Selesai, lutut yang terluka itu sudah diobati dan di balut dengan rapi. Athena menggerakkan jarinya, berkomunikasi dengan bahasa isyarat.
Wanita itu tersenyum bahagia begitu tahu Athena pandai bahasa isyarat.
"Sejak kapan kau bisa bahasa isyarat? " sebelumnya Sean tidak pernah melihat Athena berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
"Sudah sangat lama. " jawab Athena. "Namanya Selina, dia minta maaf karena udah ngerepotin. " ucap Athena menyampaikan ucapan Selina. "Sepertinya seumuran denganmu kak Seth. "
Selina di turunkan di depan sebuah toko kue miliknya, dan berkali-kali berterimakasih dan meminta maaf. Ia juga meminta untuk mampir dan mencoba kue buatannya namun Athena harus segera menghadiri rapat pagi ini, sangat di sayangkan hanya melihat kue-kue yang sepertinya sangat enak itu.
"Selina sangat manis bukan, kau yakin tidak menyukainya? " Athena sangat yakin Sean menyukai Selina, melihat sikap Sean yang berbeda dan cara pria itu menatap Selina.
"Diamlah. "
Rapat pagi ini membahas tentang rencana kerjasama dengan salah satu perusahaan pengembang pembangkit batubara. Yang rumornya perusahaan itu sangat sulit untuk di ajak kerjasama, inilah salah satu mengapa Athena tertarik untuk bekerjasama karena banyak potensi yang akan ia dapatkan dari rencana kerjasama ini.
"Jika kau ingin bekerjasama dengan perusahaan Helix kau harus bergabung dalam keluarga nya, " mendengar saran Juan semakin membuat Athena bingung.
"Yang membuat perusahaan itu susah untuk di dekati karena putri semata wayangnya. " lanjut Juan.
"Maksudmu? "
"Putrinya pernah menikah dan cerai, hal yang membuat mereka tersinggung dan memilih untuk lebih tertutup. " Athena mengerti sekarang. "Selina yang malang, ah ya putri semata wayangnya merupakan kenalanku, kau ingin bertemu? "
Athena mengangguk dengan cepat, "sangat boleh. "
Juan tersenyum, senang bisa di andalkan seperti ini.
Besoknya di jam makan siang Juan mengajaknya ke suatu tempat dan berhenti di sebuah toko kue, toko kue yang pernah Athena singgahi.
Begitu mereka masuk seorang wanita melambaikan tangan dan menghampirinya.
"Selina? "
"Kau mengenalnya? "
Tak hanya Athena yang terkejut sama halnya dengan Selina yang tidak menyangka tamunya kali ini adalah orang yang pernah membantunya. Selina tersenyum manis menyambut kedatangan Athena dan Juan.
Berbagai macam kue di hidangkan di atas meja, tanpa di suruh Athena sudah mulai menyicipi makanan yang menarik itu.
Obrolan mereka terkesan tenang karena berkomunikasi melalui bahasa isyarat, sesekali Athena tertawa dengan beberapa candaan Selina.
"Aku tidak menyangka kau bisa bahasa isyarat." mereka sudah di perjalanan pulang tak lupa dengan beberapa kue yang di bungkus oleh Selina untuk dibawa pulang.
"Aku juga tidak menyangka kau memiliki teman secantik itu. "
"Selina merupakan teman kuliahku, dan yang cantik itu hanya Athena seorang. " ah, sejak kapan Athena tersipu hanya karena perkataan Juan yang memujinya.
"Hentikan. " Juan tertawa melihat wajah merona Athena yang sangat lucu.
"My baby girl so cute. " dengan gemas Juan menarik pipi Athena yang langsung mendapatkan cubitan di lengannya.
Makan malam kali ini adalah fettuccine, pasta buatan Sean yang tiada tandingannya.
"Athena.. " panggil Sean di sela kegiatan makan malam. "Bisakah kau mengajariku bahasa isyarat. "
Athena mengangkat kepalanya menatap Sean tak percaya.
****
Seminggu berakhir dengan begitu cepat, Athena berjalan memasuki kamar Sean dan mendapati pria itu tengah duduk sambil memainkan gitarnya.
"Aku membawakanmu kue. " melihat kedatangan Athena membuat Sean menghentikan kegiatannya.
"Kenapa akhir-akhir ini kau selalu membeli kan ku kue seperti ini, sangat mencurigakan. "
Athena terkekeh pelan dan mengambil alih gitar milik kakaknya, memainkan sebuah lagu dan sedikit bersenandung kecil.