Chereads / Hey! My Baby Sitter / Chapter 6 - Enam

Chapter 6 - Enam

Beberapa saat, setelah Kai menjadi tenang dan hendak kembali tidur, Vienna tidak kunjung memberikan jawabannya. Merasa jengah, akhirnya Luke beranjak dari duduknya, menghampiri Vienna yang masih menggendong Kai. Luke berdiri di dekat Vienna, lebih tepatnya di belakang tubuh Vienna yang bergerak ke kanan dan ke kiri dengan pelan, menenangkan Kai agar semakin terlelap dalam tidurnya.  

Kai terbangun dalam tidurnya, melihat Luke yang tiba-tiba mencium kening Kai. "Papa?"

"Kembali mengantuk?" Kai mengangguk pelan dan menggesekkan kepalanya untuk bersembunyi di leher Vienna. "Senyaman itu bersembunyi di leher Vienna?"

Lagi-lagi Kai mengangguk dengan pelan, walau dengan respons yang sedikit lambat. Mungkin, Kai sudah mulai mengantuk tetapi Luke masih mengajaknya berbicara.

"Bagaimana? Apa kamu tetap tidak ingin pergi ke Switzerland bersamaku dan Kai?" tanya Luke yang kali ini kepada Vienna.

Vienna membalikkan tubuhnya yang masih menggendong Kai dalam pelukannya. "Tolong... berikan saya waktu untuk berpikir."

"Apa yang kamu pikirkan? Ini juga merupakan pekerjaanmu,"

"Saya tahu itu, tetapi... ini berbeda, Tuan. Saya ikut ke Switzerlend karena Tuan akan bertemu dengan keluarga Anda, karena itu yang membuat saya khawatir."

Luke terdiam sejenak, ia menatap Vienna dengan tajam seolah mencari arti dari perkataan Vienna tadi. Luke sedikit membungkukkan tubuhnya, agar bisa saling bertatapan dengan Vienna.

"Apa karena aku pergi ke Switzerland tidak bersama istriku, tetapi bersama pengasuh anakku?"

Perkataan Luke benar-benar tepat. Kedua mata Vienna membelak terkejut karena Luke tahu apa yang ia maksud. "I..itu memang benar, Tuan. Saya hanya khawatir mengenai tanggapan keluarga Anda nantinya."

"Itu menjadi urusanku, kamu hanya perlu menjaga dan mengurus Kai dengan baik nanti di sana. Masalah keluargaku akan aku selesai," perkataan Luke yang terdengar datar, namun sebenarnya pria itu berusaha menenangkan Vienna yang khawatir.

Luke menegakkan tubuhnya, di ikuti arah pandang Vienna yang mendongak menatap Luke. "Aku akan mempersiapkan keberangkatan kita. Kamu bisa pulang sekarang, untuk masalah Kai yang ingin ke toko buku, aku akan menebusnya dengan membelikan kue di toko biasanya."

Luke menatap Owen yang berada di sana tidak jauh dari mereka. Hanya perlu menatapnya, seolah pembicaraan mereka hanya berasal dari tatapan saja.

"Kita turun sekarang," ajak Luke.

"Saya bisa turun bersama-"

"Tidak ada penolakan, Vienna. Ikut saja," ajak Luke yang terdengar memaksa dan pria itu dengan sopan memutus perkataan Vienna. Sangat sopan hingga membuat Vienna harus menghela napas karenanya.

Luke mengambil tas bekal yang tadi dibawa oleh Vienna dan Kai. Tidak lupa dengan boneka dinosaurus yang sempat dibawa Kai. Mereka akhirnya keluar dari ruang kerja Luke dan menuju lift milik Luke. Denting lift terdengar dengan pintu lift terbuka, mereka masuk ke dalam bersama dengan Owen. Hanya butuh beberapa detik saja,  denting lift terbuka.

Seluruh pegawai yang ada di lobi itu terkejut dengan kedatangan Luke bersama Vienna dan Kai yang sudah terlelap dengan nyaman di gendongan Vienna.

Vienna sempat terdiam di tempatnya, namun tangan kekar yang melingkar di pinggangnya menyadarkan dalam lamunannya. Luke hanya menatapnya sekilas dan mengajak Vienna untuk keluar dari lift. Dengan puluhan pasangan mata yang menatap kedekatan Luke dan Vienna, membuat adanya kehadiran rumor.

Melihat bagaimana Luke memeluk mesra Vienna dan Kai yang terlelap dalam gendongan Vienna, bukankah itu seperti sebuah keluarga yang harmonis dan begitu penuh kasih sayang?. Seperti itulah kabar simpang siur dalam kantor perusahaan Leander Corp.

Grey sudah berada di depan menunggu kedatangan Kai dan Vienna. Namun, pria yang sudah berumur 40 tahun lebih itu, terkejut dengan kedatangan Luke bersama mereka. Luke mengantar mereka hingga ke depan lobi.

"Tuan Luke," sapa Grey dengan sopan.

"Langsung antar mereka ke rumah," pinta Luke dengan tajam.

"Baik, Tuan," Grey hanya bisa menunduk dan menuruti perintah dari Luke.

Luke membukakan pintu untuk Vienna yang masih menggendong Kai. Dengan hati-hati Vienna masuk ke dalam mobil, ia juga memegang kepala Kai agar tidak terkena sisi pintu mobil saat ia masuk. Tetapi, Luke juga melakukan hal yang sama, melindungi kepala Vienna agar tidak terkena sisi pintu mobil yang cukup keras.

Setelah Vienna duduk di jok mobil dengan benar, Luke sempat memastikan jika Vienna dan Kai sudah berada di tempatnya. Setelah itu, Luke menutup pintu mobil dengan hati-hati agar tidak menimbulkan dentuman yang keras dan membuat Kai terbangun nantinya.

Luke memberikan tas bekal dan boneka milik Kai pada Grey. Pria itu menerima dan segera berpamitan untuk mengantar Vienna dan Kai kembali ke rumah.

Mobil sedan hitam milik Kai mulai bergerak, meninggalkan gedung perusahaan. Luke masih berdiri di  sana, memastikan mobil yang  di tumpangi mereka berdua, berjalan dengan aman. Setelahnya, Luke kembali masuk ke dalam gedung perusahaan.

Suasana yang sempat gaduh mendadak sunyi ketika Luke kembali melangkah masuk untuk segera menuju lift. Sudah biasa untuk Luke mendapatkan tatapan gugup atau perilaku orang-orang yang ketakutan kepadanya. Itu pantas dan seolah sudah menjadi kewajiban untuk mereka.

"Sore ini, apa ada jadwal mendesak?" tanya Luke setibanya di dalam lift.

Denting lift lebih dahulu terdengar sebelum Owen menjawab pertanyaan Luke. "Tidak ada, Tuan. Untuk kegiatan besok, Anda akan menghadiri acara makan siang bersama Mr. Miller di Hotel Leander."

"Baiklah. Rencanakan besok pagi untuk mengurus data paspor Vienna dan Kai. Aku ingin kamu mengatur jadwal keberangkatan ke Switzerland lusa ini. Gunakan pesawat pribadi. Pastikan tidak ada pramugari, hanya pilot dan co-pilot."

"Baik, Tuan," Owen mendengar penjelasan yang tegas itu, hanya bisa menjawabnya dengan tegas pula. Sudah menjadi kebiasaannya saat bersama Luke. Tetapi, hari ini sedikit berbeda ketika kedatangan Vienna dan Kai. Owen hanya bisa diam dan mengikuti alur yang di buat Luke.