saat ini saya telah berusia 3 tahun, banyak hal terjadi, namun, bagi rumah kami yang terbesar adalah saya lebih ekspresif dari sebelumnya. Masih kuudere tapi tidak sependiam sebelumnya, jelaslah, saya bukan lagi autopilot.
Yah bagi keluargaku ini adalah jasa lilia yang awalnya sering menggodaku yang benar-benar membuatku malu. Saya tidak memiliki resistensi rasa malu dan saya dengan tegas menolak menciptakan keterampilan itu. Saya tidak ingin menjadi terlalu tidak tahu malu.
Hah ,.. dengan itu keluarga saya sebagai menganggap saya tidak pandai berekspresi. Dan ibu saya mengatakan akan membiarkan saya menjadi seorang penyihir sementara paul menentangnya. Dia ingin menjadikan saya pendekar pedang.
Dengan permintaan saya dan saran lilia, saya akan mempelajari keduanya meskipun pelajaran ditunda dengan alasan saya masih terlalu muda, tidak masalah karena ini setahun terlalu awal dan roxy sensei mungkin belum tiba diwilayah ini.
Benar, saya tidak akan menerima tutor lain selain roxy sensei kita yang menggemaskan. Dan dengan ini setahun sejak saya sadar di dunia ini dihabiskan dengan hal-hal yang.....
Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Awalnya saya mencoba metode rudeus untuk memperbesar cadangan sihir. itu berjalan lancar.
Di siang hari.
Ya benar itu hanya di siang hari. dimalam hari adalah....
Katakan padaku bagaimana saya menjaga konsentrasi saya dengan gema suara-suara penghuni surga dunia ? Tolong katakan bagaimana.
Huh.. akhirnya saya menciptakan keterampilan yang secara otomatis menguras kekuatan sihir saya sendiri. Ini menjadi lebih mudah untukku.
Oh ya, saya juga menciptakan beberapa keterampilan lain.
Ini status saya
Nama : rudeus greyrat
Usia : 3 tahun
Keterampilan :
Fisik kripton sempurna
semua elemen sihir tingkat pemula
mana drain
Mana sense
Mistyc eye of death perception
clairvoyance
denial of notingness
Heaven feel
second magic / kaleidoscope
Mana burst
Byakugan / tenseigan (pembuluh darah bersinar alih-aloh menonjol)
Saringan / mangekyo saringan / rinnegan
Yah baru itu keterampilam saat ini. Tentu saya ingin op, kenapa harus lemah ? bagaimana jika saya tiba-tiba dibunuh karena lemah?
Yah itu terlalu masalah karena jiwa di tubuh saya sekarang bukan lagi jiwa saya yang sebenarnya.
Yup itu jiwa tiruan, jiwa saya sebenarnya ada di dalam dimensi pribadi saya, sedangkan jiwa tiruan ini? Yah itu bukan klon jiwa. Ini seperti.... hmmm saya bingung tapi mungkin itu mirip cara kerja karakter game untuk menjelaskannya.
lihat kita pandang jiwa saya sebagai kirigaya kazuto dan jiwa tiruan itu adalah kirito.
Yah ini penjelasan sederhananya. Jadi bahkan tanpa skill keabadian saya tetap abadi karena jiwa saya ada di tempat teraman yang ada. Ini mirip koridor jiwa rimuru tapi lebih sempurna.
Ngomong-ngomong saya juga punya keterampilan umum seperti etiket, memasak, mengemudi, menulis, menyanyi dll. Tapi saya tidak menulisnya disini. Ini keterampilan dari akasha, cara kerjanya mirip skill riding servant. Ini sudah menjadi naluri, jadi jangan tanya.
Kesampingkan semua itu sekarang sudah waktunya untuk tutor kita datang. Orangtua saya masih diam tentang ini.
Tidak bisa dibiarkan. Saya tidak ingin repot dengan alasan jadi mari kita pergi seperi di kanon.
sama seperti di kanon saya membuat bola air secukupnya (ya seolah memasak itu secukupnya) saya mengarahkan ke dinding dan melepaskannya dan.
BOOM!
sejumlah besar air dilepaskan, menabrak tembok, sehingga membuat lubang besar di sana.
Sebuah lubang menganga di dinding adalah bukti jelas bahwa aku telah belajar menembakkan sihir.
Dan aku pun tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyembunyikannya. hanya bercanda, aku sengaja :P
"Apa yang terjadi!? Whoa ..... "
Yang pertama datang menghampiriku adalah si ayah, Paul.
Kemudian, dia menatap dinding dengan mulut ternganga.
"Tunggu....hei, apa ....... Rudi, kamu baik-baik saja ...?"
paul memang ayah yang cukup baik. jika bukan karena kejadian di vol.5 maka dia akan menjadi ayah terbaik.
Tidak peduli bagaimana orang melihatnya, pasti akulah orang yang telah melakukan ini semua.
Namun, dia malah mengkhawatirkan aku.
"Monster ...? Tapi di sekitar sini?" Bahkan sekarang pun, dia masih saja menggumamkan hal-hal seperti itu, sambil melihat sekeliling dengan hati-hati.
"Astaga..."
Dan Zenith mengikutinya masuk ke ruangan.
Dia lebih tenang dari sang ayah.
Setelah melihat dinding hancur dan genangan air di lantai,
"oh ... ?"
matanya menajam ketika dia melihat lembaran buku sihir yang sengaja kubiarkan terbuka.
setelah itu dia melihatku dengan ekspresi lembut.
rudeus tidak berbohong. benar-benar mengerikan.
tidak ada senyum dimatanya, tidak, matanya tersenyum. hanya saja senyum itu menyeramkan.
dan sebisa mungkin aku menatap Zenith dengan mata memelas.
"Rudi, apakah kau membaca keras-keras apa yang tertulis di buku ini?"
"maafkan aku" 'eh, kenapa aku melakukan hal yang sama? tapi .. lupakan.'
aku mengangguk dan meminta maaf.
"Tidak, tunggu, ini adalah level menengah ..."
"Kyaa! Kau dengar itu, sayang !? Bagaimanapun, anak kita adalah seorang jenius!!"
kata-kata paul tenggelam oleh jeritan Zenith.
dia meraih tangan paul dan menjerit dengan sukacita.
"Tidak, kau, erm, bahkan aku pun belum pernah mengajarinya kata-kata!"
"Ayo kita menyewa tutor privat sekarang!! Anak ini akan menjadi penyihir yang luar biasa di masa depan!!"
Paul masih kebingungan, sementara Zenith benar-benar senang.
Sepertinya Zenith kegirangan setelah melihat fakta bahwa aku bisa menggunakan sihir.
"Hei sayang, pergilah ke Roa besok, dan pasang pengumuman tentang lowongan pekerjaan!! Bakat ini harus terus dilatih!!"
Zenith masih saja histeris dengan dirinya sendiri. dia menganggap saya jenius. maaf saya tidak jenius Zenith aku hanya punya cheat.
setelah kejadian tersebut, rumah tangga kami memutuskan untuk menyewa seorang tutor.
"aku adalah Roxy. Mohon bantuannya."
yah, disinilah roxy sensei kita. sensei nomor satu di omniverse.
tapi melihatnya, dia tidak seperti yang ku bayangkan.
DIA BERKALI-KALI LEBIH MANIS DARI YANG KU BAYANGKAN!!!!
Dia mengenakan jubah penyihir coklat, memiliki rambut berwarna biru muda yang dikepang, dan tubuh yang sesuai dengan umurnya. pih, maksud saya tubuh yang tidak sesuai usianya.
Kulitnya putih bersih, sama sekali tidak ada noda kecoklatan akibat sengatan sinar matahari, dan dia menatap kami dengan mata-setengah-mengantuk. Dia memiliki bibir yang mungil, dan meskipun dia tidak berkacamata, dia kelihatan seperti seorang gadis yang suka menghabiskan waktu bekerja di perpustakaan.
Dia memegang tas pada satu tangan, tangan lainnya memegang tongkat yang biasa digunakan oleh penyihir pada umumnya.
"..."
"..."
orang tuaku melihat ke arahnya tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun.
'ku mohon jadilah istriku.' itulah yang ingin kukatakan jika aku tidak terjebak di tubuh kecil ini.
"ah-ah, apakah kau adalah..... si tutor itu?"
"ah, itu, sebenarnya....."
mengikuti kanon aku
"kau benar-benar kecil."
"aku tidak ingin mendengarnya darimu."
aku segera dibantah.
tapi dia kemudian melihat kearahku, orang tuaku juga melihatnya. ini membingungkan. 'kenapa kalian menatapku seperti itu?'
[tuan, kebahagiaanmu terpancar jelas dari ekspresimu]
'eh begitukah ? yah tidak bisa di tolong bukan? aku bertemu waifu faforitku disini.' ungtungnya senyumku bukan senyum cabul rudeus jika tidak mereka mungkin sudah lari. bagaimanapun tingkat keseraman senyum rudeus berbanding lurus dengan kebahagiaannya.
"gohon." aku mencoba batuk untuk apapun itu.
"Hah. Apapun itu, yang manakah murid yang akan kuajari?" dia bertanya keluar dari linglungnya.
"ah, anak inilah dia."
Zenith memperkenalkanku, yang berada dalam pelukannya.
aku hanya menatapnya.
"Haaa. Sudah kuduga ini akan terus terjadi, huh, selalu ada orang tua yang berpikir bahwa anaknya punya bakat, setelah melihatnya tumbuh sedikit saja ... "
"nona tutor anda mengatakan dengan lantang... "