari dengan cepat, tapi Chang di tiba tiba merasa tebasan pedang sudah hampir mengenai punggungnya dan dengan cepat Chang di berguling ke arah samping untuk menghindari tebasan tersebut. saat Chang di menoleh, sebuah tebasan pedang sudah siap untuk membelah kepalanya. tapi Chang di dengan cepat mengambil pedang yg ada di dekat salah satu mayat prajurit dan menangkis serangan tersebut. lalu dengan sengaja Chang di menghempaskan pedangnya agar terlihat lebih lemah dan dengan panik melambaikan tangannya. "aku menyerah, aku menyerah" tapi elen masih terus menyerang dengan ganas dan Chang di hanya bisa berguling giling di tanah untuk menghindari serangan tersebut.