Chereads / superman anime world / Chapter 29 - arumanfi

Chapter 29 - arumanfi

Di padang rumput diluar kota roa.

Untuk memenuhi janji yang aku buat di hari ulang tahunku, aku akan menunjukkan sihir air level Saint kepada Ghyslaine.

Tentu saja Eris juga ikut.

Saya tahu bahwa arumanfi akan datang menyerang karena kesalahpahaman. Tapi tetap saja itu membuat saya geram saat menonton.

tanpa bertanya langsung menyerang untuk membunuh. jika ghyslaine terlambat rudeus asli pasti menjadi dulahan tanpa keraguan.

Tidak bisakah para bajingan ini bertanya? Saya sedikit mengerti kenapa badigadi lebih memilih hitogami bahkan jika dia tidak bisa mengahkan orsted.

Para dewa naga didunia ini sangat arogan. Ini lebih arogan daripada great red.

Bahkan sedikit kesahpahaman bunuh. Tidak bertanya langsung bunuh. Saya sempat berpikir orsted mungkin hanya karena dendamnya dan dia tidak ingin melalukan kesalahan kecil yang akan mempengaruhi rencananya.

Tapi memikirkan perilaku arumanfi dan juga perugius. Maka tidak salah lagi semua hal itu karena arogansi. Arumanfi lebih parah lagi, sementara dia hanya pelayan perugius namun tingkahnya seolah dia cucu one above all.

Oleh karena itu, hari ini saya akan memukulinya hingga perugius tidak lagi bisa mengenalinya.

Saya mengeluarkan beberapa sihir dan tongkat ini memang meningkatkan kekuatannya.

"B-bagaimana??" Eris menatapku dengan ekspresi gelisah.

Saya menatapnya tanpa berkata apa-apa hanya memberikan jempol dengan senyum lebar diwajahku.

Saya sangat bahagia mendapatkan tongkat ini. Sejak masih membaca webnovel, saya sangat menyukai tongkat ini. Dan sekarang ini di tanganku.

Saya dengan sengaja melepaskan kekuatan sihir yang cukup besar sebelum berhenti dan melihat ke langit.

rudi sudah meminta pandora menganalis bola sumber sihir ini.

DING!!! Suara benturan logam memekakan telinga terdengar.

Ghyslaine langsung pergi melindungi eris.

Mata rudi sekarang menyala dan memancarkan panas menandakan kemarahannya. Dia menatap ke arumanfi yang kini tercengang dengan pemandangan didepannya.

Pedang arumanfi bertabrakan dengan tenggorokan rudi menghasilkan suara logam. Pedangnya tidak bisa menembus kulitnya tidak peduli seberapa keras ia berusaha.

rudi sebenarnya telah melihat arumanfi datang, namun dia sengaja mengabaikannya dan ingin melihat apa yang dilakukannya.

arumanfi memang cepat, dia pasti karakter tercepat di dunia ini yang ditemui rudi selama ini.

Dia segera bergerak mundur dengan kecepatan cahaya tapi terjatuh dan merasakan sakit dan panas menyengat dipahanya.

Melihat ke bawah dia melihat dua lubang menembus pahanya. Dia akan mengambil pedangnya yang jatuh tapi berhenti karena dua sinar cahaya panas menghalanginya, dia tahu sinar itulah yang melukai pahanya.

Menatap rudi kembali yang saat ini melayang di udara dengan matanya yang bersinar lebih intens, dia tahu sinar cahaya itu berasal dari mata bocah didepannya.

"Nama saya arumanfi sang cahaya."

'Hm bajingan ini ingin menakutiku atau apa?'

"Aku datang kemari karena fenomena yang tidak biasa ini, berdasarkan perintah dari Pergius-sama....."

"Kenapa kamu mau berbicara sekarang? Bukankah kamu hanya ingin membunuhku sebelumnya?"

Saya bertanya dengan ekspresi jijik.

"Kuh" arumanfi sadar saya mengejeknya, juga tahu telah menebak maksud kedatangannya.

"Tuanmu memintamu mencari penyebab fenomena ini dan mengakhirinya. Kebetulan saya mengeluarkan kekuatan sihir yang cukup besar sehingga kamu menganggap saya penyebab munculnya benda konyol itu" saya berhenti dan menyeringai ke arahnya

"Kamu memutuskan untuk membunuhku tanpa bertanya untuk mengakhiri kotoran melayang itu. Tapi sayangnya kamu terlalu lemah untuk bahkan menggores kulitku."

Mata saya bersinar lebih terang.

Arumanfi menebak bahwa saya bermaksud menyangkal hubungan dengan bola sihir di atas mereka.

"Seperti tebakanmu saya menyangkal tuduhanmu... jangan khawatir saya beralasan. Kamu harus khawatir tentang kesehatanmu saat ini."

Kepalan tanganku berderit. Bukan saya ingin banyak berbicara seperti penjahat dalam cerita. Saya hanya ingin menenangkan sedikit kemarahanku agar tidak secara tidak sengaja membunuhnya dengan satu pukulan.

"!!!!" Dalam sekejap mata saya tiba didepannya mencengkram batang lehernya.

"Biar saya mengukir ketubuhmu tentang buruknya sikap merasa benar sendiri."

Bang! "arrgghh...." saya memukul perutnya membuat arumanfi berteriak kesakitan.

"Terkejut? Itu sihir yang saya kembangkan sendiri untuk menghukum orang-orang sepertimu. Setiap pukulanku diilhami dengan sihir, ini yang akan merangsang saraf dan menggandakan rasa sakit hingga seratus kali lipat."

Saya tersenyum main-main dengannya. "karena kamu korban pertama sihir ini, saya akan menamakan sihir ini dengan namamu. 'Hukuman Arumanfi'"

Pffftt... arumanfi kebetulan menyemburkan darah di akhir kalimat saya, meskipun bukan karena marah seperti para kultivator, lebih karena dampak pukulan saya sebelumnya.

'Tetap saja itu lucu.... mari kita beri beberapa ratus pukulan lagi' rudi langsung memulai pemukulannya.

BANG! BANG! BANG! BANG! BANG! BANG!

Ghyslaine terkejut hanya bisa melihat mereka saat rudi mendaratkan pukulan. matanya tidak bisa mengikuti pergerakan rudi. Bukan hanya dia, bahkan arumanfi tidak bisa melihat apa-apa, hanya bisa menanggung sakit diseluruh tubuhnya.

Eris bahkan hanya bisa mendengar suara tabrakan di udara.

Rudi berhenti sebelum melihat langit dan menoleh ke ghyslaine.

"Pergi ke tuan sauros dan lindungi dia, saya akan menjaga eris disini. Sihir di itu akan menteleportasikan orang-orang ke tujuan acak. Ini sihir yang cukup luas, kemungkinan mencakup seluruh wilayah fedoa."

"Tapi nona eris..." kata-kata ghyslaine terpotong olehku.

"tempat teraman bagi eris didunia ini adalah disampingku. Tuan sauros lebih membutuhkanmu, pergi!"

Saya sedikit meninggikan suaraku. Mendekat eris dan memegang tangannya, saya menatap arumanfi.

Ghyslaine melihat ini, menggertakkan gigi dan mulai berlari ke arah kota sebelum meninggalkan kalimat.

"Hati-hati"

Langit tampak dilukis dengan warna putih oleh sorotan cahaya yang ditembakkan ke tanah.

Saat cahaya putih itu menyentuh tanah, cahaya itu melahap seluruhnya bagaikan gelombang tsunami.

Arumanfi membalikkan kepalanya dan melihat fenomena tersebut. Kembali melihat saya.

"Pergi" hanya itu yang saya katakan. Dia munundukkan kepala padaku meminta maaf.

Sesaat berikutnya, ia berubah menjadi cahaya keemasan dan pergi melarikan diri.