"kenapa kamu menggambar ini."
melihat Ruijerd bertanya. rudi tidak bisa menebak apa pikirannya. Apakah dia marah karena membuat tragedi masalalunya menjadi sebuah cerita?
"Ruijerd, lihat eris, saat dia tahu bahwa kamu tidak seperti yang dikabarkan. Bahkan jika kamu berasal dari suku supard dia mau berteman denganmu, bukan?."
Ruijerd mengangguk.
"Ini akan terjadi pada kebanyakan orang. kecuali beberapa orang sombong atau rasis atau semacamnya. Pada dasarnya sama. Jika mereka tahu yang sebenarnya, apa alasan untuk takut dan membencimu?"
Saya bertanya dan menatapnya.
"Tidak ada, sama seperti kami, setelah tahu cerita sebenarnya, tidak ada alasan untuk membencinya, jika ada beberapa orang didesa memiliki sedikit rasa takut padanya itu karena dia terlihat sedikit menakutkan."
Rox yang menjawab pertanyaan saya.
"Benar? Paling-paling rasa takut yang tersisa seperti anak-anak melihat paman yang galak."
rudi sedikit bercanda, meskipun dia payah dalam hal ini.
"Sedikit orang didunia ini yang bisa sederhana seperti eris dan akan mempercayai bahwa kamu dan sukumu tidak seperti yang diceritakan, hanya dengan sedikit diyakinkan olehku dan konfirmasi olehmu. Kepercayaan itu telah mengakar didunia ini. Bukan sesuatu yang bisa diubah semudah membalik telapak tangan. Jika bisa, dengan tekadmu yang teguh itu kamu pasti sudah berhasil sejak ratusan tahun yang lalu."
Ruijerd sepertinya memahami maksud saya.
"Apakah kamu bermaksud menggunakan cerita ini untuk membersihkan reputasi suku supard?"
"Ya. Meskipun ini hanya pembuka jalan. Maksud saya adalah, penyebab kesalahpahaman terhadap suku supard adalah kejadian saat kalian memiliki tombak terkutuk itu. bahkan setelah bertahun-tahun kamu kesulitan membersikan reputasi ini karena cerita-cerita yang beredar."
'rasanya bibirku akan robek karena terlalu banyak bicara.'
"Jadi saya berpikir, 'karena sebuah cerita mencegahmu untuk membersihkan kesalahpahaman, maka mungkinkah dengan cerita lainnya bisa memberikan setidaknya kesempatan bagimu untuk memberikan penjelasan.' Atau begitulah saya pikir."
rudi berpikir itu melelahkan untuk berbicara. 'Haruskah saya berpura-pura bisu dan berkomunikasi dengan menuliskan kata-kataku seperti necromancer tertentu?'
"Kenapa? Kenapa kau ingin membantuku?"
Ruijerd bertanya, 'apakah butuh alasan? Saya bahkan tidak repot-repot memikirkan alasannya. Kenapa kamu memikirkan hal tidak penting itu?'
"Tidak tahu! Saya ingin dan saya melakukannya, alasannya tidak penting. anggap saja karena kita teman, bukankah hal yang wajar bagi teman untuk saling membantu?"
rudi menjawab dengan tidak sabar.
"begitu.." ruijerd menjawab dengan tercengang.
'Apa, kamu mengatakan bahwa kita berteman pagi ini.Dan kamu lupa?'
pak tua rox tersenyum melihat mereka dari samping.
----
Keesokan paginya, didepan gerbang ada robin, dan roxy versi 2.0 dihadapan rudi dan yang lainnya.
"Ini adalah istriku."
"namaku adalah rokari."
Begitu, jadi dia bukan roxy v2.0 tapi roxy lah yang merupakan rokari v2.0
"Nama saya Rudeus Greyrat. Anda terlihat masih muda sehingga saya berpikir anda adalah kakak roxy sensei."
Bahkan jika saya sudah tahu.
"Ara.. itu tidak mungkin, usiaku sudah mencapai 105 tahun tahun ini."
Dia berbicara seperti ara ara oneesan.
"Roxy-sensei sudah sangat banyak membantu saya."
"Sensei? Anak itu sampai bisa mengajari orang lain, kira-kira apa yang membuatnya mau melakukan hal seperti itu?"
"Roxy-sensei mengajari saya banyak hal yang tidak saya ketahui."
rudi tertawa saat mengatakan itu, Rokari dengan pipi memerah berkata "Aku mengerti!"
'apa yang kamu mengerti?' rudi tidak tahu apa maksudnya tapi mengabaikannya.
"Tapi, beruntung kalian datang saat aku masih bertugas sebagai penjaga desa."
"Itu benar. Saya bersyukur kita bisa bertemu. Roxy-sensei benar-benar mendidikku dengan baik. Kalau begitu, apa boleh kalau saya mulai memanggil anda ayah mertua?"
"tidak desu!"
'Penolakan langsung! Tunggu, kenapa kamu menjawab seperti fujiwara chika!?'
"Terlepas dari gurauanmu tadi, aku mohon terimalah ini."
Setelah mengucapkan itu, Robin menyerahkan pedang yang ia bawa.
"Sekalipun Ruijerd ikut pergi bersamamu, kalau kamu tidak memiliki senjata, itu pasti akan membuatmu merasa gelisah."
[terima kasih, aku akan menenerimanya dengan senang hati]
"Kalau begitu tolong terimalah uang ini juga. Memang tidak banyak, tapi setidak-tidaknya uang ini bisa dipakai untuk tidur di penginapan selama 2 atau 3 hari."
[Terima kasih banyak]
Ruijerd dan eris bingung karena hanya robin dan rokari yang berbicara dan saya hanya tersenyum.
'Ah ini lucu'
"Aku benar-benar ingin kita mengobrol lebih lama soal Roxy."
Mendengar ini rudi tahu mereka benar-benar merindukan roxy. 'saya akan menyeretnya kesini di masa depan.'
[Jika kamu tidak keberatan ambillah kristal ini, dan letakkan ini disuatu tempat yang aman didesa atau di dekat desa. Ini adalah penanda yang didalamnya ada formasi teleportasi. saya bisa berteleportasi ke kristal ini bahkan dari benua lain. Jika saya bertemu roxy sensei saya akan membawanya pulang saat itu juga. meskipun itu mungkin akan memakan waktu beberapa tahun sebelum saya tiba dibenua tengah]
'Ah sangat nyaman, saya tidak perlu merobek mulut untuk berbicara.'
"Banarkah? Kalau begitu saya akan meminta ijin kepala desa untuk meletakkannya didalam desa."
"Tolong kunjungi desa kami dengan roxy dimasa depan."
Mereka sangat bersemangat sehingga tidak memperhatikan sesuatu.
"Tunggu, kenapa kalian yang berbicara sendiri?" Eris akhirnya tidak bisa menahannya lagi.
"Apa maksudmu.?" Robin bertanya lagi.
"Hanya kalian yang berbicara, rudeus hanya diam." Ruijerd.
"dia jelas-jelas berbicara sejak ta.....!!!!" Kata-kata robin berhenti ditengah jalan. Matanya terbelalak.
"Apa? Ada apa dengan reaksi itu?"
Eris kesal tidak mengerti apa yang terjadi sama sekali.
"bagaimana Kamu menggunakan telepati suku migurd?"
""Hah?"" Pertanyaan robin membuat eris dan ruijerd memiliki tanda tanya dikepalanya.
"Hahaha... saya mempelajarinya semalam dari kepala desa."
puas dengan ekpresi mereka, rudi menjawab dengan senang hati.
Sebenarnya rudi hanya berpura-pura. dia hanya menciptakan skill peniru untuk meniru kemampuan ini. Namun untuk alibi, dia harus sedikit bermain.
"Tidak mungkin, kemampuan ini adalah kemampuan suku migurd, tidak ada ras lain bisa menggunakannya."
'Saya mengerti rasa tidak percayamu.'
"Mungkin karena saya sudah menjadi menantumu.... atau mungkin saya tanpa sadar memiliki kemampuan untuk meniru kemampuan lain???"
Melihat tanda centang didahi robin rudi segera mencari alasan lain.
"mingkin begitu..."
"tapi, aku mohon maaf soal menjadi ayah mertuamu."
"Te-tentu saja.!"
Rokari tertawa lucu melihat suaminya.
"Saya ingin berbincang lebih lama lagi tapi kami tidak bisa menunda terlalu lama lagi. Tapi saya berjanji saya pasti akan kembali mengunjungi di masa depan, kali ini saya akan membawa sensei bersamaku."
rudi berkata dengan sungguh-sungguh.
'Saya tidak melakukan ini untuk mereka, saya melakukan ini karena saya tahu sensei akan merasa bahagia jika dia mengetahui perasaan orangtuanya.'
"Sampai jumpa lain kali." rudi dan eris melambai dan mereka bertiga berjalan menjauh dari desa.