Glek.. Athena menelan ludahnya, keadaan yang begitu canggung.
"Kau lapar? Aku lapar, ayo kita cari makan. " tanpa berkata-kata apa-apa lagi Juan menarik pinggang Athena dan berjalan keluar.
"Kap—" seorang rekan Athena menyapa namun Athena memberi kode untuk tidak menyapanya.
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam tidak ada yang berusaha memecahkan keheningan dan kecanggungan di antara mereka, sampai mobil berhenti di sebuah restoran.
Sampai makanan habispun Juan tetap tidak bersuara, seolah tidak terjadi apa-apa.
"Makanan disini enak, lain kali kita mampir kesini lagi ya. " ucapnya sambil menyeka mulut Athena menggunakan tisu. "My sweety baby girl. "
"Hentikan sikap ini, kau sudah mengetahui semuanya atau belum? " Athena menepis tangan Juan dan menatapnya dengan serius. Athena tidak menyukai hal-hal yang membuat dirinya merasa bersalah seperti ini.
Juan tersenyum, "ternyata kau memiliki pekerjaan yang keren. " yah, Juan sudah mengetahui semuanya dari Lucas. "Kenapa kau menyembunyikannya dariku? Kau tahu seberapa khawatirnya aku? " Juan menatapnya dengan mata yang mulai berair, pria itu lemah di hadapan Athena.
"Maafkan aku, " Athena berdiri dan memeluk Juan.
"Apa lagi yang kau sembunyikan dariku? "
****
Sudah tidak ada lagi rahasia yang di sembunyikan oleh Athena, semua kartunya sudah terbuka lebar di depan Juan.
"Sekarang katakan padaku, apa yang kau sembunyikan dari ku. " giliran Athena bertanya.
"Hm.. " Juan memikirkan apa rahasia yang ia miliki. "Sepertinya tidak ada, aku adalah pria terbuka. "
Yah, tidak ada yang patut di curigai dari Juan. Walau ia pria tanpa berekspresi tetap saja Athena tidak pernah mencurigainya.
"Baiklah, ayo pulang. " saat hendak berdiri Juan menahan lengannya.
"Siapa yang pulang? Kau atau aku? " tanya Juan datar, raut wajahnya sedang tidak bersahabat sekarang.
"Kita. "
Mendengar jawaban Athena membuat senyuman Juan terbit, senang mendengar jawaban itu.
"Ayo. "
Berhubung pekerjaannya telah selesai Athena bebas tugas dan kembali pada kehidupan nya menjadi Athena Diera Zilgasta.
"Bisa-bisanya kau kembali ke kediaman ini! " Monica sudah menyambutnya di depan pintu dengan tangan di atas pinggang, hiburan apa lagi yang akan ia adakan.
"Beraninya kau pergi begitu saja setelah keluar dari kejaksaan, sangat kurang ajar. " timpalnya.
"Apakah kau kurang kerjaan? Kenapa sibuk mengurusiku, " Athena berlalu mengacuhkan Monica yang sangat berisik.
"Kau! "
Athena menemukan sebuah dokumen di atas meja kerjanya, heran mengapa ada dokumen didalam kamarnya.
Tok..tok..
"Masuk. "
Ternyata Gordon cucu kedua sekaligus kakak sepupu Athena, menghampiri Athena dengan senyum ramahnya. Jelas itu senyuman yang menginginkan sesuatu.
"Kau sudah melihat proposal film ku? " dokumen itu sengaja di letak oleh Gordon agar Athena tertarik untuk berpatisipasi dalam proyek film nya.
"Sepertinya kau terlalu bebas keluar masuk kamarku. " Athena duduk santai di atas sofa sambil membaca proposal milik Gordon.
"Ah, aku meminta bibi untuk meletakkannya." ucap Gordon lalu bergabung duduk di atas sofa. "Bagaimana? Apakah menarik? "
"Aku dengar perusahaan perfilman mu tidak pernah berhasil, kau tahu aku tidak suka menghambur uang hanya untuk hal yang tidak pasti. " ujar Athena meletakkan dokumen proposal itu ke atas meja.
"Tapi kali ini aku yakin, sangat yakin film ini akan berhasil. Tidak bisa kah sekali ini saja kau mempercayai ku? "
"Kau memiliki ibu yang kaya raya,"
"Tidak ada harapan untuk hal itu, ayolah tolong aku. Aku yakin akan sukses besar, dana perusahaan ku sudah sangat menipis dan membutuhkan investor. " mohon Gordon.
"Tidak bisa kah kau belajar mengapa para investor tidak tertarik pada perusahaan mu? "
Gordon terdiam mendengar pertanyaan Athena, "sekali ini saja aku mohon. Aku memiliki banyak pegawai yang harus ku gaji."
Melihat kondisi kakak sepupunya sedikit membuat Athena merasa iba, di ambilnya kembali dokumen dari atas meja dan kembali membaca. Melihat reaksi Athena membuat senyum Gordon semakin merekah.
"Besok datang ke perusahaanku dan siapkan kontraknya, jika film ini tidak berhasil kau harus mengembalikan uangku. "
"Benarkah? Terimakasih. " pekik pria berusia 30 tahunan itu.
Dibanding Felix kakak tertua, Gordon merupakan anak terbuang yang tidak pernah di perhatikan, wajar ia lebih miskin dari kelihatannya.
"Dan satu lagi, jika kau ingin menyukseskan film ini kau harus mengurangi kebiasaan bermain. " saran Athena, Gordon termasuk jajaran pembuat onar dengan citra buruknya. Bermain wanita, peminum berat bahkan selalu melanggar peraturan lalu lintas seperti mengemudi saat mabuk, menerobos lampu merah bahkan pernah menyebabkan kecelakaan yang memakan beberapa korban jiwa. Siapa yang mau mempercayakan uang mereka padanya, hanya orang gila.
"Dan orang gila itu termasuk kau, Athena! " mendengar bahwa adiknya itu akan berinvestasi pada proyek film Gordon membuat Sean murka. "Aku tahu uangmu sangat banyak tapi bukan seperti ini—"
"Sshuut..diam lah aku sedang bekerja. "
"Arrghh.. " saat ini mereka tengah dalam perjalan menuju kantor.
Ciiitttt..tiba-tiba saja Sean menginjak rem. "Ada apa? " kaget Athena.
"Tunggu sebentar. " Sean bergegas keluar dari mobil hendak menolong seseorang yang nyaris tertabrak.
"Kau tidak apa—kau? " ternyata wanita tunarungu yang pernah ia tolong tempo hari.
Sean membantunya berdiri namun kakinya wanita itu sedikit terluka akibat terjatuh. Tanpa berkata apa-apa Sean menuntunnya untuk masuk ke dalam mobil.
"Hei, siapa? " Athena heran sangat jarang Sean membantu seorang wanita seperti ini.
"Wanita ini tunarungu, aku akan membawanya ke rumah sakit. " ucap Sean.
Athena mengernyit bingung melihat sikap Sean yang langka seperti ini. Wanita itu tersenyum begitu melihat Athena lalu mengeluarkan buku catatannya dan menulis sesuatu.
'Maafkan aku yang sangat merepotkan, padahal aku tidak apa-apa. '
Begitu membaca tulisan itu Athena melihat keadaan lututnya yang sudah mengeluarkan banyak darah, apanya yang tidak apa-apa.
"Berhenti sebentar. " pinta Athena.
"Untuk apa? Kita harus ke rumah sakit—"
"Ayolah, kau tertembak saja tidak butuh rumah sakit. " kesal Athena. Mau tidak mau Sean berhenti di pinggir jalan dan Athena mulai mengambil p3k yang selalu ada di dalam mobilnya.
"Permisi, " Athena menarik kaki wanita tunarungu itu ke atas pangkuannya dan mulai membersihkan luka yang cukup lebar.
Wanita itu terlihat kesakitan namun ia sembunyikan dalam senyuman manisnya, wajah cantik dan polos.
"Kau sangat pandai memilih seorang wanita, Sean. " gumam Athena.